nusabali

SOKSI Bali Minta Stop Intrik Politik

  • www.nusabali.com-soksi-bali-minta-stop-intrik-politik

Di Tengah Bergolaknya Internal Golkar Bali

DENPASAR, NusaBali
Ketua Depidar (Dewan Pimpinan Daerah) SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, menyatakan keprihatinannya atas kondisi Partai Golkar Provinsi Bali yang didera gejolak belakangan ini, karena dipicu oleh dilengserkannya Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, oleh DPP dengan menunjuk Plt Gede Sumarjaya Linggih (Demer). Apalagi kemudian berlanjut dengan diberangusnya para pengurus Sudikerta oleh Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih membuat suasana semakin tidak kondusif di internal. Gus Adhi berharap intrik politik dikurangi supaya Golkar Bali lebih solid tidak terkotak-kotak lagi.

Seperti diketahui SOKSI bersama Musyawarah Kekeluargaan Gotong-royong (MKGR) dan Kosgoro 1957 adalah organisasi yang disebut Tri Karya, yakni cikal bakal mendirikan Partai Golkar. Menurut Gus Adhi, SOKSI sebagai organisasi pendiri Golkar dengan ormas Tri Karya lainnya MKGR dan Kosgoro ingin kejayaan Golkar kembali seperti dulu.

“Tri Karya SOKSI, MKGR, Kosgoro adalah ormas pendiri yang selalu menjaga soliditas partai dari masa ke masa,” ujar politisi senior Golkar yang juga anggota Korwil Bali DPP Partai Golkar ini di sela-sela pelantikan pengurus MKGR Provinsi Bali di Sector Bar Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (15/2) malam. Kata dia sebagai kader SOKSI, dirinya mendorong supaya kader lebih mengedepankan kekuatan organisasi. Ketimbang saling menjatuhkan.

“Sebagai kader SOKSI saya sendiri turut prihatin dan saya harap gejolak belakangan ini segera berakhir. Saya mengajak bagaimana kita bersama-sama membesarkan Partai Golkar di Bali,” ujar Gus Adhi.

Gus Adhi mengajak seluruh kader menjauhkan intrik politik, namun lebih kedepankan karya nyata di masyarakat. Maka jalan terbaik adalah tidak melakukan intrik politik dalam organisasi ini. “Marilah kita menjauhkan intrik dan mengedepankan karya nyata berlandaskan persaudaraan,” tegas politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Utara, Kabupaten Badung ini. Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini mengatakan dalam menghadapi Pileg/Pilpres 2019 ini jajaran partai harus bersatu.

Memenangkan Pilpres di mana Golkar mengusung Capres-Cawapres Jokowi- Maruf Amin. Kemudian Golkar harus bangkit meningkatkan perolehan kursi di dapil Bali untuk DPR RI dari 2 kursi supaya meningkat menjadi 3 kursi. “Kalau kita solid, kursi DPR RI yang ditarget 3 kursi di dapil Bali di Pileg 2019 bisa kita rebut. Tahun 2014 kita baru 2 kursi, saya berharap di Bali kita bersatulah,” ujar anggota Komisi IV DPR RI ini.

Menurutnya dengan pola penghitungan suara hasil pemilu dengan sistem sainte league, peluang Golkar merebut 3 kursi terbuka lebar. “Kalau saya berkaca dengan hasil Pileg 2014, kader yang menjadi Caleg DPR RI bekerja maksimal dan semuanya gerak optimis saya 3 kursi DPR RI akan tercapai. Dengan demikian kewibawan Partai Golkar di masyarakat akan meningkat. Golkar makin dipercaya,” ujar putra politisi senior Golkar Bali almarhum I Gusti Ketut Adhiputra ini.

Sementara Ketua Umum MKGR, Roem Kono meminta supaya jajaran Partai Golkar Bali tidak sampai terpecah karena perbedaan-perbedaan pandangan. Apalagi Golkar mau menghadapi Pileg dan Pilpres 2019. “Saya minta kader saling mendukung. Kader Golkar di Bali supaya lebih solid. Saya lihat semuanya sangat intensif turun,” ujar mantan anggota Komisi V DPR RI ini.

Roem Kono mengatakan saat ini di Bali ada kader senior yang maju ke DPR RI. Ada I Ketut Sudikerta, Gus Adhi dan Demer. Diharapkan kader Golkar all out memenangkan Pileg dan Pilpres. “Saya melihat Pak Sudikerta rajin turun. Dulu ketika saya di Komisi V membidangi infrastruktur, Pak Sudikerta memperjuangkan banyak pelabuhan di Bali, pembangunan Jalan Tol tengah laut. Saya juga melihat Pak Gus Adhi intensif turun di dapilnya, mudah-mudahan kursi Partai Golkar bisa bertambah di dapil Bali untuk DPR RI,” kata Roem Kono. *nat

Komentar