nusabali

Nelayan Tidak Melaut, Harga Ikan Melambung

  • www.nusabali.com-nelayan-tidak-melaut-harga-ikan-melambung

Cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang yang terjadi beberapa hari terakhir membuat nelayan di Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung memilih lego jangkar.

Dampak Gelombang Tinggi Disertai Angin Kencang   


MANGUPURA, NusaBali
Tidak berlayarnya nelayan ini berdampak pada berkurangnya pasokan ikan, dan naiknya harga ikan. Salah seorang nelayan Kedonganan bernama Saini, 46, mengungkapkan semenjak cuaca ekstrem, dia dan beberapa rekan nelayan memilih lego jangkar. Tidak banyak aktivitas di laut saat terjadi fenomena siklon tropis riley. Hal ini karena ketinggian gelombang yang mencapai 4 meter dan angin mencapai 50 knot. Apalagi, dirinya hanya menggunakan kapal kecil. Akibat tidak melaut, pasokan ikan di Pasar Kedonganan semakin menipis, bahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terpaksa didatangkan dari Karangasem, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa.

“Sekarang ini banyak yang didatangkan dari luar (Kedonganan). Kalau nelayan di sini tidak melaut, soalnya gelombang cukup tinggi. Makanya ikan didatangkan dari luar semua,” kata Saini, Senin (28/1) siang.

Keterbatasan pasokan ikan di Kedonganan berdampak pada naiknya harga. Ikan tongkol ukuran besar dari Rp 30.000 per kilogram, sekarang jadi Rp 35.000 per kg. Ikan tongkol ukuran kecil, biasanya Rp 20.000 per kg. Sekarang dijual seharga Rp 25.000 per kg. Kenaikan yang cukup signifikan adalah udang, yang sebelumnya hanya Rp 110.000 per kg, saat ini sudah mencapai Rp 140.000 per kg.

Pedagang ikan, Solidi mengaku kenaikan harga ikan karena stok yang ada saat ini menipis. “Yang jual di stand sekitar ini banyak yang tutup. Hanya beberapa saja termasuk saya. Ikan-ikan dibeli dari beberapa pemasok dari luar. Soalnya nelayan di Kedonganan belum bisa melaut,” katanya. *dar

Komentar