nusabali

Sesepuh Golkar Minta Demer Mulatsarira

  • www.nusabali.com-sesepuh-golkar-minta-demer-mulatsarira

IGM Perasu dan IGK Anom tuding Demer bikin kisruh, karena copot sejumlah pengurus DPD I Golkar Bali tanpa prosedur yang benar

Dukung Upaya Wijaya cs Lakukan Perlawanan Lewat Mahkamah Partai


DENPASAR, NusaBali
Sejumlah sesepuh Partai Golkar dukung langkah perlawanan I Gusti Putu Wijaya cs, yang diberangus dari kepengurusan DPD I Golkar Bali karena tidak sejalan dengan Plt Ketua DPD I Glkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Mereka pun minta Demer mulatsarira (introspeksi diri), karena manuvernya bikin ricuh internal partai.

Sesepuh Golkar yang minta agar Demer mulatsarira, antara lain, I Gusti Made Perasu (mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar 1987-1999 yang kini anggota Dewan Pertimbangan Golkar Bali) dan I Gusti Ketut Anom (mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Denpasar tiga kali periode yang sempat jadi Sekretaris Dewan Pertimbangan Golkar Bali era Ketua DPD I Golkar Tjokorda Gede Budi Suryawan alias CBS).

Para sesepuh Golkar ini menggelar jumpa pers di Jalan Mohammad Yamin Niti Mandala Denpasar, Kamis (7/2), untuk menyikapi kisruh pasca manuver Demer melengserkan 5 kader senior loyalis Ketut Sudikerta (mantan Ketua DPD I Golkar Bali) dari kepengurusan partai, termasuk I Gusti Putu Wijaya. Mereka didampingi anggota Dewan Pertimbangan Golkar Bali I Gede Wiratha dan Wakil Ketua Bidang Budaya DPD I Golkar Bali hasil reshuffle, Putu Yuda Suparsana.

Yuda Suparsana kemarin pilih menemani para sesepuh Golkar yang sudah bernaung di Beringin sejak 1971. Selain Yuda Suparsana, ada satu tokoh Golkar era Orde Baru yang berkiprah di Jakarta ikut hadir dalam jumpa pers kemarin. Tokoh Golkar yang tidak mau namanya dikorankan ini ikut memberikan pemikiran dan dukungan buat memulihkan situasi kondusif di internal partainya pasca gonjang-ganjing pemecatan IGP Wijaya cs.

I Gusti Made Perasu mengatakan, sebagai orangtua di Golkar, dirinya prihatin dengan kisruh internal partai jelang Pileg 2019 ini. Menurut IGM Perasu, sebetulnya para kader senior yang diberangus tidak menolak penunjukan Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali---menggantikan Ketut Sudikerta yang dicopot karena terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan jual beli tanah senilai Rp 150 miliar.

"Tapi, ricuh di Golkar Bali sekarang ini justru dipicu oleh manuver Demer. Banyak kader yang dicopot dari kepengurusan dan diganti tanpa prosedur yang benar. Saya prihatin dengan situasi ini," ujar sesepuh Golkar asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat ini sembari geleng-geleng kepala, pertanda menyayangkan sepak terjang Demer.

IGM Perasu pun meminta Demer mulatsarira. Demer diingatkan lebih fokus menghadapi tarung Pileg/Pilpres, 17 April 2019, dengan kepengurusan yang lama. "Saya imbau Demer jangan membuat ricuh. Pileg/Pilpres sudah dekat, jangankan bikin masalah tambah runyam. Ciptakanlah kondisi bagus agar menarik pemilih dan Golkar bisa capai target 3 kursi DPR RI Dapil Bali," tegas Perasu.

Sebagai anggota Dewan Pertimbangan Golkar Bali dan sudah berada Partai Beringin sejak berdiri tahun 1971, Perasu mengaku akan mendukung langkah IGP Wijaya cs, yang melakukan perlawanan dengan mempertanyakan kesewenang-wenangan Demer ke Mahkamah Partai. "Saya selaku Dewan Pertimbangan yang sudah sejak 1971 menjadi kader Golkar, mendukung langkah IGP Wijaya dan teman-temannya,” katanya.

“Yang benar itu harusnya Demer melaksanakan Musdalub Golkar Bali, sesuai perintah SK 362 DPP Golkar. Bukan malah melakukan reshuffle kepengurusan DPD I Golkar, kalau memang ingin suasana partai kondusif," lanjut Perasu yang juga mantan Ketua DPRD Badung dan Ketua DPRD Denpasar di era Orde Baru.

Reshuffle yang diputuskan DPP Golkar, kata Perasu, pastilah karena adanya usulan dari DPD I Golkar Bali di bawah Plt Demer. "Tapi, malah menyimpang. Itu salah Demer. Sepanjang yang saya tahu, penyelesaian masalah di Golkar selalu dengan pendekatan kekeluargaan. Sekarang, saya dengar akan ada upaya me-Plt-kan Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali," sesal politisi sepuh yang juga dikenal sebagai pembina Perguruan Pencak Silat Bakti Negara ini.

Perasu juga menyebutkan, dirinya sebagai kader Golkar sudah pernah bertarung sebagai caleg DPR RI dalam Pileg 2009. Meski gagal lolos ke Senayan, namun saat itu dia menduduki ranking 3 suara terbanyak di internal caleg Golkar, setelah Demer dan I Gusti Ketut Adhiputra (almarhum).

"Walau cuma ranking 3, saya merasa saya sudah berbuat untuk membesarkan Golkar. Sudah saya tunjukkan kemampuan saya. Tapi, sekarang saya sungguh prihatin dengan kondisi di partai. Demer itu tahun 2004 langsung diberi jatah ke DPR RI, tanpa pernah mesuang peluh (berkeringat) di Golkar. Nasibnya saja yang membuat dia jadi anggota DPR RI saat DPD I Golkar Bali di bawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Alit Yudha," kenang Perasu.

Paparan senada juga diutarakan sesepuh Golkar lainnya, I Gusti Ketut Anom. Menurut IGK Anom, selama menjadi kader Golkar sejak tahun 1971, dirinya selalu melihat penyelesaian masalah secara kekeluargaan, dengan pendekatan-pendekatan organisasi yang solid. "Saya tidak pernah melihat situasi dan cara-cara seperti sekarang ini,” sesal Anom.

“Saya ikuti di media NusaBali, SK DPP Golkar Nomor 362 itu jelas mandatnya supaya Demer melaksanakan Musdalub (Musyawarah Daerah Luar Biasa). Tapi, kalau memang tidak Musdalub, ya jangan dulu melakukan reshuffle kepengurusan DPD I Golkar. Jangan buat situasi internal tidak solid. Teman-teman yang sekarang sedang nyaleg jangan dibebani dengan situasi kisruh. Justru tambah beban mereka," ujar Anom.

Anom juga mendukung upaya IGP Wijaya cs yang dilengserkan oleh Demer lakukan perlawanan ke Mahkamah Partai Golkar, untuk mempertanyakan proses reshuffle itu. "Ya, sebaiknya ditempuh jalur ke Mahkamah PartaiGolkar, supaya masalah ini tidak terus berlarut dan mengganggu soliditas partai," tegas politisi senior Golkar asal Banjar Titih, Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat yang juga mantan Sekda Kota Denpasar di era Walikota I Made Suwendha ini.

Ada 5 kader senior loyalis Ketut Sudikerta yang sebelumnya diberangus Demer dari kepengurusan DPD I Golkar Bali, hanya berselang 2 bulan jelang tarung Pileg 2019. Pertama, IGP Wijaya, yang diberangus dari jabatan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Gollar Bali I Gusti Putu Wijaya. Posisi kader Golkar sejak 1973 ini digantikan oleh I Made Dauh Wijana, yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar dan sekaligus Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali.

Kedua, I Wayan Subawa, mantan Sekda Badung dan Calon Walikota Denpasar di Pilkada 2010 yang diberangus dari jabatan Wakil Ketua Bappilu Wilayah Denpasar DPD I Golkar Bali. Wayan Subawa digantikan IB Gede Udiyana, yang semula menjabat Wakil Ketua Bidang Pariwisata Budaya DPD I Golkar Bali. Ketiga, I Made Dedung Suardana, yang diberangus dari jabatan Wakil Ketua Bappilu Wilayah Badung DPD I Golkar Bali. Dedung Suardana digantikan oleh Anak Agung Citra Umbara.

Keempat, AA Ngurah Rai Wiranata, sesepuh Beringin asal Puri Kesiman, Denpasar Timur yang diberangus dari jabatan Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Ormas DPD I Golkar Bali. Dalam kepengurusan terbaru, jabatan Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Ormas DPD I Golkar Bali dilikuidasi. Kelima, I Gede Kintawali, yang diberangus dari jabatan Korwil Pemenangan Pemilu Wilayah Buleleng DPD I Golkar Bali. Gede Kintawali disebut-sebut dicopot karena alasan kesehatan.

Sebelum pencopotan IGP Wijaya cs, satu kader senior lainnya, I Wayan Gunawan, telah lebih dulu didekap Demer dari kursi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali yang sudah diduduki sejak 2004. Jabatan Gunawan dialihkan kepada Made Dauh Wijana.

Sementara itu, Demer menolak berkomentar saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah terkait sikap para sesepuh Golkar, Kamis kemarin. Alasannya, semua sudah dijawab saat jumpa pers di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Rabu (6/2) sore. "Sudah dijawab semua kemarin (rabu)," elak politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang sudah tiga periode duduk di Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini. *nat

Komentar