nusabali

Tepis Anggapan Musik Bali Lesu

  • www.nusabali.com-tepis-anggapan-musik-bali-lesu

Meski tidak banyak yang memproduksi album, apalagi dalam bentuk fisik (CD), namun musisi Bali tetap produktif berkarya dan mempublikasi karya mereka lewat media digital.

Anugerah Musik Bali 2019 Bertabur Bintang


DENPASAR, NusaBali
Anugerah Musik Bali (AMB) 2019 yang telah dipersiapkan sejak lima bulan lalu akhirnya digelar meriah di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Senin (18/2) malam. Ratusan musisi asal Pulau Dewata, baik penyanyi berbahasa Bali maupun non bahasa Bali, baik musisi tingkat lokal maupun yang sudah menasional, berkumpul merayakan kebersamaan.

Satu persatu musisi berdatangan ke gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar. Layaknya ajang penghargaan bergengsi ternama, mereka disambut red carpet dan diserbu fotografer. Tidak ada sekat antara musisi berbahasa Bali maupun non bahasa Bali. Mereka mengobrol hangat selama kurang lebih 1,5 jam sebelum acara dimulai.

Ada sebanyak 19 kategori dan 98 nominator terpilih yang berhasil dirangkum dalam ajang penghargaan ini. Mereka terpilih berdasarkan kriteria seleksi karya yang dirilis mulai 1 Desember hingga 30 November 2018. Karya yang masuk tahap seleksi dinilai mulai dari format album hingga single yang telah memiliki video klip atau sekurangnya video lirik.

Salah satu anggota komite Anugerah Bali 2019, Made Adnyana mengatakan, ajang penghargaan ini sekaligus untuk menepis anggapan perkembangan musik Bali yang mengalami kelesuan. Padahal kenyataannya, meski tidak banyak yang memproduksi album, apalagi dalam bentuk fisik (CD), namun musisi Bali tetap produktif berkarya dan mempublikasi karya mereka lewat media digital.

“Ini bermula dari kegelisahan kami, ketika dalam dua tiga tahun terakhir ini sebagian orang mengatakan musik Bali mengalami kelesuan, tapi justru kami melihat semangat teman-teman musisi untuk berkarya itu luar biasa. Ketika orang lain mengeluhkan tentang tantangan, teman-teman musisi malah menyikapinya dengan kreativitas,” ungkapnya.

Lewat ajang Anugerah Musik Bali pula, tim komite juga ingin mempersempit jarak pemisah dan mengurangi dikotomi antara lagu Bali dan lagu non Bali. “Karena saya yakin, musik itu sebenarnya tidak pernah mengenal sekat. Lewat ajang apresiasi seperti ini kami harapkan bisa merangsang teman-teman untuk produktif berkarya,” tambahnya.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Putu Astawa, yang mewakili Gubernur Bali mengatakan, musik merupakan satu dari 16 unsur 16 ekonomi kreatif. Bali yang sampai saat ini mendapat branding yang cukup kuat di tingkat internasional, diharapkan mampu memanfaatkan branding tersebut untuk memperkenalkan serta mempromosikan musik Bali. “Ajang penagnugerahan ini jangan dipandang sebagai akhir dari sebuah pencapaian, tapi dijadikan tonggak awal kebangkitan musik Bali di era milenial zaman sekarang” katanya.

Adapun dalam ajang Anugerah Musik Bali 2019, Gede Robi dan Band Navicula menyabet sebanyak empat kategori diantaranya Album Terbaik (Earthship), Penyanyi Solo Terbaik (Gede Robi), Band/Grup Rock Terbaik (Navicula), dan Music Video of The Year yakni single Ibu (Navicula) dengan sutradara Ayu Pamungkas, produksi Silur Barong.

Ada pula beberapa musisi yang mendapat dua penghargaan dalam ajang ini yakni D’Go Vaspa menyabet penghargaan Penyanyi Solo Berbahasa Bali Terbaik dan Lagu Berbahasa Bali Terbaik dengan judul ‘Ketut Dalam Proses’. Begitu juga dua Alien Child, remaja asal Nusa Penida Klungkung meraih dua penghargaan yakni Pendatang Baru Terbaik dan Penata Musik Terbaik yakni Aya Maranda (album Takeoff, Alien Child).

Tidak hanya D’Go Vaspa dan Alien Child, Anak Terali Besi (Antrabez) juga berhasil membuktikan prestasi mereka. Antabez juga menyabet dua penghargaan yakni dalam kategori Lagu Terbaik berjudul Indonesia serta Band/Duo/Grup Terbaik. Meski cikal bakal mereka berasal dari lapas, sama sekali tidak membuat kreativitas mereka terkungkung.

Selain itu, beberapa kategori juga disabet oleh sejumlah musisi, baik itu musisi junior maupun senior. Widi Widiana dan Dek Ulik misalnya, berhasil meraih penghargaan sebagai Band/Duo/Grup Berbahasa Bali Terbaik dalam lagu duet ‘Kudiang Jani’. Sementara musisi-musisi baru yang juga meraih penghargaan di antaranya Album Berbahasa Bali Terbaik; Gelandangan (Made Gimbal), Lagu Berbahasa Bali Terfavorit; Sehidup Semati (Harmonia feat Rusmina Dewi), Lagu Terfavorit; Cinta Terbalas Nanti (Anggis Devaki), Penyanyi Anak Terbaik; Andrew Barrett, Musik Kontemporer Terbaik; Kroncong Jancuk, dan Venue of The Year; Stel Peleng. Ajang Anugerah Musik Bali 2019 juga memberikan peghargaan kepada Artis Nasional Terfavorit dan Sheila on 7 serta Lifetime Achievement Award diberikan kepada Jimmy Silaa.

Gede Robi, vokalis Navicula mengaku bangga Bali bisa mengadakan ajang peganugerahan semacam ini. Navicula yang telah berkarya selama 22 tahun itu mengapresiasi kegiatan Anugerah Musik Bali. Sebab tidak banyak ajang penghargaan ini di daerah-daerah di Indonesia. “Kalau di tingkat nasional mungkin sudah biasa. Tapi untuk di daerah lain belum tentu ada. Kegiatan apresiasi semacam ini membuktikan bahwa skena musik tubuh subur di Bali. Kalau menurutku pribadi, Bali termasuk salah satu industri musik yang paling sehat di Indonesia,” ujarnya.

Bali yang memiliki banyak varian dan genre musik, Robu berharap di tahun kedua ajang AMB bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah khususnya di bidang ekonomi kreatif. Menurutnya, bila memang mendukung perkembangan industri musik di Bali, maka wajib mendukung acara penghargaan semacam ini.

“Saya yakin dengan lebih banyaknya sponsor dan donatur yang masuk, packagingnya pasti akan lebih bagus, kegiatannya juga lebih tertata, serta tim jurinya juga bisa lebih luas, sehingga skup musisi yang bisa masuk juga lebih banyak. Karena ini ngomongin satu pulau, bukan cuma Denpasar dan Badung saja,” harapnya.*ind

Komentar