nusabali

Bupati Mahayastra Nilai Sudah Final

  • www.nusabali.com-bupati-mahayastra-nilai-sudah-final

Desa Pakraman Gianyar puniki kesarengin 2.000 KK, napi tan preside ngaryanin yening sampun masikin.

Soal Dualisme Tawur Agung Kasanga di Kota Gianyar


GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar tetap akan memakai sarwa sadhaka (sulinggih dari berbagai soroh) untuk muput (memimpin)  upacara Tawur Agung Kasanga Nyepi Tahun Saka 1942, tahun 2020 nanti. Lokasi tawur juga tetap di Catus Pata Taman Kota Gianyar, di ujung timur Jalan Bypass Darma Giriu Gianyar.

Hal itu ditegaskan Bupati Mahayastra saat dihubungi, Jumat (8/3), terkait penyikapan ada dua Tawur Agung Kasanga di wilayah Desa Pakraman Gianyar, Rabu (6/3) pagi. Mahayastra mengaku tak perlu lagi menggelar pertemuan dengan pihak Desa Pakraman Gianyar untuk mambahas dualisme Tawur Agung Kasanga itu. Alasannya, Tawur Kasanga yang dilaksanakan Desa Pakraman Gianyar di Catus Pata Gianyar, terpisah dengan Tawur Kasanga yang dilaksanakan Pemkab Gianyar di Taman Kota Gianyar, ujung timur Jalan Bypass Dharma Giri. Dan, hal itu sudah selesai.

Ia juga mengaku, tak akan memanggil Dewa Made Swardana, baik selaku pejabat di Pemkab Gianyar maupun Bendesa Pakraman Gianyar. ‘’Pemkab Gianyar melalui sekda sudah sering koordinasi menjelaang tawur. Karena Pak Dewa ini bilang, sesuai  awig-awig desa, tawur adalah gawe desa pakraman, maka saya yang nyerah,’’ jelasnya. Nyerah dimaksud, Pemkab Gianyar harus membuat tawur terlepas dari tawur Desa Pakraman Gianyar.  

Ia menganggap dualisme tawur sudah selesai. Tahun depan, pihaknya akan mengizinkan Desa Pakraman Gianyar sebagai panitia tawur asal mau memakai pemuput sarwa sadhaka. Jika tidak, tahun depan tawur akan dilaksanakan di Catus Pata Taman Kota Gianyar. ‘’Saya tak akan masuk ranah desa pakraman, apakah mau pakai tri sadhaka atau pamangku. Karena dalam kaca mata pemerintah semua sulinggih sama,’’ ujar bupati yang Ketua DPC PDIP Gianyar ini.

Jelas Mahayastra, karena tawur di Catus Pata timur itu diklaim oleh desa pakraman, maka Pemkab tak akan mengadakan tawur di tempat itu lagi. Ia mengaku dari dulu berpikir bahwa desa pakraman sebagai seksi upacara tawur agung tersebut, dan Pemkan selaku pelaksana tawur. Namun pihak desa pakraman menyatakan Pemkab berstatus pemberikan bantuan untuk pelaksanaan tawur. ‘’Makanya wajar Pemkab melaksanakan tawur, dan terserah menggunakan Tri Sadhaka atau Sarwa Sadhaka, tak boleh pihak lain intervenasi,’’ ujarnya. Dengan dilaksanakannya Tawur Agung Kasanga oleh Pemkab, jelas dia, lokasi tawur di ujung timur Jalan Bypass Dharma Giri itu akan dipopulerkan dengan nama Catus Pata Kota Gianyar, sedangkan di timur Catus Pata Puri Gainyar.

Sementara itu, pelaksanaan Tawur Agung Kasanga, Rabu (6/3), baik yang digelar Desa Pakraman Gianyar maupun Pemkab Gianyar, sama-sama berjalan lancar dan tertib. Tawur desa pakraman disaksikan Wakil Bupati AA Gde Mayun, selaku tokoh Puri Gianyar. Sebelumnya, Agung Mayun sempat menghadiri tawur Pemkab di lokasi CFD itu, bersama Bupati Gianyar Made Mahayastra, jajaran pejabat di lingkup Pemkag Gianyar.

Bendesa Pakraman Gianyar Dewa Made Swardana dalam sambrama wacana (kata sambutan) saat pelaksanaan tawur, menjelaskan pada tawur saat itu tak  dihadiri pejabat pemerintah, seperti tawur tahun-tahun sebelumnya. Karena para pejabat mengikuti prosesi tawurt di barat. Ia mengatakan, ada dua tawur di wawidangan Desa Pakraman Gianyar ini karena Pemkab minta tawur ini dipuput Sarwa Sadhaka. Namun, sesuai awig-awig Desa Pakraman Gianyar tahun 1980, belum memungkinkan melaksanakan Tawur Agung Kasanga dengan pamuput Sarwa Sadhaka, namun Tri Sadhaka. Sebagai bendesa, ia mengaku harus melaksanakan tawur sesuai awig-awig. Selain itu, menjalankan yadnya seperti  tawur itu harus didasari pikiran dan hati tulus dan ikhlas. ‘’Desa Pakraman Gianyar puniki kesarengin 2.000 KK, napi tan preside ngaryanin yening sampun masikin (Desa Pakramann Gianyar beranggotakan 2.000 KK, dengn sebanyak itu apa yang tak bisa dilakukan jika sudah bersatu),’’ jelas Kabag Administrasi Pimpinan Setda Gianyar ini.

Sebelumnya, peristiwa bersejarah mewarnai Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1941 di wawidangan (wilayah) Desa Pakraman Gianyar, Kelurahan/Kecamatan Gianyar. Untuk kali pertama sepanjang sejarah di Kota Gianyar dilaksanakan dua upacara Tawur Agung Kasanga di lokasi berbeda saat bersamaan pada Tilem Kasanga, Rabu (6/3) pagi ini pukul 10.00 Wita. Pertama dilaksanakan di Catus Pata (Perempatan Agung) Kota Gianyar, pojok barat laut Lapangan Astina Raya. Tawur Agung Kasanga di Catus Pata ini dilaksanakan oleh pihak Desa Pakraman Gianyar. Satunya lagi di perempatan Taman Kota Gianyar, persis di ujung timur Jalan Bypass Dharma Giri Gianyar.

Tawur Agung Kasanga ini dilaksanakan oleh Pemkab Gianyar. Dua upacara tawur di Kota Gianyar pada saat bersamaan ini bermula dari keinginan Pemkab Gianyar untuk melaksanakan Tawur Agung Kasanga di Catus Pata, dengan dipuput Sarwa Sadhaka (sulinggih dari berbagai soroh). Sedangkan pihak prajuru Desa Pakraman Gianyar belum siap melaksanakan Tawur Agung Kasanga dengan pamuputSarwa Sadhaka. Mereka masih tetap menggunakan pemuput Tri Sadhaka (Pedanda Siwa, Budha, dan Bujangga). *lsa

Komentar