Sempat Sepi, Permohonan KIA Diprediksi Meningkat Bulan April
Sejak diluncurkan pada 2017, pemohon Kartu Identitas Anak (KIA) belum begitu melonjak.
TABANAN, NusaBali
Hal tersebut dikarenakan masyarakat masih menganggap belum perlu. Namun setelah beredar informasi KIA dijadikan sebagai syarat dalam pendaftaran siswa baru jenjang SD, permohonan KIA diprediksi melonjak pada April mendatang.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tabanan I Gusti Agung Rai Dwipayana, menjelaskan sejak dua pekan terakhir permohonan KIA di Dikdukcapil Tabanan mulai meningkat. Sehari rata-rata mencapai 50-60 orang. “Baru mulai menggeliat sejak kami luncurkan tahun 2017 ini, karena ada informasi KIA sebagai salah satu syarat mendaftar sekolah,” ungkapnya, Minggu (10/3).
Dikatakan permohonan KIA tersebut akan semakin melonjak di April 2019, saat proses penerimaan siswa baru. Mengatasi hal tersebut Disdukcapil Tabanan sudah siap melakukan pelayanan. Saat ini tersedia dua mesin cetak khusus untuk KIA, blanko, maupun SDM. “Sekarang tinggal data harus valid, apakah nantinya dilakukan per kecamatan atau jemput bola,” tuturnya.
Meskipun demikian, Dwipayana menyebutkan surat resmi dari Kemendagri terkait instruksi KIA digunakan sebagai syarat penerimaan siswa baru, belum turun. Namun dirinya meyakini peraturan itu ada, karena setiap Disdukcapil di kabupaten/kota di Bali telah menyiapkan pelayanan KIA.
Menurut Rai Dwipayana, KIA tercantum dalam Permendagri Nomor 2 Tahun 2016, dimana setiap anak dari mulai lahir hingga berusia 18 tahun wajib memiliki kartu identitas khusus untuk anak tersebut, sebelum kemudian beralih menjadi kartu tanda penduduk (KTP) setelah dewasa. Dengan begitu, pendataan terhadap jumlah anak di masing-masing daerah semakin mudah.
Berdasar Permendagri Nomor 2 Tahun 2016 ada dua jenis KIA, yakni KIA untuk anak yang berusia 0 – 5 tahun dan KIA untuk anak berusia 5 – 17 tahun. “Saat ini kami juga tengah menjajaki agar KIA ini bisa ada manfaatnya, seperti kerjasama dengan perbankan, dimana KIA bisa digunakan untuk menabung tanpa KTP elektronik tapi bisa mandiri tidak melibatkan orangtuanya,” tandasnya. *de
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tabanan I Gusti Agung Rai Dwipayana, menjelaskan sejak dua pekan terakhir permohonan KIA di Dikdukcapil Tabanan mulai meningkat. Sehari rata-rata mencapai 50-60 orang. “Baru mulai menggeliat sejak kami luncurkan tahun 2017 ini, karena ada informasi KIA sebagai salah satu syarat mendaftar sekolah,” ungkapnya, Minggu (10/3).
Dikatakan permohonan KIA tersebut akan semakin melonjak di April 2019, saat proses penerimaan siswa baru. Mengatasi hal tersebut Disdukcapil Tabanan sudah siap melakukan pelayanan. Saat ini tersedia dua mesin cetak khusus untuk KIA, blanko, maupun SDM. “Sekarang tinggal data harus valid, apakah nantinya dilakukan per kecamatan atau jemput bola,” tuturnya.
Meskipun demikian, Dwipayana menyebutkan surat resmi dari Kemendagri terkait instruksi KIA digunakan sebagai syarat penerimaan siswa baru, belum turun. Namun dirinya meyakini peraturan itu ada, karena setiap Disdukcapil di kabupaten/kota di Bali telah menyiapkan pelayanan KIA.
Menurut Rai Dwipayana, KIA tercantum dalam Permendagri Nomor 2 Tahun 2016, dimana setiap anak dari mulai lahir hingga berusia 18 tahun wajib memiliki kartu identitas khusus untuk anak tersebut, sebelum kemudian beralih menjadi kartu tanda penduduk (KTP) setelah dewasa. Dengan begitu, pendataan terhadap jumlah anak di masing-masing daerah semakin mudah.
Berdasar Permendagri Nomor 2 Tahun 2016 ada dua jenis KIA, yakni KIA untuk anak yang berusia 0 – 5 tahun dan KIA untuk anak berusia 5 – 17 tahun. “Saat ini kami juga tengah menjajaki agar KIA ini bisa ada manfaatnya, seperti kerjasama dengan perbankan, dimana KIA bisa digunakan untuk menabung tanpa KTP elektronik tapi bisa mandiri tidak melibatkan orangtuanya,” tandasnya. *de
Komentar