nusabali

Putrinya Meninggal, Ayah Gantikan ‘Diwisuda’

  • www.nusabali.com-putrinya-meninggal-ayah-gantikan-diwisuda

Kisah seorang ayah menggantikan almarhumah putrinya yang wisuda di UIN Ar-Raniry, Aceh viral dan membuat haru.

JAKARTA, NusaBali
Sang ayah, Bukhari, dengan tegar mengambil ijazah Rina Muharrami. Bukhari dan menuturkan momen itu.

Bukhari berkisah, pada saat wisuda digelar pada Rabu (27/2) kemarin, dirinya pagi-pagi dihubungi seorang dosen. Dia diminta datang ke kampus lebih cepat karena tidak ada undangan layaknya orang tua lain.

Tiba di UIN Ar-Raniry, Bukhari bertemu sang dosen. Dia ditemani masuk ke tempat wisuda dan bergabung bersama tamu undangan lain.

"Waktu itu bapak dosen sudah bilang agar saya mengambil ijazah Rina. Menurut beliau sayang kan ijazah tidak diambil," kata Bukhari dengan mata berkaca-kaca saat ditemui rumah duka di Desa Cut Rumpun, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Kamis (28/2).

Jelang prosesi wisuda digelar, Bukhari kembali diberi tahu tata caranya. Saat mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Tarbiyah dipanggil, Bukhari ikut maju.

Pria berusia 59 tahun itu ikut berbaris bersama wisudawan lainnya untuk naik ke panggung. Saat wisudawan lainnya bertoga, Bukhari memakai kemeja lengan panjang dan peci.

Ketika giliran itu tiba, nama anaknya disebut, Bukhari maju ke depan untuk menerima ijazah Rina lalu bersalaman dengan rektor dan dekan di atas panggung. Bukhari mendekap erat ijazah putrinya itu seolah takut hilang. Kemudian dia turun dari panggung.

"Saat bersalaman itu, pak Rektor bilang 'sabar pak, sabar'. Itu yang membuat saya haru sampai keluar air mata," jelas pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan tersebut seperti dilansir detik.

Usai menerima ijazah, air mata Bukhari tak terbendung terlebih kala melihat semua orang menangis. Bukhari sempat minta langsung pulang, tapi dicegah. Seusai wisuda, Bukhari memanggil seorang mahasiswi untuk berfoto dengannya sebagai kenang-kenangan.

Menurut Bukhari, putrinya Rina mulai mengalami sakit beberapa hari menjelang sidang. Putri sulungnya dibawa ke rumah sakit oleh teman-teman kampusnya karena tiba-tiba demam.

Beberapa jam di rumah sakit Zainal Abidin Banda Aceh, dia dibolehkan pulang. Esok harinya, Rina kembali kuliah seperti biasa.

"Rina tiga kali gagal sidang karena sakit dan akhirnya dia sidang pada tanggal 24 Januari. Dua hari usai sidang, dia kembali sakit dirawat di Puskesmas Blang Bintang karena kembali demam," ungkap Bukhari.

Empat malam dirawat di rumah Puskesmas, dokter membolehkannya pulang. Namun tiba di rumah, kondisi Rina agak berlainan. Malam itu, dia sudah tidak tidur.

Pihak keluarga membawa Rina ke Rumah Sakit Meuraxa, Banda Aceh. Usai diinfus, Rina koma selama tiga hari sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (5/2) pagi.

"Hasil diagnosa dokter dia menderita tipus. Tapi menurut dokter penyakitnya diperparah karena Rina beban sehingga menyerang otaknya," beber Bukhari.

"Selama hidup, dia anak cerdas dan tidak pernah membebankan orang tua. Dia gak pernah mengeluh," ungkap Bukhari didampingi istrinya Nur Bayani (48).  *

Komentar