nusabali

Ditunggu, Kedatangan 21.000 Wisman Per Hari

  • www.nusabali.com-ditunggu-kedatangan-21000-wisman-per-hari

Diharapkan setiap hari ada 21.000 turis yang masuk Bali. Faktanya, baru kisaran angka 15.000 per hari.

Demi Merealisasikan Target 8 Juta Wisman


DENPASAR, NusaBali
Bali harus mampu mendatangkan 21 ribu orang wisman per hari. Hal tersebut demi memenuhi target 8 juta wisman tahun 2019, sebagaimana ditetapkan Pusat/Kementerian Pariwisata. Sementara dari hitungan dalam dua bulan terakhir, kunjungan wisman per hari, di kisaran 15 ribu orang. Dengan demikian Bali, masih minus 6 ribu wisman per hari.

Wakil Ketua BPD PHRI Bali I Gusti Agung Rai Suryawijaya, menyatakan Bali harus kerja keras untuk bisa mencapai target tersebut. “Dengan rata-rata 15 ribu orang perhari, kita masih kecolongan cukup banyak, sekitar 6 ribu orang wisman,” ujar Rai Suryawijaya,Jumat (8/3). Kekurangan tersebut tak bisa dikejar, dan ditutupi otomatis akan terakumulasi pada akhir perhitungan target di akhir tahun nanti.

Adapun target kunjungan wisman  yang diharap adalah wisatawan Eropa 2 juta orang, wisman Tiongkok 2 juta, Australia 1,5 juta, India 800 ribu,  total mencapai 6,3 juta wisman. Kekurangan 1,7 juta  diharap bisa ditutup dari akumulasi wisman Asia, AS, Timur Tengah, dan negara-negara lainnya. “Karena Bali merupakan negara yang wajib dikunjungi, mestinya target ini bisa dicapai,” ujar Rai Suryawijaya, yang juga konsul kehormatan Hungaria.

Apalagi, lanjut Rai Suryawijaya, dengan kenyataan orang tidak akan berhenti untuk berwisata. “Ya harus kerja keras di segala lini untuk menggapai itu,” ucap tokoh pariwisata asal Dalung, Kuta Utara Badung.

Terpisah tokoh pariwisata Bali lainnya, menyatakan kalkulasi kunjungan wisatawan ke Bali tak sebatas masalah angka, namun  harus  mempertimbangkan carrying capacity atau daya dukung Bali.”Hal itu karena Bali memiliki keterbatasan,” ujar Bagus Sudibya,salah seorang tokoh pariwisata, yang juga penasehat Asita Bali.

Ibarat menggelar hajatan pernikahan, dengan tempat atau rumah yang relatif sempit. “Kalau hanya daya tampung 200 orang, tak mungkinlah kita mengundang teman sampai 2.000 orang,” ujarnya mengandaikan. Karena jika dipaksakan, jelas menimbulkan ketidaknyamanan.

Meski demikian,sementara Bali masih berbenah memperbaiki infrastruktur, pihaknya memahami kebijakan antara mass tourism capacity dan quality tourism capacity dilakukan secara paralel.Pada saat nanti jika sudah mampu, kata Bagus Sudibya lebih baik memilih quality tourism. “Satu orang wisatawan dari negeri A dangan masa tinggal 1 hari, tentu tidak sama dengan 1 orang wisatawan dari negeri dengan masa tinggal 4 malam,” ujarnya mengilustrasi.

Karena itulah, kata Bagus Sudibya, idealnya adalah wisatawan yang berkualitas yang sesuai dengan daya dukung Bali. “Kuantitas yang berlebih, namun tidak membuat nyaman penghuninya, juga tidak baik,” sorotnya. *k17

Komentar