nusabali

KPK Akui Cermati Dugaan Korupsi di Papua

  • www.nusabali.com-kpk-akui-cermati-dugaan-korupsi-di-papua

Dilaporkan balik soal pencemaran nama baik, KPK siap dengan bukti

JAKARTA, NusaBali
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui tengah melakukan penyelidikan atas sejumlah dugaan korupsi anggaran negara di Papua. Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan KPK akan merilis hasil penyelidikan tersebut sebagai tindak lanjut atas hak publik.

"Kami sampaikan bahwa KPK memang sedang mencermati sejumlah dugaan korupsi terkait proyek dan anggaran di Papua," ujar Febri dalam keterangan tertulis, Selasa (5/2) seperti dilansir cnnindonesia.

Febri mengatakan sejauh ini KPK belum dapat menyampaikan secara spesifik perihal korupsi apa yang terjadi di Papua berkenaan dengan anggaran negara. Ia hanya mengatakan penyelidikan tersebut sebagai dukungan KPK agar pembangunan di Papua berjalan dan dinikmati oleh masyarakat.

Febri menyampaikan KPK telah menugaskan Tim Koordinasi dan Supervisi Pencegahan untuk melakukan perbaikan dan pencegahan korupsi di Papua sejak beberapa waktu lalu.

Sejauh ini, ia berkata, hasil kerja tim khusus itu dapat dilihat melalui MCP (Monitoring Center for Prevention) Korsupgah pada website korsupgah.kpk.go.id. Per 11 Januari 2019, Febri menyebut perkembangan pelaksanaan rencana aksi Pemprov Papua adalah 58 persen.

"Upaya KPK melakukan pencegahan di sejumlah daerah ini kami lakukan secara serius dalam kerangka mendukung pembangunan di Papua dengan cara mencegah korupsi di berbagai sektor," ujarnya.

Di sisi lain, ia menegaskan KPK tidak akan memberi toleransi kepada semua pihak yang terbukti korupsi di Papua. Pihaknya juga mengingatkan agar tidak ada korupsi pada proses penganggaran, pengadaan di Papua.

"Untuk menyelamatkan dan mengurangi dampak kerugian pada masyarakat Papua, maka menjadi kewajiban penegak hukum, termasuk KPK untuk menangani korupsi tersebut," ujar Febri.

Sementara itu, Febri menyampaikan pimpinan KPK sudah menjenguk salah satu dari dua pegawai KPK bernama Gilang yang menjadi korban penganiayaan di Hotel Borobudur saat rapat anggaran pemerintah provinsi Papua. Ia berkata Gilang belum bisa pulang karena masih butuh perawatan usai menjalani operasi di bagian hidung dan di sekitar mata sebelah kiri.

Febri juga menyampaikan pegawai KPK yang menjadi korban pemukulan sudah melakukan visum dan rekam medis. Nantinya, ia berkata dua dokumen itu akan dijadikan bahan pembuktian atas tindak pidana yang terjadi di Hotel Borobudur.

"Untuk pertanyaan siapa yang melakukan penganiayaan, tentu akan lebih baik jika kita mempercayakan hal tersebut pada tim Polri yang sudah mulai bekerja," ujar Febri.

Pemprov Papua sendiri tak tinggal diam atas pelaporan dugaan penganiayaan tersebut oleh pegawai KPK. Pihak Pemprov melaporkan balik ke polisi soal pencemaran nama baik terkait dugaan penganiayaan terhadap pegawai KPK di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (2/2) lalu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, membenarkan perihal laporan tersebut. Laporan dibuat pada Senin (4/2). "Ya benar ada laporan. Sudah diterima," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (5/2) dilansir detik.

Laporan dibuat oleh pria bernama Alexander Kapisa. Sementara itu, pihak terlapor masih dalam penyelidikan sedangkan korban pelaporan adalah Pemprov Papua. Dalam laporan itu, pelapor mengaku lihat dan curiga terlapor tengah mengambil gambar tanpa seizin korban atau pihak hotel. Lantas, terlapor dihampiri oleh korban yang mengaku adalah penyelidik KPK.

Korban sempat bertanya soal administrasi terlapor, namun terlapor tidak membawa administrasi apapun. Korban sempat melihat isi telepon genggam terlapor. Dalam telepon genggam menyebut ada informasi penyuapan di Hotel Borobudur. Padahal, tidak ada penyuapan diakuinya.

Sebelumnya, dua pegawai KPK yang sedang menjalankan tugas menjadi korban penganiayaan. Itu terjadi pada Sabtu tengah malam (2/2) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Polisi kemudian melakukan penyelidikan. Lantas polisi menyebut ada dua penyelidik KPK pada saat kejadian dugaan penganiayaan, namun, hanya satu orang yang mengalami luka-luka akibat dianiaya.

Argo Yuwono mengatakan pihaknya tengah menyelidiki dua laporan tersebut. "Iya sedang kita selidiki, namanya juga laporan masyarakat ya harus kita tindak lanjuti," kata Argo dilansir detik, Selasa (5/2). *

Komentar