nusabali

Jangan Abaikan Demam Tinggi

  • www.nusabali.com-jangan-abaikan-demam-tinggi

Waspada DB Jelang Musim Hujan

DENPASAR, NusaBali

Musim hujan nampaknya telah tiba. Penyakit musiman seperti demam berdarah bisa berpotensi merebak. Namun, masyarakat jangan panik. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jangan sepelekan demam, karena demam merupakan gejala obyektif yang berarti terjadi sesuatu yang abnormal di dalam tubuh. Demikian diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam RSUP Sanglah, dr Agus Somia, Kamis (31/1).

“Imbauannya kepada masyarakat, jangan anggap sepele demam. Sebab demam berarti terjadi sesuatu yang abnormal di dalam tubuh. Apalagi disertai dengan bintik-bintik merah pada tubuh, yang harus dilakukan adalah segera datang ke faskes seperti puskesmas untuk didiagonosa penyakitnya. Jangan panik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ketika tergigit nyamuk aedes aegypti, maka virus dengue akan masuk ke tubuh. Jika terjadi demam tinggi yang tiba-tiba, berarti jumlah virus yang berkembang sedang banyak-banyaknya di dalam darah. Menaikkan suhu tubuh adalah cara kerja tubuh untuk menekan virus tersebut.

“Jadi tubuh itu berusaha menekan virus tersebut dengan menaikkan suhu tubuh. Pusat pengatur suhu tubuh kita adalah di otak. Masa demam biasanya 2-7 hari. Tapi jangan menunggu sampai hari ketujuh. Cepat periksakan,” jelasnya.

Dalam masa demam antara 2-7 hari tersebut, selanjutnya demam akan tiba-tiba turun. Namun jangan berpikir itu sudah sembuh. Justru saat demam turun secara tiba-tiba, itu adalah masa kritis. Kalau tidak ditangani dengan baik pada periode masa kritis itu, malah jadi berbahaya. Apalagi disertai gangguan fungsi organ.

“Sementara saat jumlah virus turun setelah ditekan oleh demam, tubuh juga mengeluarkan antibody untuk menekan virus ini. Sehingga terjadi perang antara antibody dan tubuh kita sendiri yang ditandai dengan perembesan cairan dari pembuluh darah berkumpul ke rongga-rongga tubuh kita,” bebernya.

“Jika merembes maka volume cairan di pembuluh darah akan berkurang. Ini yang menyebabkan tensi akan turun. Tensi turun, volume cairan berkurang, maka aliran darah ke organ-organ penting seperti otak, ginjal, jantung, dan hati akan berkurang, sehingga terjadi gangguan fungsi organ tertentu. Atau secara periodik bisa terjadi pendarahan, misalnya pembuluh darah pecah,” imbuhnya.

Untuk itu dr Somia menjelaskan, bila sudah mengenali gejala seperti demam tinggi yang mendadak, bintik merah pada tubuh, mual muntah, nyeri kepala hebat, nyeri otot sendi, maka segera periksakan segera ke puskemas. “Faskes tingkat puskesmas bisa mengidentifikasi hal itu sebagai demam berdarah. Kalau misalnya terbukti demam berdarah, kita klasifikasikan kasusnya, apakah ringan, sedang atau berat,” ujarnya.

“Kalau ringan ya tidak perlu sampai dirawat di rumah sakit, namun rawat jalan secara reguler ke fasilitas kesehatan puskesmas atau klinik. Dokter-dokter puskesmas saya rasa mampu melakukan itu karena pedoman perawatan itu sudah ada. Namun bila derajat keparahannya cenderung DB yang berat, maka bisa dirujuk ke tingkat rumah sakit yang lebih tinggi dan RSUP Sanglah. Karena di RSUP Sanglah juga tersedia fasilitas-fasilitas perawatan yang bisa mendukung penanganan gangguan fungsi organ,” tandasnya, sembari mengatakan pencegahan harus dilakukan dengan optimal yaitu menutup peluang nyamuk yang berkembang biak lewat genangan air. *ind

Komentar