nusabali

Pedagang Cilik di Besakih Andalkan Bahasa Isyarat

  • www.nusabali.com-pedagang-cilik-di-besakih-andalkan-bahasa-isyarat

Para pedagang cilik di sekitar Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, rata-rata hanya mengandalkan bahasa isyarat menawarkan barang dagangannya untuk wisatawan asing.

AMLAPURA, NusaBali

Pedagang cilik, Ni Ketut Puspita, 8, misalnya sehari-hari menjual postcard, lebih banyak menggunakan bahasa isyarat menyodorkan postcard kepada wisatawan. Puspita rata-rata menjual satu postcard seharga Rp 10.000. Jualan sepulang sekolah. “Jika jualan di hari Minggu, dari pagi hingga sore bisa laku lebih dari satu postcard,” ungkap Puspita, siswi kelas III SDN 3 Besakih ditemui di Pura Soring Ambal-Ambal atau jaba Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (1/2). Ia menjual postcard bergambar Pura Besakih dan gambar ritual Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh.

Meski menggunakan bahasa isyarat, Puspita rata-rata mampu menjual postcard minimal satu lembar per hari. Jualan di hari-hari biasa sepulang sekolah mulai pukul 12.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita. Berbeda dengan di hari Minggu jualan dari pukul 07.00 Wita-18.00 Wita, lokasi jualan sekitar jaba Pura Penataran Agung Besakih. Berbeda dengan pedagang cilik, Ni Putu Rista, 12, dari Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, yang masih duduk di kelas VI SDN 6 Besakih. Ia memahami 21 bahasa asing. Sehingga dengan mudah melayani setiap wisatawan yang datang ke Pura Besakih.

Putu Rista juga jualan postcard sepulang sekolah. Ia belajar bahasa asing secara mandiri sehingga mampu mengerti 21 bahasa asing yakni Ceko, Slovenia, Rumania, Korea, Thailand, Rusia, Italia, Prancis, Portugis, Jerman, Spanyol, Norwegia, Macedonia, Jepang, Inggris, Luxemburg, Slovakia, Polandia, Hongaria, Denmark, dan Belanda. Jika ditambah bahasa Bali dan bahasa Indonesia. Putu Rista pernah menerima hadiah kamus bahasa Inggirs, bahasa Jerman, bahasa Prancis, bahasa Belanda, dan bahasa Jepang dari Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri. Ayah kandung Putu Rista, I Wayan Dapid mengatakan, anaknya belajar bahasa asing sendiri dan langsung praktek di lapangan. *k16

Komentar