nusabali

5 Korban Luka Longsor Desa Ban Masih Dirawat di RS dan Puskesmas

  • www.nusabali.com-5-korban-luka-longsor-desa-ban-masih-dirawat-di-rs-dan-puskesmas

BPBD Provinsi Santuni Korban Tewas Rp 15 Juta

AMLAPURA, NusaBali
Lima (5) dari 12 korban luka (sebelumnya ditulis 11 orang) akibat bencana longsor di Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem hingga Senin (28/1) masih dirawat di RSUD Karangasem dan Puskesmas Kubu I. Sedangkan jenazah dua korban tewas, Ni Ketut Puspawati, 28, dan Ni Komang Mertini, 19, belum dikuburkan keluarganya.

Dari 12 korban luka-luka akibat bencana longsor di Banjar Jatiluhu, Desa Ban, Minggu (27/1) malam pukul 19.00 Wita, 6 orang di antaranya dirawat di RSUD Karangasem di Amlapura. Sedangkan 6 korban luka lainnya dirawat di Puskesmas Kubu I. Sebagian besar dari mereka sudah dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing, Senin kemarin.

Korban yang masih dirawat di RSUD Karangasem hingga kemarin berjumlah 4 orang, semuanya anak-anak dan balita. Mereka masing-masing Ni Luh Ari, 10 (luka di kepala), Ni Kadek Nitasari, 7 (luka di kepala), I Kadek Ari Wirawan, 4 (patah kaki kanan, luka di kepala), dan I Gede Napendra, bayi 10 bulan yang terluka di kepala.

Sedangkan yang masih dirawat di Puskesmas Kubu I, hanya satu orang, yaknu I Ketut Sukratawan, 30. Suami dari koban tewas Ni Ketut Puspawati ini mengalami patah tulang lengan kanan, hingga harus menjalani perawatan intensif. Sementara 7 korban terluka lainnya sudah dibolehkan pulang dari RS maupun Puskesmas, yakni I Kadek Jirna, 26 (suami dari korban tewas Ni Komang Mertini sekaligus ayah dari bayi Gede Napendra), I Nyoman Andre, 12, I Nengah Darpa, 30, Ni Nyoman Wagiani, 30, I Nengah Suarta, 27, Ni Kadek Sintia, 22, dan I Gede Arik, 21.

Perlu dicatat, rumah yang tertimpa tebing longsor hingga jatuh 2 korban tewas dan 12 korban terluka malam itu adalah milik keluarga I Nengah Suarta. Malam itu, ada 14 orang tengah nonton TV bersama-sama di rumah Nengah Suarta, termasuk pasutri I Nengah Darpa dan Ni Nyoman Wagiani, serta pasutri Kadek Jirna dan Ni Komang Mertini.

Di lokasi longsor itu, sebenarnya ada dua rumah yang baru dibangun atas bantuan dari relawan pasca gempa. Kedua rumah yang masing-masing berukuran 8 meter x 5 meter itu berjejer di bawah tebing bukit. Rumah pertama ditempati keluarga I Nengah Suarta, sementara rumah kedua ditempati keluarga I Kadek Jirna. Sebelum dibangun rumah, terlebih dulu dilakukan pembongkaran bukit.

Sejak beberapa hari terakhir, Nengah Suarta jatuh sakit, sehingga beberapa keluarganya datang menjenguk, Minggu sore. Mereka yang berkumpul di rumah Nengah Suarta malam itu berjumlah 14 orang, termasuk beberapa anak-anak.

Di luar dugaan, tebing bekas galian setinggi 8 meter di belakang (sebelah timur) rumah Nengah Suarta mendadak longsor. Bongkahan batu karang menghantam tembok rumah semi permanen itu hingga 14 orang yang berada di dalamnya terluka, bahkan 2 di antaranya meninggal dunia. Korban Ni Ketut Puspawati langsung tewas mengenaskan di TKP, sementara Ni Komang Mertini meninggal saat dilarikan ke Puskesmas Kubu I.

Informasi yang dihimpun NusaBali, jenazah korban Ketut Puspawati akan dikuburkan keluarganya pada Anggara Wage Pahang, Selasa (29/1) ini. Hingga Senin kemarin, jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Sedangkan penguburan jenazah Komang Mertini belum ditentukan.

Dua keluarga bersaudara, yakni Nengah Suarta dan Kadek Jirna pilih mengungsi ke rumah kerabatnya yang dalam posisi aman di kawasan Banjar Jatiluhu, Desa Ban. Rumah keluarga Nengah Suarta belum bisa ditempati, karena remuk diterjang longsor. Sedangkan rumah keluarga Kadek Jirna tidak diterjang longsor, namun dianggap tidak aman atas kemungkinan terjadi longsor susulan.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Bali, I Komang Kusuma Edi, terjun ke lokasi bencana di rumah keluarga Nengah Suarta di Desa Ban, Senin siang pukul 14.00 Wita. BPBD Bali menyerahkan bantuan makanan ringan, selimut, matras, dan keperluan lainnya.

BPBD Bali janjikan beri santunan masing-masing Rp 15 juta kepada keluarga korban tewas dan Rp 10 juta untuk korban luka berat. "Kami sediakan santunan untuk korban meninggal sebesar Rp 15 juta per orang dan korban luka berat Rp 10 juta per orang. Santunan segera akan kami proses agar secepatnya cair," jelas Kusuma Edi. *k16

Komentar