nusabali

Bos Koperasi Diduga Menjadi Korban Pembunuhan

  • www.nusabali.com-bos-koperasi-diduga-menjadi-korban-pembunuhan

Sebuah mobil Mitsubishi Mirage DK 1186 OA ditemukan terjungkal di jurang sedalam 30 meter kawasan Banjar Asah, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada Buleleng, 27 Januari 2019 lalu.

Mobilnya Ditemukan di Jurang Desa Wanagiri

SINGARAJA, NusaBali
Hingga kini pemilik mobil, Kadek Rifki Cahyadi, 36, yang notabene bos Koperasi Wira Satya yang tinggal di Jalan Tukad Balian Denpasar Selatan, be-lum ditemukan. Muncul kecurigaan, sang pemilik mobil diduga jadi korban pembunuhan.

Tim gabungan dari Basarnas dan Polsek Sukasada sudah terjun melakukan penyisiran pasca ditemukanya mobil misterius di dasar jurang kawasan Desa Wanasari. Hingga Jumat (8/2), penyisiran masuh dilakukan, namun petugas belum menemukan pemilik mobil, Kadek Rifki Cahyadi.

Tim gabungan turun tangan melakukan penyisiran, setelah Polres Buleleng mendapat informasi bahwa ada warga Denpasar atas nama Kadek Rifki Cahyadi dilaporkan keluarganya telah hilang ke Polsek Denpasar Selatan, beberapa hari pasca bangkai mobilnya ditemukan di dasar jurang. Sebelum munculnya informasi orang hilang ini, temuan bangkai mobil di dasar jurang kawasan Desa Wanagiri sempat menjadi perbincangan hangat.

Sebab, bangkai mobil Mirage DK 1186 OA itu dalam keadaan kosong, sementara di sekitar lokasi tidak ditemukan jejak seseorang. Bangkai mobil misterius itu dalam kondisinya rusak parah. Kemudian, bangkai mobil tersebut diderek oleh Satlantas Polres Buleleng beberapa jam setelah ditemukan, 27 Januari 2019 lalu.

Kapolsek Sukasada, Kompol Nyoman Landung, mengatakan ditemukan banyak keganjalan dari kasus jatuhnya mobil berwarna putih ke jurang tersebut. Selama hampir seminggi melakukan peyelidikan, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda terjadi kecelakaan di sekitar TKP. Sejumlah bukti yang mendukung adanya kecelakaan seperti bercak darah, juga tidak ditemukan dalam mobil maupun sekitar lokasi kejadian.

“Polisi hanya mnegamankan sebuah dompet berisikan SIM atas nama Kadek Rifki Cahyadi dan juga ada HP milik yang bersangkutan,” jelas Kompol Landung saat ditemui NusaBali di Mapolsek Sukasada, Jumat kemarin.

Menurut Kompol Landung, pihaknya mengalami banyak hambatan dalam penyelidikan. Termasuk masalah keterangan keluarga korban yang hingga saat ini dinilai kurang kooperatif. “Kami belum dapat pastikan apakah itu karena kecelakaan atau kasus kriminal lainnya, karena keluarganya masih menolak memberi keterangan dengan alasan masih shock,” sesal Kompol Landung.

Paparan senada juga disampaikan Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya, saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin. Menurut Kompol Wirajaya, ada yang tak beres dalam peristiwa ini. Pihaknya telah menerima laporan terkait hilangnya korban Kadek Rifki Cahyadi. Namun, pihak pelapor (istri korban) justru tidak kooperatif. Saat dipanggil untuk dimintai keterangannya, yang bersangkutan tidak mau hadir.

“Sampai sekarang istri korban tidak kooperatif, dia tak mau dimintai keterangan. Dia mengatakan sibuk. Sepertinya ada sesuatu yang tak beres dalam kasus ini. Saya sudah koordinasi dengan Polres Buleleng dan dapat informasi bahwa mobil yang diduga kecelakaan itu tidak ada bekas darahnya sama sekali. Padahal, mobilnya terjun ke jurang yang dalam. Hanya mobilnya saja yang ditemukan, sementara pengemudinya tidak ada,” kata Kompol Wirajaya.

Sementara, Koordinator Pos SAR Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan, mengatakan dari analisa posisi bangkai mobil di dasar jurang sedalam 30 meter, sangat kecil kemungkinan pengemudinya, Kadek Rifki Cahyadi, jatuh ke Danau Buyan. Sebab, posisi bangkai mobil dan permukaan danau berjarak sangat jauh, yakni 100 meter.

Menurut Hendri Gunawan, dari hasil penyisiran yang dilakukan timnya, tidak ditemukan ada pepohonan yang lecet atau semak yang rebah di sekitar lukasi TKP, sebagai pertanda kecelakaan lalulintas. “Di sisi lain, pihak keluarga mendapat petunjuk niskala bahwa Kadek Rifki Cahyadi masih berada di sekitar danau. Ada petunjuk niskala yang mengatakan korban sedang jalan-jalan,” kata Hendri Gunawan.

Korban Kadek Rifki Cahyadi sendiri merupakan pemilik Koperasi Wira Satya. Saat pergi meninggalkan rumah, korban berpamitan kepada istrinya, Chyntia Dini Poernamasari, 32, hendak menagih utang Koperasi, 25 Januari 2019 sore atau dua hari sebelum mobilnya ditemukan di dasar jurang ditemukan. Korban pergi naik mobil Mirage DK 1186 OA.

Hal ini diungkapkan adik ipar korban, Yoga Aditia (adik kandung dari Chintia Dini), saat ditemui NusaBali di rumahnya di Gang Wira Satya VII Nomor 3 A Jalan Tukad Balian Denpasar, Jumat kemarin. Menurut Yoga, malamnya sekitar pukul 21.00 Wita, korban Kadek Rifki sempat menelepon istrinya seraya meminta agar pintu gerbang rumah jangan dikunci. Pesan itu disampaikan istri korban, Chyntia Dini, kepada Yoga. “Kakak saya mengatakan Bli Kadek Rifki akan tiba di rumah pukul 23.00 Wita,” kenang Yoga.

Ternyata, hingga keesokan harinya korban Kadek Rifki tak kunjung pulang. Itu sebabnya, sang istri melaporkan hilangnya korban ke Polsek Denpasar Selatan. Di sisi lain, mobil korban justru ditemukan tergelatak di jurang kawasan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada.

“Kakak ipar saya (korban Kadek Rifki) biasanya sudah pulang paling lambat tengah malam pukul 24.00 Wita. Tapi, sejak pergi sampai sekarang, dia tidak pulang,” cerita Yoga yang tinggal serumah dengan kakak iparnya itu.

Yoga mengisahkan, sebelum pergi meninggalkan rumah hendak tagih utang Koperasi, korban Kadek Rifki bersama istri dan anaknya sempat rekreasi ke Bali Zoo Park di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Sepanjang hari itu tak ada cekcok antara korban dan istrinya. Pada hari-hari sebelumnya, korban juga tak pernah bermasalah dengan istri maupun anggota keluarga lainya.

Menurut Yoga, Koperasi Wira Satya milik korban Kadek Rifki dikelola para karyawan yang semuanya dari keluarga. “Koperasi Wira Satya sudah beroperasi selama 4 tahun. Dalam Koperasi ini tidak ada pegawai orang lain, semuanya keluarga. Termasuk saya juga kadang ikut bantu. Setiap hari mereka baik-baik saja, tak pernah saling marah memarahi di Koperasi,” tutur Aditia. *k23,po

Komentar