nusabali

Sampah Berserakan di Jembatan Perbatasan Lelateng-Baluk

  • www.nusabali.com-sampah-berserakan-di-jembatan-perbatasan-lelateng-baluk

Kawasan di sekitar jembatan perbatasan Kelurahan Lelateng dengan Desa Baluk di Kecamatan Negara, Jembrana, kerap dijadikan tempat pembuangan sampah oleh oknum warga.

NEGARA, NusaBali
Padahal di desa dan kelurahan tersebut tengah menggencarkan pengelolaan sampah, dan sama-sama telah miliki tempat pengelolaan sampah (TPS) dengan sistem reuse, reduce, and recycle (TPS 3R).

Seperti terlihat pada Minggu (24/2). Sampah-sampah yang dibungkus kantong plastik atau tas kresek, berserakan di sisi selatan jalan sebelah timur jembatan yang menjadi bagian wilayah Kelurahan Letateng. Padahal di tempat itu juga sudah terpasang plang larangan membuang sampah. Namun keberadaan plang yang tulisannya memang tanpak sudah mulai pudar itu, seperti tidak ada artinya bagi oknum-oknum warga yang tetap saja membuang sampah di pinggir jembatan tersebut. Bahkan sampah-sampah yang mengeluarkan bau busuk itu meluber sampai ke badan jalan, dan menempel di aspal karena terlindas kendaraan yang melintas.

Salah seorang warga mengatakan, keberadaan sampah yang dibuang oknum-oknum warga itu kerap mengundang prasangka buruk antarkedua desa/kelurahan setempat. Namun secara pasti, belum diketahui apakah sampah-sampah rumah tangga itu dibuang oknum warga dari dua desa/kelurahan setempat. Sampah-sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan, itu kerap dibersihkan kedua pihak desa/kelurahan setempat.

“Memang lebih sering numpuk di timur jembatan (wilayah Lelateng). Tetapi sebelum-sebelumnya, juga pernah dibuang di barat jembatan. Walaupun sudah dibersihkan, tetapi beberapa hari kemudian ada lagi sampah. Sulit membuktikan dari mana orangnya, karena selama ini tidak pernah tertangkap orangnya,” ujar salah satu warga Lelateng yang minta namanya tidak ditulis di koran.

Sementara Lurah Lelateng I Kade Suardana, Minggu kemarin, mengakui ulah oknum warga yang membuang sampah sembarangan di perbatasan itu, sangat membuat geram pihaknya di Lelateng maupun di Baluk. Sebelumnya ada kecurigaan sampah-sampah tersebut dibuang warga Lelateng, mengingat di Desa Baluk sudah melakukan pengelolaan sampah secara mandiri di masing-masing rumah tangga. Namun saat ini di Lelateng juga sudah mulai dilakukan pengelolaan serupa, dan tetap saja ada sampah di perbatasan tersebut. “TPS 3R di Lelateng memang baru dibangun tahun lalu. Tetapi sudah jalan,” katanya.

Pihaknya di Kelurahan Lelateng sebenarnya ingin mengungkap siapa oknum warga yang membuang sampah di perbatasan tersebut. Diduga oknum membuang sampah pada saat malam hingga dini hari. Ulah oknum demikian sangat merepotkan pihak kelurahan yang sudah berulang kali membersihkan sampah tersebut.

“Rencanaya kami mau nyewa orang yang siap berjaga 24 jam di sana. Kalau pun ternyata warga kami dari Lelateng, kami akan berikan sanksi tegas. Tetapi kalau ternyata dari luar, kami harapkan juga ada sanksi tegas dari aparat di wilayah asalnya. Untuk sampah-sampah yang sekarang itu, rencananya akan kami bersihkan, Senin besok (hari ini),” ujar Suardana.

Secara pribadi dia mencurigai oknum yang biasa membuang sampah di perbatasan itu bukan warga dari Lelateng ataupun Baluk. Kecurigaannya itu didasari salah satu pelaku yang dulu pernah tertangkap langsung oleh dirinya saat membuang sampah di areal setempat. “Dulu pernah ada saya tangkap, tetapi pas itu siang hari, dan saya jemur orangnya di kantor lurah. Nah, apakah tetap orang itu, kami belum dapat pastikan lagi,” ujar Suardana, yang enggan menyebutkan asal pelaku yang dulu pernah ditangkapnya itu. *ode

Komentar