nusabali

Keluhkan Kurangnya Penerangan

  • www.nusabali.com-keluhkan-kurangnya-penerangan

Kondisi di Lapangan Renon jika sudah menjelang pukul 19.00 Wita akan gelap, sehingga banyak yang akan memutuskan selesai melakukan lari ketika hari sudah mulai gelap

‘Komunitas Pelari Renon’ Lari saat Malam Hari


DENPASAR, NusaBali
Jika manusia saat ini sangat disibukkan dengan aktivitas kerja yang padat, maka berolahraga sore hingga malam hari menjadi satu solusi agar kebutuhan hidup sehat tetap bisa terpenuhi. Setidaknya inilah yang coba dilakukan oleh puluhan pelari yang menamai diri ‘Komunitas Pelari Renon’. Namun sayangnya, kondisi lampu penerangan di areal Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar (atau yang biasa disebut Lapangan Renon) dirasa kurang memadai sehingga kurang maksimal ketika pelari melakukan olahraga hingga malam hari.

“Ini baru sekedar ngobrol sih, kita ingin mengajukan ke Bapak Gubernur agar lampu penerangan di Lapangan Renon ini ditambah, sehingga pekerja yang baru bisa olahraga sepulang bekerja, itu bisa lebih banyak waktunya, tidak keburu gelap. Tidak hanya buat kita saja, tentu nantinya akan lebih banyak yang jogging di malam hari,” ujar I Gusti Ngurah Arya, Koordinator Pelari Renon kepada NusaBali Senin (4/3).

Dikatakan, kondisi di Lapangan Renon jika sudah menjelang pukul 19.00 Wita akan gelap, sehingga banyak di antara mereka yang akan memutuskan selesai melakukan lari ketika hari sudah mulai gelap. Meski ada juga yang menggunakan senter secara pribadi, itupun tidak maksimal. Sedangkan para pekerja yang kebanyakan swasta, biasanya pulang bekerja pukul 17.00 atau 18.00 Wita.

“Ini jadi semacam solusi buat mereka yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, atau yang tidak sempat olahraga pada pagi hari. Yang gabung di sini juga kebanyakan pekerja pagi,” kata pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta di Denpasar ini.

Hal tersebut juga diakui oleh salah satu pelari di Komunitas Pelari Renon, Putu Gede Warmadewa. Ia yang juga pekerja hotel di Sanur merasakan bagaimana padatnya jadwal bekerja. Untuk membagi waktu untuk berolahraga pun baru ia bisa lakukan sekitar pukul 17.00 Wita. “Karyawan lain juga begitu. Misalnya saja karyawan pulang kerja pukul 17.00 Wita. Jalan ke Lapangan Renon 30 menit, belum berapa lama dapat lari, sudah keburu malam. Kan tanggung banget,” tuturnya.

Komunitas Pelari Renon menurut Ngurah Arya dibentuk pada bulan November 2017. Ini terbentuk secara spontan ketika ia dan beberapa orang lainnya sedang lari di Lapangan Niti Mandala Denpasar. “Dari ngobrol-ngobrol, akhirnya berlanjut kenapa kita kita gak bikin satu komunitas pelari, biar lebih banyak yang ikut. Akhirnya kami sebarin informasi ini ke masing-masing teman. Dan sekarang sudah lebih dari 50 orang yang sering kita ajak lari setiap harinya. Ibu-ibu juga banyak yang ikut,” terang Arya.

Selain rutin mengadakan kegiatan lari di Lapangan Niti Mandala Denpasar (Lapangan Renon), anggota dari Komunitas Pelari Renon juga aktif mengikuti berbagai event fun run seperti Maybank Bali Marathon, bahkan event lari hingga tingkat internasional di Singapura. *ind

Komentar