Akbar Bakar Semangat Kader Golkar Bali
"Saya harus ikut turun menaikkan suara partai kita, suara naik dan kursi naik agar Golkar bisa meraih posisi 2 besar dalam perpolitikan di Indonesia. Target 110 kursi harus bisa tercapai”
Sebut Suara Golkar Ada Tanda-tanda Menurun
DENPASAR, NusaBali
Ini alasan Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung turun gunung ke Provinsi Bali. Sesepuh Golkar ini mencium tanda-tanda suara partai berlambang pohon beringin ini mengalami kemerosotan termasuk di Pulau Dewata. Akbar juga tak membantah hasil survei sejumlah lembaga, bahwa penurunan suara Golkar salah satunya disebabkan karena perpecahan internal. Untuk itu, dia meminta semua kader sekarang harus bersatu padu untuk bangkit.
Hal itu diungkapkan Akbar Tandjung pada acara Silaturahmi dan Pengarahan di Wantilan DPD I Golkar Bali, Kamis (28/2) malam. Akbar Tandjung didampingi Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer dan Sekretaris DPD I Nyoman Sugawa Korry. Hadir pula sesepuh Golkar Tjokorda Pemecutan XI, Ketua AMPG Bali I Wayan Suyasa, anggota Korwil DPP Golkar Dewa Nida. Sementara para Ketua DPD II Golkar kabupaten/kota yang hadir adalah Ketua DPD II Golkar Gianyar Made Dauh Wijana, Ketua DPD II Golkar Denpasar Wayan Mariyana Wandira dan Ketua DPD II Golkar Karangasem Made Sukerana.
Akbar Tandjung kemarin mengaku sudah turun di 16 provinsi untuk roadshow membangkitkan kekuatan dan soliditas kader jelang Pileg 17 April 2019."Saya melihat ada tanda-tanda penurunan suara Partai Golkar. Dalam survei media Golkar suara terus turun. Makanya saya datang ke daerah-daerah. Saya tidak mau suara partai Golkar terus mengalami penurunan. Saya merasa terpanggil," ujar mantan Ketua DPR RI ini.
Akbar Tandjung mengatakan, kader harus kerja keras, dan konsolidasi. Termasuk sayap partai. Ada Angkatan Muda Partai Golkar, ada juga Kesatuan Perempuan Partai Golkar. "Suara Golkar diharuskan naik dan kursi dilegislatif juga meningkat. Jangan ada perpecahan," ujarnya kepada awak media.
Dalam orasi politiknya, Akbar Tandjung mengungkap kembali perjalanan sejarah partai mulai Pemilu 1971, zaman reformasi hingga saat ini. Paling pahit ketika di era reformasi akhir 1998 dan awal 1999. Akbar Tandjung mengatakan Golkar pada Maret 1999 jelang pemilu 1999 mendeklarasikan kekuatan politik menjadi Golkar sebagai parpol. Artinya Golkar harus siap berkompetisi dengan partai lain.
Di era Orde Baru, Golkar dapat keistimewaan dengan dukungan beberapa pilar yakni tiga jalur ABRI, Birokrasi dan partai. Saat itu dengan kemenangan yang diraih dari 60 sampai 73 persen. Kemudian di era Reformasi partai Golkar membawa perubahan dengan Golkar era baru. Dalam era Reformasi lakukan perubahan menjadi Golkar mandiri karena tidak ada lagi keistimewaan. Bahkan era Reformasi banyak pengamat penyebutkan partai Golkar tidak akan mampu mempertahankan suara bahkan diyakini akan jeblok. Ternyata tidak, Golkar mampu meraih suara yang sangat signifikan dengan 128 kursi pada Pemilu 2004.
Namun kini terus mengalami penurunan suara. Survei menunjukkan PDI Perjuangan tertinggi 26 persen, Gerindra 16 persen, PKB 6,2 persen dan Golkar pada nomor urut 4 dengan raihan suara 6,1 persen "Saya harus ikut turun menaikkan suara partai kita, suara naik dan kursi naik agar Golkar bisa meraih posisi 2 besar dalam perpolitikan di Indonesia. Target 110 kursi harus bisa tercapai," ujar mantan Ketua DPP Partai Golkar 1999-2004 ini.
Sementara Plt Ketua DPD I Golkar Bali Sumarjaya Linggih mengatakan akan berusaha menjaga soliditas partai di Bali, sehingga perolehan suara bisa naik signifikan. "Kalau hasil yang disampaikan Pak Akbar itu survei beberapa waktu lalu. Kita di Bali akan berusaha terus konsolidasi menaikkan perolehan suara bersama kader di seluruh Bali, " kata Demer.
Di sisi lain, dia berharap kehadiran Akbar Tanjung akan mampu membakar dan menyemangati para kader dalam memperkuat kaderisasi di tubuh partai. “Akbar Tandjung adalah panutan dan legenda Partai Golkar. Beliau ikhlas mengabdi untuk kejayaan Golkar,” tegas Demer . *nat
DENPASAR, NusaBali
Ini alasan Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung turun gunung ke Provinsi Bali. Sesepuh Golkar ini mencium tanda-tanda suara partai berlambang pohon beringin ini mengalami kemerosotan termasuk di Pulau Dewata. Akbar juga tak membantah hasil survei sejumlah lembaga, bahwa penurunan suara Golkar salah satunya disebabkan karena perpecahan internal. Untuk itu, dia meminta semua kader sekarang harus bersatu padu untuk bangkit.
Hal itu diungkapkan Akbar Tandjung pada acara Silaturahmi dan Pengarahan di Wantilan DPD I Golkar Bali, Kamis (28/2) malam. Akbar Tandjung didampingi Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer dan Sekretaris DPD I Nyoman Sugawa Korry. Hadir pula sesepuh Golkar Tjokorda Pemecutan XI, Ketua AMPG Bali I Wayan Suyasa, anggota Korwil DPP Golkar Dewa Nida. Sementara para Ketua DPD II Golkar kabupaten/kota yang hadir adalah Ketua DPD II Golkar Gianyar Made Dauh Wijana, Ketua DPD II Golkar Denpasar Wayan Mariyana Wandira dan Ketua DPD II Golkar Karangasem Made Sukerana.
Akbar Tandjung kemarin mengaku sudah turun di 16 provinsi untuk roadshow membangkitkan kekuatan dan soliditas kader jelang Pileg 17 April 2019."Saya melihat ada tanda-tanda penurunan suara Partai Golkar. Dalam survei media Golkar suara terus turun. Makanya saya datang ke daerah-daerah. Saya tidak mau suara partai Golkar terus mengalami penurunan. Saya merasa terpanggil," ujar mantan Ketua DPR RI ini.
Akbar Tandjung mengatakan, kader harus kerja keras, dan konsolidasi. Termasuk sayap partai. Ada Angkatan Muda Partai Golkar, ada juga Kesatuan Perempuan Partai Golkar. "Suara Golkar diharuskan naik dan kursi dilegislatif juga meningkat. Jangan ada perpecahan," ujarnya kepada awak media.
Dalam orasi politiknya, Akbar Tandjung mengungkap kembali perjalanan sejarah partai mulai Pemilu 1971, zaman reformasi hingga saat ini. Paling pahit ketika di era reformasi akhir 1998 dan awal 1999. Akbar Tandjung mengatakan Golkar pada Maret 1999 jelang pemilu 1999 mendeklarasikan kekuatan politik menjadi Golkar sebagai parpol. Artinya Golkar harus siap berkompetisi dengan partai lain.
Di era Orde Baru, Golkar dapat keistimewaan dengan dukungan beberapa pilar yakni tiga jalur ABRI, Birokrasi dan partai. Saat itu dengan kemenangan yang diraih dari 60 sampai 73 persen. Kemudian di era Reformasi partai Golkar membawa perubahan dengan Golkar era baru. Dalam era Reformasi lakukan perubahan menjadi Golkar mandiri karena tidak ada lagi keistimewaan. Bahkan era Reformasi banyak pengamat penyebutkan partai Golkar tidak akan mampu mempertahankan suara bahkan diyakini akan jeblok. Ternyata tidak, Golkar mampu meraih suara yang sangat signifikan dengan 128 kursi pada Pemilu 2004.
Namun kini terus mengalami penurunan suara. Survei menunjukkan PDI Perjuangan tertinggi 26 persen, Gerindra 16 persen, PKB 6,2 persen dan Golkar pada nomor urut 4 dengan raihan suara 6,1 persen "Saya harus ikut turun menaikkan suara partai kita, suara naik dan kursi naik agar Golkar bisa meraih posisi 2 besar dalam perpolitikan di Indonesia. Target 110 kursi harus bisa tercapai," ujar mantan Ketua DPP Partai Golkar 1999-2004 ini.
Sementara Plt Ketua DPD I Golkar Bali Sumarjaya Linggih mengatakan akan berusaha menjaga soliditas partai di Bali, sehingga perolehan suara bisa naik signifikan. "Kalau hasil yang disampaikan Pak Akbar itu survei beberapa waktu lalu. Kita di Bali akan berusaha terus konsolidasi menaikkan perolehan suara bersama kader di seluruh Bali, " kata Demer.
Di sisi lain, dia berharap kehadiran Akbar Tanjung akan mampu membakar dan menyemangati para kader dalam memperkuat kaderisasi di tubuh partai. “Akbar Tandjung adalah panutan dan legenda Partai Golkar. Beliau ikhlas mengabdi untuk kejayaan Golkar,” tegas Demer . *nat
Komentar