nusabali

Volume Sampah di Buleleng Naik 20 Persen

  • www.nusabali.com-volume-sampah-di-buleleng-naik-20-persen

Usai Perayaan Nyepi Tahun Caka 1941

SINGARAJA, NusaBali

Volume sampah setelah perayaan Nyepi tahun Saka 1941, diperkirakan naik 20 persen dari hari biasanya. Data menyebut, volume sampah pada hari biasa rata-rata mencapai 400-450 meter kubik. Volume sampah itu berasal dari sampah rumah tangga dan sampah sisa perdagangan di beberapa pasar di Kota Singaraja. Seluruh sampah itu diangkut dengan belasan kendaraan pengangkut sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Bengkala, Kecamatan kubutambhan. Nah, dengan perayaan Nyepi, volume sampah diperkirakan naik 20 persen.

Kenaikan itu akibat sampah rumah tangga dan sampah dari sejumlah pasar yang tidak bisa diangkut selama Nyepi. Di samping itu, kenaikan juga dipicu sisa upacara Pacaruan dan malam Pangerupukan, serangkaian Nyepi, pada Rabu (6/3).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, Jumat (8/3) mengaku sudah mengantisipasi kenaikan volume sampah serangkaian Nyepi tahun Saka 1941. Dikatakan, untuk mengurangi kenaikan volume sampah, pihaknya sudah mensiagakan sebanyak 150 petugas kebersihan saat malam Pangerupukan. Untuk menunjang pengangkutan sampah, ada 13 unit truk pengangkut sampah yang diterjunkan.

Selain itu, delapan regu Unit Sapu Bersih (USB) dan tiga armada pengangkutan sampah dengan kendaraan roda tiga juga dikerahkan. “Pengalaman nyepi tahun lalu, setelah Nyepi volume sampah kita naik sekitar 20 persen. Kondisi ini sudah kami tangani mulai Rabu (6/3) lalu sekitar pukul 14.00 wita sampai malam pengrupukan, sehingga ini bisa mengurangi penumpukan sampah, apalagi saat Sipeng operasional kita tutup,” katanya.

Menurut mantan Camat Gerokgak ini, di hari Ngembak Geni Jumat (8/3) kemarin, semua armada pengangkutan sampah, petugas penyapuan, dan regu USB dikerahkan. Ini dilakukan karena sampah yang tidak terangkut sebelum Nyepi dipastikan akan menumpuk di TPS dan lokasi transfer dipo. Namun demikian, sisa sampah bekas upacara pacaruan atau malam pangrupukan di Kota Singaraja dan desa sudah ditangani setelah upacara. “Kami kerahkan semua armada dan penyapuan yang ada, sehingga kalau ada yang tidak terangkut saat Nyepi, sudah bisa kita bersihkan, sehingga tumpukan sampah pasca Nyepi tidak menganggu kebersihan lingkungan,” jelasnya. *k19

Komentar