nusabali

Guru SDN 5 Bugbug Raih Rancage 2019

  • www.nusabali.com-guru-sdn-5-bugbug-raih-rancage-2019

Guru mata pelajaran Agama Hindu SD Negeri 5 Bugbug, Kecamatan Karangasem, I Ketut Sandiyasa, dinobatkan meraih penghargaan rancage setelah dinilai berjasa mengembangkan sastra daerah.

AMLAPURA, NusaBali
Penghargaan itu diberikan Yayasan Kebudayaan Rancage yang didirikan Ajip Rosidi, Erry Riyana Harja Pamungkas dan Edi S Ekajati. Hanya saja, acara penerimaan rancage belum ditentukan. Penghargaan rancage diraih setelah menyetorkan karya sastra kumpulan cerpen berjudul, Kupu-Kupu Kuning Ngindang di Candidasa.

Kepada NusaBali di Amlapura, Minggu (3/2), Sandiyasa mengaku tak menyangka meraih rancage yang diumumkan di Gedung Kesenian Sunan Ambu Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Kamis (31/1) lalu. Sebab, 14 kumpulan cerpen yang dibukukan sebenarnya hasil karya di sela-sela kesibukan menyelesaikan tugas-tugas selama kuliah pascasarjana di IHDN Denpasar yang masih dijalaninya.

"Mulanya hanya meramaikan sastra Bali modern dengan karya sederhana. Beberapa ide dari konflik batin dialami penulis. Menulis itu, sebagai pengisi waktu saat ruwet buat tugas kuliah pasca-sarjana," katanya. Ini prestasi membanggakan, di tengah persaingan ketat antar penulis sastra Bali modern. Sebab yang ambil bagian menyertakan karya sastranya dari penulis berpengalaman, di antaranya Tatu Anak Luh dari Ni Nyoman Ayu Suciartini, Silunglung dari I Nengah Jati, Langit lan Segara Gunung dari Ngurah Parsua, Tuan Dewan dari Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten, Mayasa Sastra Ring Gumi den Bukit dari Putu Wahyu Santosa, Manyonyo dari Luh Sawita Utami dan yang lain-lainnya.

Salah satu dewan juri, Prof Dr I Nyoman Darma Putra memberikan penilaian ternyata karya sastra Kupu-Kupu Kuning Ngindang di Candidasa dinyatakan berhak meraih Rancage 2019.

Penghargaan diberikan Yayasan Kebudayaan Rancage Bandung. Hanya saja agenda penerimaan penghargaan belum ditetapkan. Dari 14 cerpen yang dibukukan itu salah satunya kisah cinta Nyoman Jaya dengan Siti Juleha dengan latar belakang keyakinan berbeda mampu terjalin toleransi melalui cinta. Tercatat ke-14 cerpen yang dibukukan itu, sehingga meraih Rancage 2019:

Suaran Gambang Seduri, Tamplakan Limane Intan Pandini, Kupu-kupu Kuning Ngindang di Candidasa, Nyoman Jaya lan Siti Juleha, Bungan Ambengan Bada Budu, Sertifikasi, Jero Balian, Pamor, Punyan Bingin, Wayan Arya Ngalih Tunangan, Gede Penida, Impas, Mamadu Ngajak Leak, dan Mulih.

Atas prestasi itu I Ketut Sandiyasa tercatat sebagai peraih rancage sejajar dengan penulis sebelumnya yang juga meraih rancage, yakni I Gede Putra Ariawan peraih Rancage 2015 dari Tabanan dengan buku Ngurug Pasih, I Gede Gita Purnama Arsa Putra peraih Rancage 2016 dari Denpasar dengan buku Angripta Rum, Dewa Ayu Carma Citrawati peraih Rancage 2017 dari Klungkung dengan buku Kutang Sayang Gemel Medui, dan I Gde Agus Darma Putra peraih Rancage 2018 dari Bangli dengan buku Bulan Sisi Kauh. *k16

Komentar