nusabali

Penganiaya Taruna Junior Diskorsing

  • www.nusabali.com-penganiaya-taruna-junior-diskorsing

Aldama bercerita ke teman, di kampusnya kerap terjadi kekerasan

MAKASSAR, NusaBali
Pelaku penganiayaan taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, M Rusdi (21) diskorsing oleh pihak kampus. Sanksi drop out baru akan dijatuhkan setelah adanya keputusan yang sifatnya inkrah.

"Kita sudah bentuk tim investigasi. Kami juga sudah laksanakan rapat dewan kehormatan taruna dan memutuskan, MR ini diskorsing untuk memudahkan proses penyidikan oleh polisi," kata Dirut ATKP Makassar, Agus Susanto saat ditemui di rumah duka di Mandai, Maros, Rabu (6/2) seperti dilansir detik.

Sehari sebelum meninggal dianiaya seniornya, taruna tingkat pertama Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP), Aldama Putra Pangkolan (19) mendapat telepon dari seniornya. Bahkan, korban sempat disuruh ke daerah Antang, namun dilarang oleh orang tuanya.

Hal tersebut diungkapkan ayah korban, Pelda Daniel Pongkala yang merupakan anggota TNI AU ketika dikonfirmasi di rumah duka di Kompleks Leo Wattimena AURI, Sultan Hasanuddin, Rabu (6/2).  Menurut Daniel, dirinya sempat emosi melihat anaknya tertekan saat menerima telepon dari seniornya.

“Jadi Sabtu malam waktu anak saya pulang menginap di rumah, dia dapat telepon dari temannya disuruh ngumpul di Antang. Anak saya itu sebut siap senior dan sampai 3 kali terima telepon dari orang yang sama. Anak saya itu juga bilang, tidak bisa datang ke Antang karena saya larang. Sempat saya yang mau bicara sama itu penelpon, tapi dimatikan. Jadi ada 3 kali itu telepon masuk dari seniornya dan anak saya selalu bilang siap salah senior,” ungkap Daniel.

Daniel pun melaporkan kejadian itu ke aparat kepolisian, karena kecurigaan terhadap kematian anaknya. Pihak kampus ATKP menyatakan bahwa pemuda kelahiran 13 Mei 2000 itu meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Namun, terdapat beberapa luka lebam di tubuhnya tanda bekas penganiayaan.

“Jadi saya dapat kabar, setelah anak saya meninggal. Saya dapat informasi, bahwa saat anak saya kritis setelah dipukuli senior-seniornya. Para pelaku pun panik dan berupaya memberikan bantuan pernafasan dan memberinya minyak kayu putih saat dirawat di poliklinik. Anak saya katanya meninggal saat perjalanan ke RS Sayang Rakyat di samping Tol Revormasi,” bebernya seperti dilansir kompas.

Kepada salah seorang sahabatnya, Aldama pernah bercerita, jika di dalam kampusnya itu kerap terjadi kekerasan. Bahkan, kekerasan yang ia alami itu, setiap hari terjadi dan dilakukan oleh senior-seniornya. Apalagi, Aldama merupakan ketua angkatan.

"Dia bilang beruntung kalau dalam sehari dia tidak dipukuli. Apalagi dia kan ketua angkatan. Jadi kalau ada temannya yang salah, dia yang dipanggil untuk dikasi hukuman," kata salah seorang sahabatnya, Arman seperti dilansir detik.

Meski sudah berusaha untuk tegar, orang tua taruna Aldama yang tewas dianiaya oleh seniornya mengaku belum bisa melupakan banyak kenangan dari sosok anaknya itu. Apa lagi, sebelum meninggal, ayah korban, Pelda Daniel Pongkala yang merupakan prajurit TNI Angkatan Udara di Lanud Hasanuddin, sempat mengantar putranya itu sampai di depan kampus. Bahkan sebelum berpisah, Aldama sempat hormat dan memeluk ayahnya.

Sebelumya diberitakan, seorang taruna ATKP, Aldama tewas dengan sekujur tubuh penuh luka lebam setelah dianiaya seniornya di dalam kampus.  Korban dianiaya hanya karena ia melanggar tidak mengenakan helm saat mengendarai motor di dalam kampus ATKP. *

Komentar