nusabali

Pekak 73 Tahun Ikut Kejar Paket C karena Termotivasi Menteri Susi

  • www.nusabali.com-pekak-73-tahun-ikut-kejar-paket-c-karena-termotivasi-menteri-susi

Meski belum punya ijazah SMA, Made Sumandia sempat diterima kuliah Program D1 Perbankan di Universitas Tabanan (Untab), hingga tamat tahun 1987

Sisi Lain Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Kelompok Belajar Paket C di SMKN 3 Tabanan


TABANAN, NusaBali
Usia bukan halangan untuk terus belajar. Hal ini dibuktikan oleh I Made Sumandia, 73, pekak (kakek) asal Banjar Buruan Kelod, Desa Buruan, Kecamatan Penebal, Tabanan. Kendati usianya sudah menginjak 73 tahun, Made Sumandia tidak ragu ikut simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Kelompok Belajar (Kejar) Paket C di SMKN 3 Tabanan, Senin (11/3). Terungkap, dia semangat ikut Kejar Paket C karena termotivasi oleh Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti.

Pekak Made Sumandia ikut simulasi UNBK Kejar Paket C di SMKN 3 Ta-banan yang berlokasi di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Senin kemarin, bersama 44 orang lainnya. Simulasi kemarin sebagai persiapan untuk UNBK, 13-16 April 2019 mendatang. Senin kemarin merupakan simulasi UNBK hari kedua sekaligus gladi bersih.

Pantauan NusaBali, Pekak Sumandia yang selama ini ikut bimbingan belajar Paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dharma Santi, tampak dibantu petugas dalam mengoperasikan komputer. Sejatinya, Pekak Sumandia telah paham sistem dan pengoperasian komputer. Namun, karena usianya yang terbilang sepuh, dia sering lupa bagaimnana mengoperasikan komputer. Bahkan, dia sempat grogi. "Saya sebetulnya bisa mengoperasikan komputer,” tutur Pekak Sumandia kepada NusaBali.

Pekak Sumandia mengaku ikut Kejar Paket C untuk melengkapi ijazah SMA. Selain itu, pekak kelahiran 22 Februari 1946 ini juga ingin menambah pengalaman, karena belajar itu sesungguhnya berlaku sepanjang hayat. Yang terpenting lagi, dia ingin memotivasi anak muda yang belum memiliki ijazah SMA agar mereka ikut di Pusat Belajar Masyarakat Paket C, karena ijazah Paket C sama dengan SMA dan bisa digunakan untuk bekerja dan melanjutkan sekolah. "Jadi, tidak usah malu. Saya yang paling tua di sini masih semangat," katanya berapi-api.

Menurut Pekak Sumandia, selama simulasi, dirinya belajar dengan baik supaya bisa menjawab soal saat UNBK nanti. Dia mengakui, selama mengikuti pelajaran di PKBM Dharma Santi dua kali sepekan (setiap Sabtu dan Minggu), dirinya mengalami kesulitan. Kendala itu terutama dalam mencerna dan memahami pelajaran umum yang selalu terlambat, karena otaknya sudah tidak kuat lagi.

"Sekarang sama dulu beda. Saya keseringan terlambat memahami saat belajar. Namun, saya tidak pernah patah semangat belajar," ujar ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Wayan Sulasih, 72, ini.

Pekak Sumandia mengaku semakin semangat belajar di PKBM Dharma Santi, termotivasi oleh Susi Pudjiastuti, yang dulunya juga ikut ujian Paket C. "Saya termotivasi Ibu Menteri Susi. Seorang menteri saja tidak malu ikut Paket C. Nah, anak muda yang belum lengkap pendidikanya, mari belajar karena ilmu itu luasnya sejagat raya," tandas pekak yang telah dikaruniai 5 cucu ini.

Selain termotivasi Menteri Susi, Pekak Sumandia juga semangat mengikuti Kejar Paket C karena mendapat dukungan penuh dari sang istri, Wayan Suliasih, dan ketiga anaknya: Ni Wayan Sudi Astiti, Ni Made Yusadi, dan I Nyoman Yusa Astawa. "Istri dan anak semua mendukung, sehingga saya tambah semangat," imbuh Pekak Sumandia sembari mengaku paling suka pelajaran Geografi.

Pekak Sumandia mengaku ikut Kejar Paket C, karena belum mempunyai ijazah SMA pasca lulus di SR Buruan (tahun 1959) dan di SMP Penebel (1964). Meski belum punya ijazah SMA, Pekak Sumandia diterima kuliah D1 Perbankan di Universitas Tabanan (Untab) hingga tamat tahun 1987. "Saya masuk dengan ijazah SMP, ternyata diterima di Untab dan kuliah sampai tamat. Karena belum punya ijazah SMA, makanya saya ikut Kejar Paket C," kenangnya.

Saat ini, Pekak Sumandia kesehariannya menjabat sebagai Ketua Koperasi Drupadi di Banjar Buruan Kelod, Desa Buruan, Kecamatan Penebel. Jauh sebelumnya ketika masih muda, Pekak Sumandia sempat menjadi menjadi Ketua KUD di Desa Jegu, Tabanan tahun 1973. Pada 1980, dia sempat menjadi Staf Pangan di KUD Bali.

Sementara itu, Ketua PKBM Dharma Santi, Desak Ketut Suci, mengatakan Pekak Sumandia ikut bergabung Kejar Paket C sejak tahun 2016. Sejak awal, Pekak Sumandia memiliki semangat belajar yang tinggi dan tergolong aktif di kelas, meskipun kadang-kadang dalam bertanya maupun menjawab tidak nyambung karena faktor usia. "Pak Made Sumandia tidak pernah absen, kelas menjadi ramai kalau ada beliau," jelas Desak Ketut Suci, Senin kemarin.

Menurut Desak Suci, selama ikut simulasi UNBK Kejar Paket C, Pekak Sumandia bisa mengoperasikan komputer, tapi selalu dibimbing oleh petugas karena yang bersangkitan sering lupa. "Saat operasikan komputer, saya lihat beliau sedikit tegang. Tapi, Pak Made Sumandia sudah bisa dan siap ikut UNBK bulan April nanti," papar Desak Suci.

Desak Suci berharap dengan ikutnya Pekak Sumandia yang berusai sepuh, bisa menjadi motivasi bagi siswa PKBM Dharma Santi lainnya. Saat ini, ada 45 siswa Paket C (setingkat SMA) dan 20 siswa Paket B (setingkat SMP) yang belajar di PKBM Dharma Santi. Mereka sebagian besar masih berusia muda. "Mudah-mudahan dengan adanya Pak Made Sumandia, para siswa kami menjadi lebih semangat," harap Desak Suci. *de

Komentar