nusabali

Irigasi Longsor, 55 Ha Sawah Terancam Kering

  • www.nusabali.com-irigasi-longsor-55-ha-sawah-terancam-kering

Subak Klepud di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan seluas 55 ha. Yang sudah ditanami padi seluas 2 ha, yang 53 ha proses olah lahan.

TABANAN, NusaBali
Subak Klepud di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan terancam kekeringan, karena saluran irigasinya longsor sepanjang 21 meter pada Sabtu (9/2). Dengan kondisi tersebut sebanyak 55 hektare sawah terdampak tidak bisa ditanami padi.

Sebenarnya dari luas lahan 55 ha di  Subak Klepud Tempek Klepud, 2 ha sudah ditanami padi sisanya seluas 53 ha masih pengolahan lahan. Dengan kondisi saluran irigasi longsor, membuat petani kebingungan.

Atas kondisi tersebut anggota Koramil Selemadeg Timur yang dipimpin Danramil Kapten Infantri Eko Budi Bakti lakukan gotong royong memasang pipa. Setidaknya tujuh pipa telah terpasang agar bisa membantu petani mengairi sawah.

Pekaseh Subak Klepud I Wayan Sukarma, mengatakan saluran irigasi yang longsor adalah saluran utama sepanjang 21 meter. Longsor terjadi pada Sabtu (9/2) lalu saat wilayahnya diguyur hujan lebat berhari-hari. “Awal diketahui longsor tidak ada air yang mengalir ke sawah, setelah dicek ternyata ada saluran irigasi yang jebol,” ungkapnya ketika dikonfirmasi, Kamis (14/2).

Dikatakan akibat longsornya saluran tersebut, sebanyak 55 ha sawah terancam kekeringan. Karena saat ini petani di Subak Klepud Tempek Klepud sedang proses pengolahan lahan untuk menanam padi. “Dari 55 hektare ini, 2 hektare yang sudah tanam padi, jika tidak teraliri air otomatis sawah akan kekeringan,” imbuhnya.

Sukarma mengaku dengan kejadian itu pihaknya telah membuat proposal dan mengajukan ke Dinas PUPR Kabupaten Tabanan. Bahkan sudah melapor ke BPBD dan PDAM Tabanan. Namun dari Dinas PUPR Tabanan dikatakan belum bisa mendapat bantuan karena dana telah diplot. “Dengan kondisi itu saya tidak berani terlalu menuntut, tetapi kasihan petani saya agar bisa dibantu membuat saluran irigasi baru,” harapnya.

Untuk sementara agar aktivitas menanam padi berjalan, krama pekaseh telah iuran untuk membeli pipa meskipun ada yang belum urunan. Karena hanya solusi memakai pipa saja bisa dijalankan. Solusi lain tidak bisa dilakukan karena harus dibangun saluran irigasi baru, lantaran dasar dari saluran irigasi yang terbuat dari paras sudah jebol bahkan jalurnya lumayan ekstrem karena berada di sisi sungai. “Sumber air kami dari klebutan (mata air) dan arusnya lumayan besar,” tutur Sukarma.

Sementara Danramil Selemadeg Timur Kapten Infantri Eko Budi Bakti, mengatakan telah membantu petani untuk memasang pipa. Sekitar 7 buah pipa berukuran 12 dim sudah terpasang untuk pengairan sawah. “Jadi setelah dapat laporan jika terjadi longsor, kami bantu carikan solusi. Mudah-mudahan dengan segera bisa diatasi dan petani bisa tanam padi,” ujarnya. *de

Komentar