nusabali

Sepakat Tidak Ada Siaran di Bali Saat Nyepi

  • www.nusabali.com-sepakat-tidak-ada-siaran-di-bali-saat-nyepi

Komisi I DPRD Bali-KPI-Dinas Kominfo Bawa MoU ke Pusat

DENPASAR, NusaBali

Komisi I DPRD Bali, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali, dan Dinas Kominfo Provinsi Bali sepakat tidak boleh ada siaran televisi dan radio saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 di Bali, 7 Maret 2019 nanti. MoU soal kesepakatan tidak ada penyiaraan televisi/radio dan matikan internet, demi kelancaran pelaksanaan Nyepi, ini telah diserahkan kepada Kementerian Kominfo di Jakarta, Senin (18/2).

Mereka yang berangkat langsung ke Kantor Kementerian Kominfo di Jakarta, Senin kemarin, masing-masing Ketua Komisi I DPRD Bali I Ketut Tama Tenaya, Kadis Kominfo Bali Nyoman Sujaya, dan Ketua KPID Bali I Made Sunarsa. Ketut Tama Tenaya mengatakan, pihaknya bersama KPID Bali dan Dinas Kominfo Bali telah membuat nota kesepahaman dengan mengimbau lembaga penyiaran supaya tidak melakukan siaran/relay siaran saat Nyepi nanti.

“Kami sudah putuskan dalam sebentuk MoU di mana saat perayaan Nyepi tidak ada siaran telebisi dan radio di wilayah Bali. Stop siaran dimulai 7 Maret 2019 pagi pukul 06.00 Wita sampai 8 Maret 2019 pagi pukul 06.00 Wita. MoU sudah kami sampaikan hari ini (kemarin) kepada Kementerian Kominfo,” ujar Tama Tenaya saat dikonfirmasi NusaBali per telepon di Jakarta, Senin kemarin.

Tama Tenaya berharap Kementerian Kominfo bisa mensosialisasikan keputusan dan MoU soal larangan penyiaran saat Nyepi tersebut, supaya dilaksanakan oleh lembaga penyiaran. “Ini untuk siaran televisi dan radio. Untuk bidang-bidang lainnya seperti bandara dan pelabuhan, itu koordinasi antara Komisi III DPRD Bali dengan lembaga terkait, seperti Dinas Perhubungan,” tandas politisi PDIP asal Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Sementara itu, Ketua KPID Bali Made Sunarsa mengatakan MoU larangan pe-nyiaran saat Nyepi sudah disampaikan ke Kementerian Kominfo di Jakarta. “Sesuai dengan MoU antara Komisi I DPRD Bali, Dinas Kominfo Bali, dan KPID Bali, maka selanjutnya disosialisasikan dan minta dukungan para pihak sesuai proporsional dengan kewenangan masing masing. Kita KPID Bali meminta agar KPI pusat mengeluarkan edaran kepada semua lembaga penyiaran untuk tidak bersiaran di Hari Raya Nyepi,” ujar Sunarsa yang dikonfirmasi terpisah kemarin.

Sunarsa menegaskan, MoU juga disampaikan kepada Kementerian Kominfo. “Kita ke Kementerian Kominfo untuk mendapatkan dukungan dan sekaligus mengeluarkan edaran kepada seluruh lembaga penyiaran untuk menghormati perayaan Hari Suci Nyepi. Dari evaluasi tahun lalu, sudah berjalan baik dan semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, ada hal yang perlu mendapat perhatian khusus, terkait luberan siaran dari daerah lain yang siarannya diterima di Bali saat Nyepi,” beber kader PDIP asal Buleleng ini.

Sunarsa mencontohkan siaran dari Jawa timur yang bisa diterima di Jembrana, demikian pula siaran dari NTB yang bisa diterima di beberapa tempat di Bali. Karena itu, kali ini KPI Bali menggandeng Balai Monitoring Denpasar untuk bisa mengukur sekaligus memonitor siaran yang meluber ke Bali. “KPI Bali juga sudah berkomunikasi dengan KPI Jatim untuk membuat MoU berkaitan luberan siaran ini. Kami berharap Nyepi tahun ini tidak lagi ada siaran yang masuk ke Bali dari daerah lain,” tegas Sunarsa.

Bukan hanya penyiaran televisi dan radio yang minta dihentikan, tapi juga jaringan internet di Bali harap dinonaktifkan saat Nyepi nanti. Ini sama sperti yang diberlakukan saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 setahun lalu, di mana jaringan internet di Bali diputus.

Menurut Sunarsa, KPID sejatinya tidak memiliki kewenangan terkait dengan penghentian sementara data celuler provider internet. “Namun, kami dilibatkan dalam pembahasan ini, baik oleh Komisi I DPRD maupun dari Dinas Kominfo Bali,” kata Sunarsa.

Sunarsa menyebutkan, beberapa waktu lalu juga ada diskusi yang diselenggarakan Kanwil Agama Provinsi Bali dengan melibatkan semua stakeholder termasuk PHDI, FKUB, pecalang, Kapolda, majelis semua agama, dan KPID Bali. Diskusi tersebut membahas imbauan terkait perayaan Nyepi.

“Pada intinya dari semua diskusi yang diselenggarakan, semuanya bertujuan baik untuk menciptakan suasana kehusyukan dan kesucian pelaksanaan Nyepi. Internet sebagai salah satu penyedia hiburan yang sangat banyak seperti video, YouTube, game, siaran tv radio streaming, tentu tidak sesuai dengan Catur Brata Penyepian,” kata mantan Staf Ahli Fraksi PDIP DPRD Bali ini.

Hal lain yang muncul saat diskusi adalah bahwa di medsos banyak dimuat ujaran- ujaran yang provokatif terkait perayaan Nyepi. “Karena itu, salah satu upaya meminimalkan dan mencegahnya adalah dengan menonaktifkan internet. Yang menarik, solusi ini justru disampaikan oleh tokoh-tokoh agama non Hindu, agar tidak terjadi gesekan-gesekan horizontal akibat terprovokasi media sosial.” *nat

Komentar