nusabali

Ketua Dewan Dapat Dukungan Krama Nusa Penida

  • www.nusabali.com-ketua-dewan-dapat-dukungan-krama-nusa-penida

Dituding Korupsi Bansos, Ketua DPRD Klungkung Lapor Balik ke Polisi

SEMARAPURA, NusaBali

Ketua DPRD Klungkung, I Wayan Baru, akan melaporkan balik I Wayan Muka Udiana, 49, warga yang dianggap mencemarkan namanya terkait tudingan korupsi dana bansos untuk sejumlah pembangunan pura di kawasan seberang Kecamatan Nusa Penida. Politisi Gerindra ini mendapat dukungan dari sejumlah krama Nusa Penida, yang siap menjadi saksi dalam proses hukum nanti.

Sang Ketua Dewan Wayan Baru rencananya akan melaporkan balik Wayan Muka Udiana ke Mapolres Klungkung di Semarapura, Minggu (10/3) besok. “Kita akan melapor balik ke Polres Klungkung, Minggu pagi,” ungkap Wayan Baru kepada NusaBali, Jumat (8/3).

Terkait tudingan penyelewengan dana bansos pembangunan sejumlah pura ini, Wayan Baru sempat menggelar pertemuan dengan krama penerima bansos di rumahnya kawasan Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung saat Nge-mbak Gni Nyepi Tahun Baru Saka 1941, Jumat pagi. Pertemuan di rumah Wayan Baru pagi sekitar pukul 09.00 Wita itu dihadiri 100 orang

Dalam pertemuan tersebut, Wayan Baru sempat mencurahkan keluh kesahnya. Sebab, dirinya merasa difitnah karena dituduh menyelewengkan dana bansos hingga dilaporkan ke Polda Bali oleh seorang warga bernama Wayan Muka Udiana. "Kalau bukan kepada semeton semua, kepada siapa lagi saya berkeluh kesah?” ujar Wayan Baru.

Menurut Wayan Baru, laporan terhadap dirinya ke Polda Bali sangat mengada-ada. Sebab, beberapa objek bansos yang dilaporkan telah diselewengkan dananya itu sebetulnya bukan Wayan Baru yang memfasilitasi. Wayan Baru mengaku hanya memfasilitasi dana bansos untuk pembangunan Pura Dadia Arya Kenceng di Banjar Cemulik, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida.

Sedangkan 4 objek bansos lainnya difasilitasi orang lain. Keempat objek bansos itu masing-masing untuk pembangungan Pura Paibon Pasek Gelgel Pegatepan Wani di Banjar Adat Tulad, Desa Pakraman Tri Wahana Darma, Desa Batukandik (Kecamatan Nusa Penida), Pura Dalem Telaga Sakti di Banjar Batuguling, Desa Batukandik (Kecamatan Nusa Penida), pembangunan Bale Gong di Desa Pakraman Gepuh Tanglad (Kecamatan Nusa), dan pembangunan Pura Paibon Pasek Gelgel di Banjar Adat Pulagan, Desa Pakraman Tri Wahana, Desa Kutampi (Kecamatan Nusa Penida).

Karena itu, Wayan Baru menilai ada unsur politik di balik pelaporan dirinya ke Polda Bali, Senin (5/3) lalu. “Ini sudah pasti ada kepentingan politis,” ujar Ketua Dewan yang juga Ketua DPC Gerindra Klungkung ini.

Dalam pertemuan dengan krama kemarin pagi, Wayan Baru juga meminta masukan dan dukungan mereka untuk melaporkan balik oknum yang menuduhnya korupsi dana bansos. Wayan Baru menegaskan, dirinya siap dilaporkan jika ada krama penerima bansos memiliki bukti kuat telah korupsi. Namun, kalau tidak disertai bukti, itu namanya pencemaran. “Saya akan laporkan pencemaran namma baik saya itu,” tegas politisi Gerindra pertama di Bali yang menjabat sebagai Ketua DPRD ini.

Sementara itu, krama yang hadiri pertemuan di rumah Wayan Baru, Jumat pagi, sempat ancam akan mendemo Wayan Muka Udiana, karena dianggap telah mencemarkan nama baik sang Ketua Dewan. Namun, Wayan Baru tidak mengizinkan mereka berdemo. Alasannya, maslah ini tidak akan selesai dengan demo. Wayan Baru putuskan tempuh jalur hukum dengan melaporkan balik Wayan Muka ke Polres Klungkung, besok pagi.

Bak gayung bersambut, krama setempat pun mendukung langkah Wayan Baru. Bahkan, 100 krama yang hadir dalam pertemuan kemarin, baik dari penirima bansos maupuan masyarakat sekitar, menyatakan siap menjadi saksi bagi Wayan Baru. “Kami siap menjadi saksi,” ujar seorang krama penerima bansos, Wayan Sudana.

Menurut Sudana, dirinya berani bersaksi lantaran selama ini Ketua DPRD Klungkung, Wayan Baru, hanya sabatas memfasilitasi bansos untuk membantu krama yang membutuhkan. Setelah dana cair, maka sepenuhnya kewenangan pemohon bansos untuk menggunakan sesuai dengan bantuan yang diusulkan. “Dalam hal realisasi anggaran mulai dari penarikan dana, beliau (Wayan Baru) tidak ada ikut campur. Proses administrasi ini dilakukan dari ketua pantia pembangunan dan bendara,” papar Sudana.

Sudana memaparkan, dana bansos yang difasilitasi Wayan Baru adalah untuk pembangunan Bale Pertemuan di Banjar Caruan, Desa Tanglad, Kecamatan Nusa Penida tahun 2018. Bantuan itu sudah teralisasi hingga ke pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ). “Kami sangat terbantu dengan bantuan ini. Kalau mengandalkan urunan dari masyarakat yang notabene ekonomi menengah ke bawah, tentu akan sangat sulit,” katanya.

Wayan Baru sendiri sebelumnya dilaporkan ke Sentra Pelayana Kepolisoan Terpadu (SPKT) Polda Bali oleh Wayan Muka Udiana, Selasa sore pukul 15.00 Wita. Pelapor Wayan Muka adalah kelahiran Klungkung kelahiran 6 April 1970 yang tinggal Jalan Soka Gang Kertapura 1 Nomor 28 Denpasar. Sang Ketua Dewan dilaporkan atas dugaan korupsi dana bansos untuk beberapa pura di kawasan seberang Nusa Penida.

Dalam keterangan persnya seusai melapor di Polda Bali sore itu, Wayan Muka mengungkapkan ada sejumlah pembangunam pura yang bansosnya difasilitasi oleh Wayan Baru. Namun, dalam pelaksanaannya, dana bansos tersebut diperuntukkan tidak sesuai dengan proposal yang diajukan oleh masyarakat.

Salah satunya, Pura Paibon Pasek Gelgel Pegatepan Wani di Banjar Adat Tulad, Desa Pakraman Tri Wahana Darma, Desa Batukandik, Kecamatan Nu-sa Penida sebesar Rp 36 juta. Kemudian, Pura Dalem Telaga Sakti di Banjar Batuguling, Desa Batukandik dengan bansos sebesar Rp 36 juta.

Selain itu, juga bansos pembangunan Bale Gong di Desa Pakraman Gepuh Ta-nglad, Kecamatan Nusa dengan bansos sebesar Rp 100 juta. Selanjutnya, Pura Dadia Arya Kenceng di Banjar Cubang, Desa Sakti, Kecamatan Nusa dengan bansos sebesar Rp 700 juta. Ada lagi bansos Pura Paibon Pasek Gelgel di Banjar Adat Pulagan, Desa Pakraman Tri Wahana, Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida sebesar Rp 27 juta.

“Uang bansosnya sudah cair, tapi tak ada pembangunan. Masyarakat merasa dirugikan dan kecewa atas sikap yang tidak mencerminkan seorang pemimpin yang bijaksana," sesal Wayan Muka kala itu. *wan

Komentar