nusabali

Subak Swadaya Tangani Kerusakan Saluran Irigasi di Sungai Biluk Poh

  • www.nusabali.com-subak-swadaya-tangani-kerusakan-saluran-irigasi-di-sungai-biluk-poh

Dampak banjir bandang pada 22 Desember 2018 lalu, berupa kerusakan tanggul saluran irigasi di Sungai Biluk Poh, wilayah Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, yang menjadi titik utama jalur pengairan di empat subak wilayah Kecamatan Mendoyo, berusaha ditangani secara swadaya oleh krama subak terdampak.

NEGARA, NusaBali

Setelah dilakukan penangan darurat dengan menumpuk batu sebagai tanggul darurat yang dibangun melalui bantuan Kodim Jembrana, kini krama di empat subak terdampak mempersiapkan jaring nilon untuk memperkuat tumpukan batu tersebut.

Kelian Subak Tegal Gintungan di wilayah Kelurahan Tegal Cangkring, Nengah Madika, saat ditemui memantau pembuatan jaring nilon di balai subak setempat, Senin (28/1), mengatakan empat subak yang terdampak kerusakan tanggul adalah Subak Tegal Gintungan, Subak Penyaringan, Subak Pergung, dan Subak Delod Berawah. Luas persawahan di empat subak itu mencapai sekitar 450 hektare. “Susunan batunya sudah kami bangun bersama TNI, beberapa waktu lalu. Tetapi kalau nanti banjir lagi, kami khawatir tanggul darurat itu akan tergerus. Makanya, kami membuat jaring untuk menahan tumpukan batu-batu itu,” ujarnya.

Menurutnya, pembuatan jaring nilon itu dilakukan bersama-sama krama di empat subak terdampak. Rencananya, jaring nilon yang dibuat dengan menghabiskan dana sekitar Rp 5 juta itu akan mulai dipasang, Kamis (31/1).

“Ya kami bersama-sama membuatnya, termasuk dana swadaya. Sebenarnya lebih baik kalau langsung dibuatkan bronjong yang permanen dengan menggunakan rangkaian besi. Tetapi biayanya jauh lebih mahal. Kami berusaha semaksimal mungkin melakukan penanganan sementara biar air tetap bisa mengalir, sambil menunggu penanganan permanen dari pemerintah,” kata Madika.

Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Jembrana Komang Adiyasa yang juga warga Kelurahan Tegal Cangkring, menyatakan sejumlah kerusakan infrastruktur pertanian harus segera ditangani. Apabila tidak segera ditangani, kerusakan infrastruktur pertanian ini akan membuat padi-padi yang baru ditanam petani akan gagal panen. “Jaring pengaman batu ini untuk  solusi sementara bendung yang jebol sembari nunggu bantuan pemeliharaan. Kami berharap, penanganan permanennya bisa segera dilakukan,” harapnya.

Sementara Kadis Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Darwin, mengatakan terkait kerusakan sejumlah infrastruktur akibat terdampak banjir bandang, sudah menjadi perhatian Pemkab Jembrana. Telah disiapkan anggaran sekitar Rp 600 juta untuk penanganan kerusakan saluran irigasi di 2019 ini. Juga disiapkan anggaran sebesar Rp 4,1 miliar untuk perbaikan kerusakan jembatan permanen yang menghubungkan Banjar Anyar Kaja dengan Banjar Penyaringan di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, yang juga menjadi salah satu prioritas penanganan dampak banjir bandang Sungai Biluk Poh. “Nanti untuk kerusakan tanggul saluran irigasi itu juga akan diperbaiki. Kami sudah petakan, dan masih dalam proses. Kami juga terus berkoordinasi ke pusat,” ujarnya. *ode

Komentar