nusabali

Caleg Perempuan Dilatih Cara Merebut Suara

  • www.nusabali.com-caleg-perempuan-dilatih-cara-merebut-suara

Sedangkan tahun 2014 juga sama, hanya lolos satu wakil perempuan, yakni Putu Metta Dewinta Wandy dari Partai Golkar.

DENPASAR, NusaBali
Masih rendahnya keterwakilan perempuan di legislatif ini mendorong Dinas Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Denpasar dan LSM Bali Sruthi menggelar pelatihan kepada 80 calon legislatif perempuan dari 16 partai politik yang akan berlaga di pileg 2019 nanti. Pelatihan digelar selama dua hari, 8-9 Februari 2019 di Hotel Grand Santi Denpasar.

Kepala Dinas P3AP2KB Kota Denpasar, Ir I Gusti Agung Laksmi Dharmayanti MSi mengatakan, pelatihan ini bertujuan agar caleg perempuan di Kota Denpasar memahami keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan nasional. Sekaligus caleg perempuan juga memiliki gambaran, strategi, proses, teknis, dan pengawasan dalam meraih suara serta perhitungan suara pada 17 April 2019. “Kalau kita lihat kondisi riilnya sekarang, kasus atau isu-isu tentang perempuan kan masih marak. Isu-isu ini yang ingin kami angkat melalui keterwakilan perempuan di legislatif. Sementara keterwakilan perempuan di legislatif saat ini masih rendah. Kalau kita bicara di Kota Denpasar saja (pileg 2014), dari 45 orang anggota dewan, hanya satu saja wakil perempuan,” ungkap Laksmi Dharmayanti, Sabtu (9/2).

Padahal, jika mengacu pada UU Nomor 17 Tahun 2017 tentang pemilihan umum, bahwa disebutkan keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota.

Sementara Ketua LSM Bali Sruthi, Luh Riniti Rahayu menjelaskan, keterwakilan perempuan di legislatif Bali sejak pemilu langsung tahun 2004 hanya menduduki 4,5 persen dari total 415 kursi keseluruhan (DPRD kabupaten/kota dan provinsi). Itu artinya keterwakilan perempuan saat itu kurang dari 20 orang yang tersebar di DPRD provinsi maupun DPRD kabupaten/kota. “Persentanse 4,5 persen kita sudah merasa paling rendah di Indonesia. Beda dengan di Sulawesi Utara yang hampir 40 persen keterwakilan perempuannya,” katanya.

LSM Bali Sruthi sejak tahun 2004 mendorong keterwakilan perempuan agar bisa lolos di kursi legislatif. Setelah tahun 2004, pada tahun 2009 pihaknya bersama aktivis perempuan melakukan pelatihan kepada caleg-caleg perempuan dengan mendatangi setiap partai. Pada tahun 2009, keterwakilan perempuan mampu meningkat menjadi 7,5 persen dari 415 kursi yang ada. Seiring perkembangan di tahun 2014 yang sistem sistem tarung bebas, kondisi caleg perempuan dalam meraih suara cukup sulit. Keterwakilan perempuan pun pada tahun 2014 hanya stagnan di 7,3 persen.

“Padahal harapan kita bisa 15 persen lah keterwakilan perempuan. Tapi sistemnya terus berubah-ubah dan kayaknya tidak menguntungkan perempuan. Padahal sesungguhnya jika perempuan diberikan kesempatan, perempuan mampu,” jelasnya. *ind

Komentar