nusabali

Karya Tawur di Besakih Diguyur Hujan

  • www.nusabali.com-karya-tawur-di-besakih-diguyur-hujan

Hujan mengguyur selama prosesi Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh di Bencingah Agung Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, pada Tilem Kasanga, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3).

AMLAPURA, NusaBali

Tawur Agung Tabuh Gentuh dipuput 16 sulinggih, terbagi lima arah mata angin dan satu di bale pedanan. Tawur Agung Tabuh Gentuh untuk meruwat Bhuta Kala.

Para pamangku mengawali melakukan pabersihan keliling mandala upacara disertai puja sulinggih. Saat prosesi berlangsung disertai pementasan wayang kulit, topeng Sidakarya, tari Baris Gede, Rejang Dewa. dan Rejang Renteng. Puncak persembahan pacaruan agung ditandai pamedek ngayab banten caru. Nyarub banten caru dikoordinasikan Ida Pedanda Istri Karang selaku wiku tapini Karya Tawur Agung. Seluruh isi banten caru agung dikumpulkan terutama nasi sembilan warna. Kemudian diaduk di Yama Raja.

Nasi tawur itu juga diperciki darah kurban kucit butuan (anak babi hitam belum dikebiri) dan siap selem (ayam hitam), yang disembelih di atas nasi tawur. Proses itu menjadikan unsur bhuta menjadi Bhuta Hitha. Proses mengaduk nasi tawur dikoordinasikan I Gusti Mangku Jana, Pamangku di Pura Penataran Agung Besakih. Nasi tawur yang diaduk kemudian dijadikan lima bagian sebagai lambang Panca Maha Bhuta dan Panca Tan Matra sebagai simbol pembentuk alam. Selanjutnya diaduk kembali menjadi satu, terus menjadi tiga bagian dan terakhir jadi dua.

Suruh nasi tawur dimasukkan ke dalam cobek yang telah dirajah bergambar senjata Dewata Nawasanga, cobek (tempayan) ditempatkan di panggungan. Nasi tawur kembali diupacarai melalui puja sang sulinggih, saat itulah unsur Bhuta yang telah somia menjadi Dewa Hitha. Prosesi berikutnya persembahyangan 13 kali, berlanjut pamedek mohon nasi tawur dibawa pulang untuk kesuburan semesta.

Karya Tawur Agung disertai persembahan banten catur dan caru di lima penjuru mata angin dan di pedanan. Banten catur distanakan di sanggar tawang yakni  catur sisi kauh (barat) atau dalam bahasa sansekerta disebut pacima dengan kurban kebo (kerbau) yos brana linggih Ida Bhatara Mahadewa. Kaja (utara) dengan kurban kebo cemeng linggih Ida Bhatara Wisnu. Kangin (timur) purwa dengan kurban kebo anggrek wulan linggih Ida Bhatara Iswara. Kelod (selatan) daksina dengan kurban kebo bang linggih Ida Bhatara Brahma dan tengah dengan kurban kebo yos brana linggih Ida Bhatara Siwa.

Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh digelar sehubungan Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh pada Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20/3). Karya Tawur Agung dihadiri Gubernur Bali I Wayan Koster, mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Dewa Made Beratha, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana, dan pejabat lainnya. *k16

Komentar