nusabali

Mentawai Zona Bahaya Gempa Nomor Satu di Indonesia

  • www.nusabali.com-mentawai-zona-bahaya-gempa-nomor-satu-di-indonesia

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyebutkan, dari hasil pemantauan dan analisis, tercatat sebanyak delapan zona kegempaan di Indonesia yang saat ini harus diwaspadai.

JAKARTA, NusaBali
Kabupaten Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat menduduki peringkat pertama zona bahaya gempa bumi. Zona yang harus diwaspadai, lanjut Dwikorita, relatif jarang terjadi gempabumi, namun memiliki energi yang tersimpan besar serta akan terlepas dengan kuat.

"Zona di Mentawai menjadi nomor satu dari semua yang harus diwaspadai. Pertimbangannya itu termasuk dari analisis yang dilakukan oleh peneliti kegempaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI)," kata Dwikorita di Padang, Rabu (6/2).

Dia menjelaskan, selain analisis yang dilakukan oleh peneliti kegempaan LIPI, juga ada analisis dan pertimbangan dari ahli Geologi dan Gempabumi Danny Hilman Natawijaya yang mengatakan zona Mentawai sudah sangat labil atau pecah energinya tahun ini.

Maka dari itu, Zona Mentawai menjadi fokus prioritas BMKG saat ini, meski juga ada zona lain seperti di Sulawesi.

"Kalau Mentawai ini saatnya (pelepasan energi) adalah ya sekitar tahun-tahun ini. Zona Mentawai menjadi fokus prioritas meski ada zona lain seperti Sulawesi. Akan tetapi, sebagian energi zona di Sulawesi sudah lepas dan mungkin hanya berjaga-jaga di sekitar kurang lebih 50 tahun kedepan. BMKG saat ini juga sudah memasang lebih dari 10 stasiun-stasiun pengamatan seismik di wilayah Sumatera Barat. Stasiun ini, guna memantau patahan di Megathrust Mentawai," kata Dwikorita seperti dilansir vivanews.

Meski fokus dengan zona Mentawai, Dwikorita juga memastikan segmen patahan Semangko yang berada di daratan Pulau Sumatera. Bahkan juga, sekarang sudah dipasang alat khusus sebanyak lima unit.

"Kami tetap memantau patahan Semangko ini, karena itu ada di darat meski, Magnitudonya tidak sebesar di Mentawai. Tapi dari pemetaan (patahan sembangko) di tanah tempat kita berpijak. Jadi kerusakan kemungkinan cukup besar," tuturnya.  *

Komentar