nusabali

PKK Desa Peringsari Diadu Lomba Masatua Bali

  • www.nusabali.com-pkk-desa-peringsari-diadu-lomba-masatua-bali

Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem merayakan Bulan Bahasa Bali dengan menggelar berbagai perlombaan di aula Kantor Desa Peringsari, Banjar Babakan, Desa  Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, Kamis (28/2).

AMLAPURA, NusaBali
Lomba yang digelar yakni nyurat aksara Bali melibatkan pelajar SD, ngwacen aksara Bali melibatkan sekaa teruna, dan ibu PKK diadu lomba masatua Bali. Lomba masatua Bali antar PKK paling menarik perhatian.

Setiap peserta lomba masatua Bali berupaya menjiwai setiap cerita dibawakan sesuai karakter di dalam cerita tersebut agar cerita menjadi lebih menarik. Sebanyak 10 anggota PKK dari 10 banjar yang ikut lomba yakni Banjar Siladumi, Banjar Lusuh Kauh, Banjar Lusuh Kangin, Banjar Babakan, Banjar Umasari Kangin, Banjar Umasari Kauh, Banjar Padangaji Kangin, Banjar Padangaji Tengah, Banjar Padangaji Kawan dan Banjar Taman Darma.

Dewan juri lomba masatua Bali yakni I Wayan Tuges, I Made Arsa, dan Ni Luh Putu Murniati. Dewan juri memutuskan juara I diberikan kepada Ni Luh Suriasih dari Banjar Lusuh Kauh skor 797, juara II Ni Luh Ratna dari Banjar Siladumi skor 777, dan juara III Ni Wayan Sudiari dari Banjar Babakan skor 770. Juara nyurat aksara Bali, tingkat SD yakni juara I Ni Putu Sri Artayani dari SDN 3 Peringsari skor 320, juara II I Dewa Ayu Meliani dari SDN 5 Peringsari skor 290, dan juara III I Gusti Ayu Sri Ratnawati dari SDN 1 Peringsari skor 285.

Sedangkan juara nyurat aksara Bali tingkat SD putra yakni juara I, Kadek Angga Wiarta dari SDN 3 Peringsari skor 305, juara II Made Riski Saputra dari SDN 4 Peringsari skor 300, dan juara III Gusti Ngurah Dwi Andika dari SDN 1 Peringsari skor 285. Juara ngwacen aksara Bali, masing-masing juara Ni Luh Putu Wulandariani dari Banjar Adat Wanasari skor 1.015, juara II Ni Putu Gitasari dari Banjar Adat Lusuh skor 920, dan juara III Ni Luh Ari Astini dari Banjar Umasari Kauh skor 965.

“Ternyata ibu-ibu PKK banyak yang berbakat bidang masatua Bali. Budaya lokal itu nyaris punah, kami baru tahu ternyata masih tetap bisa dilestarikan setelah diadakan lomba,” kata Perbekel Peringsari, I Wayan Bawa. Bulan Bahasa Bali tahun 2020, katanya, diperluas dan diperbanyak jenis lombanya. Sehingga budaya Bali tetap lestari termotivasi dengan adanya lomba. “Lomba ini juga membawa nama banjar masing-masing, para pemenang merasa bangga,” katanya. *k16

Komentar