nusabali

Jalur Singaraja-Kintamani Sempat Lumpuh 5 Jam

  • www.nusabali.com-jalur-singaraja-kintamani-sempat-lumpuh-5-jam

Senderan Pura Tirta Manik Muncar di Belandingan Ambruk 40 Meter

BANGLI, NusaBali
Arus lalulintas di jalur Denpasar-Singaraja via Kintamani sempat lumpuh selama 5 jam, Senin (28/1). Masalahnya, badan jalan tertimbun material tebing longsor di kawasan Desa Bantang, Kecamatan Kintamani, Bangli, Senin pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Akses jalan baru bisa dibuka sore pukul 15.00 Wita.

Tebing yang longsor berada beberapa meter di atas (sisi selatan) pemukiman Desa Bantang atau sekitar 400 meter arah utara dari pertigaan menuju Desa Catur, kecamatan Kintamani. Tebing longsor setinggi 8 meter, dengan lebar sekitar 8 meter. Badan jalan provinsi Kintamani-Singaraja pun tertimbun material longsor berupa tanah, pecahan batu, dan kayu setebal 1,5 meter.

Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah longsor yang terjadi saat hujan lebat ini. Pasalnya, ketika tebing longsor ke jalan raya, sedang sepi arus lalulintas. Namun, bencana tebing longsor ini menyebabkan arus lalulintas antar kabupaten lumpuh total selama 5 jam, hingga sore pukul 15.00 Wita.

Menurut Kanit Lantas Polsek Kintamani, Iptu Made Suastika, antrean kendaraan  sempat mengular sepanjang 1 kilometer dari titik longsor ke arah selatan (menuju puncak Penulisan, Kintamani) dan 1 kilometer dari titik longsor menuju arah utara (Singaraja). “Karena tidak bisa lewat, pengendara harus putar haluan,” ungkap Iptu Made Suastika.

Pengendara yang hendak menuju Kintamani-Bangli dari Singaraja, harus memutar lewat jalur Karangasem. Sebaliknya, pengendara yang hendak menuju Singaraja dari Kintamani-Bangli, harus memutar lewat jalur Karangasem melalui Desa Suter, Kecamatan Kintamani. Tak sedikit pula yang hendak ke Singaraja memutar lewat Jembatan Tertinggi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung tembus ke Baturiti, Tabanan.

Sementara, Dinas PU Provinsi Bali mengerahkan alat berat untuk proses evakuasi material longsir di kawasan Desa Bantang. Setelah berjuang selama hampir 5 jam, petugas akhirnya berhasil membuka akses jalan Kintamani-Singaraja, Senin sore pukul 15.00 Wita. Namun, pengendara harus ekstra hati-hati di lokasi longsor.

Dihubungi terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, Ketut Agus Sutapa, mengatakan lokasi longsor berada di Desa Bantang kemarin meruakan jalan provinsi. Proses evakuasi material longsor pun ditangani petugas PU Bali. "Ditangani langsung dari pihak provinsi, ada satu alat berat (loader) yang diturunkan ke lokasi," jelas Agus Sutama.

Sementara itu, hujan lebat yang menggusyur kawasan pegunungan Kintamani, Senin kemarin, menyebabkan bencana longsor di sejumlah titik. Salah satunya, longsor di Desa Belandingan, yang berjarak sekitar 20 kilometer arah timur dari pucak Penulisan. Bencana longsor di Desa Belandingan menimpa Pura Luhur Tirta Manik Muncar.

Menurut Perbekel Belandingan, I Komang Suastika, senderan Pura Luhur Tirta Manik Muncar ambrol sepanjang 40 meter, dengan tinggi 3 meter. Jebolnya senderan pura ini, Senin pagi, sekaligus menghacurkan Pos Pecalang dan alat pengaduk semen yang tepat berada di bawah senderan.

Perbekel Komang Suastika mengatakan, senderan Pura Luhur Tirta Manik Muncar yang longsor ini sebetulnya baru dibangun, bahkan pengerjaannya belum tuntas. “Senderan yang baru dibangun ini panjangnya mencapai 150 meter dengan tinggi 3 meter. Senderan ini dibangun secara swadaya. Karena anggaran keburu habis, maka pengerjaan senderan dihentikan sementara sejak 3 bulan terakhir,” keluh Suastika saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.

Menurut Suastika, senderan dibangun cukup panjang yakni mencapai 150 meter, karena ke depan akan dilakukan perluasan areal Pura Luhur Tirta Manik Muncar, pura yang diempon 230 kepala keluarga (KK). “Pembangunan senderan ini menghabiskan dana hampir Rp 1,7 miliar. Beruntung, tidak semua bangunan senderan jebol. Kerugian material ditaksir mencapai Rp 700 juta,” katanya. *ee

Komentar