nusabali

Nelayan Belum Berani Melaut

  • www.nusabali.com-nelayan-belum-berani-melaut

Cuaca dikhawatirkan masih tak bersahabat dan nelayan trauma dengan gelombang pasang pekan lalu. Plus ada jukung dan peralatan tangkap mengalami kerusakan.

Pasca Amukan Gelombang Pasang

SINGARAJA, NusaBali
Sebagian besar nelayan di wilayah Buleleng belum bisa melaut, pasca gelombang pasang dan angin kencang yang menerjang daerah pesisir Bali Utara pada 22 Januari 2019 lalu. Selain masih khawatir dengan perubahan cuaca, tidak sedikit dari mereka kehilangan jukung dan peralatan tangkap lainnya. Mereka pun berharap ada bantuan modal agar kembali bisa melaut.

Ketut Denut, salah satu nelayan asal Tejakula mengaku, kehilangan jukung saat gelombang pasang yang terjadi pada 22 Januari, tengah malam. Ia tidak mengira gelombang laut malam itu akan menghempas jukungnya. Karena sore harinya, laut cukup tenang. “Saya tidak menyangka, gelombangnya tinggi sekali, ada sampai 7 meteran. Saya tidak sempat menyelamatkan jukung, karena kejadiannya malam,” katanya, Minggu (3/2).

Disebutkan, selain kehilangan jukung, ada juga nelayan yang menjadi korban karena jukungnya hancur dihempas gelombang laut. Beberapa nelayan juga kehilangan alat tangkap seperti jaring, dan mesin tempel. “Kalau di Tejakula banyak sekali yang hilang, ada rusak, ada yang jaring dan mesin jukungnya hilang,” imbuhnya.

Sementara data pada Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng menyebut, jumlah nelayan yang menjadi korban akibat gelombang pasang dan angin kencang yang terjadi beberapa hari sejak tanggal 22 Januari lalu, tercatat sebanyak 720 nelayan, yang tersebar di dari ujung Timur wilayah Buleleng hingga ujung Barat Buleleng. Rinciannya, terbanyak ada di Kecamatan Tejakula sebanyak 292 nelayan, kemudian Kubutambahan 109 nelayan, Buleleng 106 nelayan, Gerokgak 80 nelayan, Seririt 59 nelayan, Banjar 47 nelayan, dan Kecamatan Sawan sebanyak 26 nelayan.

Tercatat pula, jumlah jaring yang hilang sebanyak 67 set, yang rusak 107 set termasuk peralatan tangkap lainnya, kemudian jukung yang hilang tercatat 18 buah. Salai hilang, jumlah jukung rusak berat dilaporkan sebanyak 115 buah, rusak ringan 219 buah, dan rusak sedang sebanyak 232 buah.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng, Ni Made Armika mengakui sebagian besar nelayan yang menjadi korban gelombang pasang dan angin kencang belum bisa melaut. Karena selain kehilangan jukung, mesin, ada juga nelayan yang belum bisa memperbaiki jukungnya. “Walaupun sekarang cuaca sudah lebih baik dibanding sebelumnya, memang nelayan masih ada yang belum bisa melaut. Karena mereka ada yang kehilangan jukung, dan ada juga kehilangan peralatan tangkap,” terangnya.

Menurut Armika, pihaknya telah mendata jumlah nelayan dan kerusakan akibat bencana gelombang pasang. Selanjutnya, data tersebut pihakn sudah berkoordinasi dengan dinas terkait seperti BPBD dan Dinas Sosial. “Kami berusaha, bagaimana para korban ini bisa mendapat bantuan sembako dulu. Dan itu sudah ada yang diberikan, mungkin bertahap,” katanya.

Sedangkan terhadap bantuan modal, Kadis Perikanan Armika berharap lembaga keuangan di desa, seperti BUMDes, Koperasi atau LPD dapat memberikan pinjaman dengan bunga ringan. Sehingga para nelayan itu bisa kembali melaut, untuk dapat mencukupi kebutuhan ekonominya. *k19

Komentar