Frustrasi Sakit Tipes, Petani Gantung Diri
Seorang petani, I Made Lastra, 69, dari Banjar Panca Seming, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jembrana, ditemukan tewas gantung diri di pohon cengkeh dekat rumahnya, Selasa (19/2) dini hari.
NEGARA, NusaBali
Korban yang sudah lansia ini, nekat mengakhiri hidupnya karena frustrasi dengan penyakit tipes serta katarak yang sudah cukup lama dideritanya.
Berdasar informasi, jenazah korban pertama ditemukan anaknya, I Putu Wira Utama, 28, sekitar pukul 02.00 Wita. Saat itu, anak korban yang berusaha mencari ayahnya karena mengetahui sang ayah tidak ada di kamar, tiba-tiba menemukan sang ayah yang sudah tergantung menggunakan kain sarung pada dahan pohon cengkeh dengan ketinggian sekitar 3 meter.
Melihat kejadian tersebut, anak korban bergegas memberitahukan ibunya (istri korban), Sayu Komang Suarni, 50, dan kemudian bersama-sama menurunkan korban. Setelah berhasil diturunkan, korban yang sudah meninggal itu, langsung dibawa ke rumah. Peristiwa itu pun dilaporkan kepada aparat banjar setempat, Selasa pagi kemarin, dan dilanjutkan ke pihak Kepolisian yang langsung turun melakukan olah TKP.
Dari hasil pemeriksaan medis oleh Dr Hanifa Rosyida Risqi Cahyani dari Puskesmas Jembrana I, diketahui tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kematian korban yang dipastikan murni gantung diri, itu pun telah diikhlaskan pihak keluarga sehingga jenazah korban tetap diserahkan kepada pihak keluarga, dan tidak sampai dilakukan otopsi. "Korban murni gantung diri. Dari keluarga juga sudah mengikhlaskan kejadian itu," ujar Kapolsek Kota Negara, Kompol I Ketut Maret, Selasa kemarin.
Menurutnya, dari keterangan pihak keluarga, sebelumnya korban memang sering mengeluh terkait kondisinya yang sudah sakit-sakitan. Korban juga sudah lama menderita penyakit tipes dan katarak yang tidak kunjung sembuh, sehingga diduga membuat korban frustrasi, dan akhirnya nekat bunuh diri. "Tidak ada masalah keluarga. Tetapi korban diduga frustrasi karena penyakitnya," pungkasnya. *ode
Korban yang sudah lansia ini, nekat mengakhiri hidupnya karena frustrasi dengan penyakit tipes serta katarak yang sudah cukup lama dideritanya.
Berdasar informasi, jenazah korban pertama ditemukan anaknya, I Putu Wira Utama, 28, sekitar pukul 02.00 Wita. Saat itu, anak korban yang berusaha mencari ayahnya karena mengetahui sang ayah tidak ada di kamar, tiba-tiba menemukan sang ayah yang sudah tergantung menggunakan kain sarung pada dahan pohon cengkeh dengan ketinggian sekitar 3 meter.
Melihat kejadian tersebut, anak korban bergegas memberitahukan ibunya (istri korban), Sayu Komang Suarni, 50, dan kemudian bersama-sama menurunkan korban. Setelah berhasil diturunkan, korban yang sudah meninggal itu, langsung dibawa ke rumah. Peristiwa itu pun dilaporkan kepada aparat banjar setempat, Selasa pagi kemarin, dan dilanjutkan ke pihak Kepolisian yang langsung turun melakukan olah TKP.
Dari hasil pemeriksaan medis oleh Dr Hanifa Rosyida Risqi Cahyani dari Puskesmas Jembrana I, diketahui tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kematian korban yang dipastikan murni gantung diri, itu pun telah diikhlaskan pihak keluarga sehingga jenazah korban tetap diserahkan kepada pihak keluarga, dan tidak sampai dilakukan otopsi. "Korban murni gantung diri. Dari keluarga juga sudah mengikhlaskan kejadian itu," ujar Kapolsek Kota Negara, Kompol I Ketut Maret, Selasa kemarin.
Menurutnya, dari keterangan pihak keluarga, sebelumnya korban memang sering mengeluh terkait kondisinya yang sudah sakit-sakitan. Korban juga sudah lama menderita penyakit tipes dan katarak yang tidak kunjung sembuh, sehingga diduga membuat korban frustrasi, dan akhirnya nekat bunuh diri. "Tidak ada masalah keluarga. Tetapi korban diduga frustrasi karena penyakitnya," pungkasnya. *ode
Komentar