nusabali

Ditagih Pajak Mobil Bentley Rp 100 Juta

  • www.nusabali.com-ditagih-pajak-mobil-bentley-rp-100-juta

Kepemilikan mobil Bentley bernopol B-2829-JZZ diduga fiktif. Zulkifli, nama yang dicantumkan pada surat tanda nomor kendaraan (STNK), sama sekali tidak memiliki kendaraan tersebut.

Warga Gang Sempit Kaget

JAKARTA, NusaBali
Bahkan lokasi rumahnya pun ada di gang sempit. Hal ini terungkap saat petugas dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta dan Samsat Jakarta Barat melakukan door to door untuk menagih pajak kendaraan bemotor (PKB) mobil mewah, salah satunya Bentley bernopol B 2829 JZZ.

Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Unit Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Jakarta Barat, Elling Hartono. Dia ditemani stafnya, mencari alamat pemilik mobil. Sesuai data Samsat Jakarta Barat, mobil Bentley tipe Continental GT.4.0/3993 CC itu ada di Jalan Mangga Besar IVA, Tamansari, Jakarta Barat. Pemilik tertera atas nama Zulkifli.

Elling mengatakan, pemilik Bentley sudah menunggak pajak selama 4 bulan. "Ini kendaraan pertama, masa pajaknya 30 September 2018, sudah telat 4 bulan. Kebetulan pada hari ini ditemukan lokasi adanya kendaraan mewah Bentley tahun 2013 dengan tunggakan pajak sebesar Rp 100 juta," kata Plt Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta, Faisal Syafruddin Senin (28/1) seperti dilansir detik.

Faisal mengungkap, mobil tersebut sudah menunggak pajak sejak 30 September 2018 atau selama 4 bulan. "Denda pajaknya Rp 8 juta dengan total pajak yang berjalan R- 100 juta, sehingga (total) 108 juta,"imbuh Faisal.

Setelah ditelusuri, rumah Zulkifli ada di belakang gang sempit yang hanya bisa dilewati pejalan kaki saja. Warga bernama Zulkifli memang ada. Tetapi, Zulkifli yang ditemui di alamat tersebut sama sekali tidak memiliki kendaraan. Di sana, petugas bertemu dengan Abdul Manaf, ayah Zulkifli. Abdul Manaf bingung ketika ditanya apakah Zulkifli anaknya, punya mobil Bentley.

"Kagak ada, Pak. Saya sama istri saya juga bingung," jawab Abdul. Abdul jelas bingung, karena anaknya bukan saja tidak punya pekerjaan, tetapi Zulkifli juga menderita gangguan jiwa. "Kan dia sakit, sakit jiwa itu udah 15 tahun, hampir 20 (tahun) lah. Ya kesehariannya ketergantungan obat (dokter), masih berobat tuh orang," ujar Abdul

Abdul mengungkapkan  sekitar dua tahun lalu, seorang misterius pernah meminjam kartu tanda penduduk (KTP) Zulkifli kepadanya. Abdul mengaku tidak mengenal orang yang meminta fotocopi anaknya. Setelah memberi fotokopi KTP Zulkifli, Abdul diberi uang. "Dikasih Rp 125 ribu," kata Abdul.

Zulkifli sendiri sehari-hari bekerja serabutan. Zulkifli biasa membantu tantenya mengangkat air untuk dagangan bakmi.

"Jadi kalo pagi suka parkir, suka bantuin angkat-angkat air. Tapi dokter juga bilang begitu, biar ada kegiatan gitu," imbuhnya. Dari jerih payahnya bantu-bantu itu, Zulkifli mendapatkan upah. Pria lajang itu menghabiskan uangnya untuk jajan. *

Komentar