nusabali

Oleh-oleh Bali Diprediksi Ikut Terimbas

  • www.nusabali.com-oleh-oleh-bali-diprediksi-ikut-terimbas

Pemberlakuan tarif bagasi pesawat diyakini berimbas terhadap penjualan oleh-oleh/souvenir kepada wisatawan di Bali.

DENPASAR, NusaBali

Omset penjualan diperkirakan menurun. Namun diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Ketua DPD Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra, mengatakan Kamis (31/1). “Sesuatu yang  baru pasti menyebabkan kaget. Hal yang lumrah,” ujar Alit Wiraputra, sapaan Ketua Kadin asal Dalung, Badung ini.

Namun mengingat souvenir merupakan bagian dari  gaya hidup berwisata, kata Alit Wiraputra, kenaikan tarif bagasi tidak akan memupus bisnis oleh-oleh. “Kenyataannya orang tidak akan merasa klop berwisata, tanpa souvenir,” ujar Alit Wiraputra. Sederhana dan seperti naïf. Tetapi tandasnya, adalah hal yang tidak bisa dipungkiri.

Karena itulah lanjut Alit Wiraputra, kenaikan tarif bagasi pesawat, tidak akan berimbas lama terhadap bisnis oleh-oleh dalam industri pariwisata Bali. Apalagi yang dari sisi besaran dan volume barang oleh-oleh, tidak memerlukan ruang yang banyak. “Ada dampak, tetapi tidak signifikan, “ kata Alit Wiraputra.

Sementara dari pantauan, penjualan oleh-oleh di beberapa pusat penjualan oleh-oleh khas Bali kondisinya sepi. Namun kalangan pengelola pusat penjualan oleh-oleh tak berani menyimpulkan, apakah sepinya penjualan sebagai imbas kenaikan tarif bagasi atau karena berkaitan dengan musim low season kunjungan wisatawan ke Bali. “Yang jelas kami tetap melayani penjualan termasuk packing,” ujar Gek Ita, koordinator penjualan di Agung Bali-salah satu pusat oleh oleh khas Bali di kawasan Jalan Sunset Road Kuta.

Hal senada disampaikan Ketut Wijaya, salah seorang kepala penjualan di Lotte Grosir Bali jalan by pass I Gusti Ngurah Rai Denpasar Selatan. Menurut Wijaya kunjungan wisatawan belakangan menurun. Apakah penurunan tersebut, termasuk pembelian oleh oleh karena dampak kenaikan tariff bagasi pesawat ? “Belum berani kita memberi kesimpulan karena secara data masih belum,” ujar ,” ujar Wijaya.  Karena kata Wijaya, pemberlakuan tariff bagasi tersebut relatif. “ Jadi belum kita rasakan dampaknya secara langsung,” kata Wijaya.

Tidak jauh beda dengan Putu Sutiana, supervisor di Pusat Penjualan Oleh oleh Khrisna di Jalan Pulau Nusa Kambangan, Denpasar Barat. “Sekarang kan memang musim sepi (wisatawan) jadi kan tidak kelihatan (dampaknya),” ucap Sutiana. Maksud Sutiana, sepinya kunjungan dan penjualan apakah karena pengaruh sepinya kunjungan wisatawan atau karena imbas tarif bagasi pesawat. “Kalau di sini sejak kemarin memang seperti ini,” tunjuk Sutiana, pada suasana lengang di kawasan pusat oleh-oleh tersebut.

Dari penjelasan Sutiana, produk camilan seperti pie susu, jenis penganan ringan tradisional lainnya, adalah jenis yang biasanya paling banyak dicari wisatawan. Selain souvenir lain berbahan kayu dan lainnya.

Sutiana juga menjelaskan pelayanan pembelian oleh oleh dan souvenir di Khrisna sesuai dengan keinginan konsumen. Di antaranya untuk jasa pengepakan Rp 10 ribu per kardus. “Kalau bertambah pengepakannya, tentu bertambah ongkosnya,” kata Sutiana. *k17

Komentar