nusabali

Wabup Karangasem Kunjungi Korban Longsor

  • www.nusabali.com-wabup-karangasem-kunjungi-korban-longsor

Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, mengunjungi korban longsor di dua rumah duka dan mengunjungi lokasi longsor di Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Senin (28/1).

AMLAPURA, NusaBali

Wabup Artha Dipa menyampaikan duka cita mendalam dan menyerahkan bantuan. Turut hadir, Asisten III Setda Karangasem I Wayan Purna, Sekcam Kubu I Ketut Tahu Putra Jaya, Perbekel Desa Ban I Wayan Potag, serta Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Karangasem Asmi Sukmawati.

Wabup Artha Dipa menuju dua rumah duka dengan menumpang kendaraan BPBD agar mampu mencapai tujuan karena jalan licin. Pertama menuju rumah korban meninggal Ni Ketut Puspawati, 28, dan Ni Komang Mertini, 19. Wabup Artha Dipa bertemu kerabat korban dalam suasana hujan lebat,  menyerahkan bantuan selimut, matras, sembako, dan makanan ringan. Bantuan diterima secara simbolis I Kadek Jirna, suami dari almarhum Ni Komang Mertini. “Ini bantuan sekadarnya, sebagai ucapan duka cita. Semoga yang ditinggalkan tetap tabah menghadapi cobaan,” harap Wabup Artha Dipa.

Wabup Artha Dipa mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan saat musim hujan karena struktur tanah di Banjar Jatituhu yang bebukitan labil dan rawan longsor. Apalagi bukit yang ada tanpa ada pohon-pohon besar sebagai penahan struktur tahan. Usai menyerahkan bantuan, selanjutnya rombongan Wabup Artha Dipa mengecek lokasi longsor. Melintasi jalan tanah yang licin sejauh 3 kilometer dari pusat pemukiman Banjar Jatituhu. Perjuangan menuju lokasi longsor cukup berat, selain jalan tikungan yang sempit dan benar-benar licin karena diguyur hujan.

Wabup Artha Dipa mengamati geografis sekitarnya, dinilai memang rawan longsor, tanpa pohon penahan tanah di saat hujan. BPBD Karangasem dan Dinas Sosial diminta memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya membangun pemukiman di tempat aman. Sementara Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag, mengakui tanah di Banjar Jatituhu rawan longsor, apalagi berupa bebukitan dengan tanah labil. “Di sini jarang ada tanaman keras sebagai penahan struktur tanah. Tanah bukit itu biasanya ditanami jagung,” kata Wayan Potag. Saat longsor, tidak turun hujan. Tetapi hujan turun sebelumnya, sehingga tanah jadi basah dan berat menahan beban. *k16

Komentar