nusabali

Seberangkan Ogoh-ogoh dengan Kapal Tongkang

  • www.nusabali.com-seberangkan-ogoh-ogoh-dengan-kapal-tongkang

Lomba Ogoh-ogoh Kabupaten Klungkung terkait Nyepi Tahun Baru Saka 1941 telah digelar di depan Monumen Puputan Klungkung di Semarapura, Minggu (3/3) petang.

Semangat Warga Nusa Penida Berlomba Ogoh-ogoh di Klungkung


SEMARAPURA, NusaBali
Lomba tujuh ogoh-ogoh perwakilan dari empat  kecamatan di Ka¬bupaten Klungkung ini, tentu menyisakan kisah menarik. Terutama, wakil dari  Kecamatan Nusa Penida yang harus bekerja ekstra membawa ogoh-ogoh ke Klungkung daratan.

Maklum mereka dari seberang pulau. Duta dari Kecamatan Nusa Penida, diwakili warga Desa Pejukutan, dengan ogoh-ogoh ‘Somyaning Nila Sura’. Kontingen ini

melibatkan 37 penari, 27 penabuh, dan 45 pengarak ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh itu diseberangkan menggunakan sebuah Kapal Tongkang barang dari Pelabuhan Mentigi, Nusa Penida - Padangbai, Karangasem, Sabtu (2/3) pukul 08.00 Wita. Selama perjalanan darat di Desa Pejujutan-Pelabuhan Mentigi, Nusa Penoda, kontingen ini harus memangkas dahan pohon besar di jalan raya agar ogoh-ogoh bisa lewat.

Langkah itu dilakukan karena ukuran ogoh-ogoh tersebut sesuai keriteria lomba yakni tinggi  6 meter saat diarak. Pembuatannya melibatkan perwakilan dari lima dusun di Desa Pejukutan. Pembuatan dipusatkan di Balai Banjar Karang, Desa Pejukutan selama tiga minggu.

Kapal Tongkang pengangkut ogoh-ogoh ini menuju Pelabuhan Padangbai dengan jarak tempuh sejam lebih. Saat tiba di Padangbai, benda seni ini langsung diangkut menggunakan truk untuk menuju lokasi lomba, Lapangan Puputan Klungkung. “Kami langsung gladi bersih di depan monumen Puputan Klungkung dari pukul 23.00 Wita-01.00 Wita,” ujar koreografer ogoh-ogoh tersebut, Tita Eka Wicameriarta,24, di sela-sela lomba.

Mereka bermalam di areal Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya Klungkung. Setelah selesai lomba, ogoh-ogoh dikembalikan untuk dipakai pada malam Pangrupukan di desa setempat. Kerja keras kontingen ini makin diuji karena Ogoh-ogoh‘Somyaning Nila Sura’mendapat urutan berlomba di sesion terakhir, sekitar pukul 20.45 Wita - 21.00 Wita.

“Somyaning Nila Sura’ ini dipadukan dengan kisah  keberadaan Baris Jangkang di Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida,” ujar Tita Eka Wicameriarta.

Sementara itu, 356 ogoh-ogoh akan diarak saat malam Pangrupukan, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3) atau sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. Ogoh-ogoh itu tersebar di masing-masing desa pakraman di Kabupaten Klungkung. Jumlah ogoh-ogoh tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun 2018 hanya 289 ogoh-ogoh, atau meningkat 67 ogoh-ogoh.

Dari 356 ogoh-ogoh itu di Kecamatan Klungkung 114 ogoh-ogoh, Banjarangkan 94, Nusa Penida 93, dan Dawan 55. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,  Polres Klungkung akan menurunkan 283 personel, belum termasuk 116 anggota TNI, 248 satpam, 77 Satpol PP dan 1.275 pecalang.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sangat mengapresiasi pelaksanaan lomba dan parade ogoh-ogoh ini. Pihaknya berharap kegiatan lomba ini dapat meningkatkan kreativitas sekaa teruna dalam hal pelestarian dan pengembangan budaya. Di samping itu kegiatan ini harus dijadikan momenT untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat Klungkung. "Perlombaan ogoh-ogoh sempat hampir tidak dilaksanakan, tetapi kami yakin bahwa masyarakat Klungkung bisa membedakan mana tahun politik dan seni ogoh-ogoh serta bisa mengambil hikmah dari penampilan ogog-ogoh," ujar Bupati Suwirta. *wan

Komentar