nusabali

Akses Jalan Sudaji-Sawan Sudah Normal

  • www.nusabali.com-akses-jalan-sudaji-sawan-sudah-normal

Curah hujan tinggi selama dua hari diduga membuat senderan tak mampu menahan deras air. Alhasil akses desa sempat terputus tiga hari.

Sempat Tertutup Material Senderan Longsor


SINGARAJA, NusaBali
Setelah tiga hari akses jalan dua desa bertetangga yakni Desa Sudaji dan Desa Sawan di Kecamatan Sawan, terputus akibat tertutup material senderan yang ambruk, kini sudah bisa dilewati.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, mengerahkan satu unit alat berat membersihkan tumpukan material yang menutup ruas jalan kabupaten tersebut. Alat berat dikerahkan sejak Sabtu (9/3) pagi dan baru berhasil membersihkan seluruh tumpukan material, Minggu (10/3) sore.

“Tadi (Minggu sore,red) sudah akses sudah bisa dibuka, jalan sudah bisa dilewati. Kami kerahkan alat berat membersihkan material yang menutup ruas jalan itu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana saat dikonfirmasi, Minggu sore.

Dikatakan, material yang menutup ruas jalan penghubung kedua desa, Desa Sudaji dan Sawan itu dibuang ke tegalan milik dari pemilik senderan yang ambles, dengan diangkut dump truk. Karena di lokasi tidak memungkinkan membuang material. “Materialnya kami angkut ke luar dibawa ke tegalan dari pemilik senderan, karena kalau dilokasi tidak ada tempat membuangnya. Jadi kita gunakan dump truk mengangkutnya,” ujar Suadnyana.

Masih kata Suadnyana, pihaknya juga menyarankan pemilik senderan yang ambles, mengurangi tanah atau secepatnya membuat senderan, agar tanah tidak lagi hanyut terbawa air hujan. Apalagi alat berat masih standby di lokasi. “Kami sarankan, mumpung masih ada alat berat, bisa disewa untuk mengurani tanah yang masih ada, karena rawan kalau ada hujan tanah itu bisa hayut lagi dan menutup jalan,” imbuhnya.

Senderan setinggi 7 meter dengan lebar sekitar 30 meter, ambles pada saat Nyepi Kamis (7/3) pagi. Lokasinya berada di perbatasan Dusun Kubukili dengan Dusun Desa, Desa Sudaji. Ruas jalan itu merupakan ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Sudaji dengan Desa Sawan.

Senderan yang ambruk milik keluarga Made Pepek, 87. Senderan yang dibangun sekitar tiga tahun lalu itu ambruk pada Kamis pagi sekitar pukul 06.30 wita. Beruntung tidak ada korban jiwa, karena saat kejadian bertepatan dengan puncak perayaan Nyepi (Sipeng,red), sehingga tidak ada pejalan kaki maupun kendaraan yang melintas.

Diduga kuat ambruknya senderan itu akibat tidak kuat menahan air hujan yang terun selama dua hari, sejak Rabu (6/5) hingga Kamis (7/3). Ambruknya senderan tersebut mengakibatkan bangunan rumah kayu yang baru direnovasi milik keluarga Made Pepek ikut tergerus hingga jatuh menutup ruas jalan.

Diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Upaya pembersihan pada Jumat (8/3) tidak membuahkan hasil karena tumpukan material terlalu banyak. Disamping itu lokasinya juga tidak memungkinkan membuang material karena disisi ruas jalan adalah sungai. *k19

Komentar