nusabali

Jadikan Destinasi Kuliner Dunia

  • www.nusabali.com-jadikan-destinasi-kuliner-dunia

Kawasan wisata Ubud akan disiapkan menjadi destinasi gastronomi atau kuliner kelas dunia pada 2019.

Menpar  Arief  Yahya soal Wisata Ubud

GIANYAR, NusBali
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, kepada media pada acara di kawasan Sunset Road, Kuta, Badung, Minggu (17/2).

Selain terkenal dengan seni budaya dan tradisi yang masih asli, Ubud juga punya unggulan kuliner tradisionalnya. Selain Ubud, dua destinasi lainnya, Bandung dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang) juga menjadi target Menpar untuk mempromosikan kuliner Indonesia pada dunia.

Dari informasi yang dihimpun NusaBali dari Arief Yahya, penilaian destinasi gastronomi dunia itu dilaksanakan antara Mei atau Juni 2019 oleh United Nations World Tourism Organization (WTO).

“Yang paling siap, Ubud. Jadi, saya harapkan Ubud tahun ini juga menjadi destinasi kuliner kelas dunia yang akan dinilai UNWTO. Jadi, timnya pada Mei atau Juni akan melakukan final assessment dan Ubud menjadi destinasi kuliner kelas dunia pertama di Indonesia. Selanjutnya akan ke Bandung dan Joglosemar,” ungkap Arief Yahya.

Keseriusan Kemenpar ini berdasarkan data dari BEKRAF RI, yang menunjukkan kuliner menempati posisi sangat penting dalam sektor pariwisata, yakni 40 persen, disusul fesyen 20 persen dan 15 persen sektor kerajinan. Hal ini pun menguatkan Kemenpar memajukan industri kuliner di Indonesia agar mampu bersaing di kancah dunia melalui sertifikasi itu.

“Kuliner itu bisnis yang sempurna karena size-nya besar, 40 persen, tumbuhnya besar, dan kebutuhannya juga besar. Namun tantangannya besar, ada tiga hal. Yakni, Indonesia belum memiliki national food, tidak mempunyai destinasi kuliner tingkat dunia, dan tidak banyak mempunyai restoran di luar negeri,” kata Arief.

Sementara itu Wagub Bali Cok Ace optimistis, bahwa Ubud siap menyambut tantangan tersebut. Menurutnya, yang harus dipersiapkan adalah infrastruktur. Ia juga yakin kenaikan wisatawan 20 persen dapat tercapai jika Ubud menjadi destinasi kuliner dunia.  “Ubud masih menghadapi kendala kemacetan. Mudah-mudahan dengan rekayasa transportasi, masalah tersebut dapat diatasi,” kata Cok Ace.

Cok Ace juga sedang menyiapkan solusinya, dengan menyediakan transportasi suttle bus. Selain itu, area parkir juga diperhatikan. Namun yang dirasa sulit yakni memberi penjelasan pada masyarakat perihal area jalan satu jalur yang dibuat agar tidak digunakan jadi dua jalur. “Ini keniscayaan, setelah transporasi meningkat, mau tidak mau kita harus menerima kenyataan,” ujar ok Ace. *cr41

Komentar