nusabali

Siklon Riley Menjauh, Nelayan Diminta Waspada

  • www.nusabali.com-siklon-riley-menjauh-nelayan-diminta-waspada

Saat siklon tropis riley melanda, gelombang laut mencapai 7 meter. Saat ini di selatan perairan Bali tinggi gelombang kisaran 2,5–4 meter, sementara di Selat Bali 2,5 meter.

MANGUPURA, NusaBali
Fenomena siklon tropis riley (bukan relay seperti tertulis sebelumnya, Red) yang melanda Bali selama tiga hari belakangan ini sudah semakin menjauh dari Pulau Dewata. Meski demikian, gelombang laut masih cukup tinggi di wilayah selatan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mencatat masih terjadi gelombang tinggi, dan mengimbau para nelayan untuk waspada dan tetap memperhatikan peringatan kondisi cuaca terkini. 

Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, menerangkan siklon riley bergerak terus ke arah selatan menjauhi wilayah Indonesia termasuk Bali. Sehingga dampak langsung yang menimbulkan angin kencang sudah mulai mengecil. Saat ini, Bali kembali menghadapi monsun Asia, pergerakan angin basah dari utara (Asia) lebih mendominasi, yang akan berdampak pada hujan yang terus menerus. Pergerakan tersebut menandakan akan memasuki puncak musim hujan pada Februari dan Maret mendatang. 

“Kalau untuk fenomena siklon tropis riley memang sudah mulai menjauh. Meski demikian, secara tidak langsung menimbulkan area konvergensi atau pertemuan angin dari arah barat. Namun, untuk wilayah yang lebih banyak terdampak dalam peralihan itu adalah di Jawa. Sementara Bali masih aman,” ungkap Imam saat dikonfirmasi, Minggu (27/1) sore. 

Imam menjelaskan, menjauhnya fenomena siklon tropis riley ini serta merta menurunkan intensitas tinggi gelombang laut di perairan Bali. Kalau saat siklon riley terjadi, gelombang laut mencapai 7 meter. Namun, untuk selatan perairan Bali saat ini sudah menurun dari kisaran 2,5 meter hingga 4 meter, sementara di Selat Bali setinggi 2,5 meter. Meski ada penurunan tinggi gelombang, Imam tetap mengimbau kepada nelayan dan masyarakat yang melakukan aktivitas di perairan agar tetap waspada dan memperhatikan setiap imbauan yang dikeluarkan. 

“Kalau gelombang memang menurun saat ini. Tapi, tidak menutup kemungkinan adanya gelombang tinggi juga. Kami tetap mengimbau kepada nelayan agar lebih waspada saja saat melakukan kegiatan, dan tentunya harus memperhatikan setiap imbauan kami,” urainya. 

Imam menyebut Bali sudah menghadapi musim penghujan yang puncaknya diperkirakan pada Maret mendatang. BMKG mengimbau agar masyarakat siap menghadapi musim penghujan ini. “Meskipun saat ini masih ada cuaca panas, bukan berarti musim (penghujan) sudah selesai. Kan biasa juga terjadi kalau musim kemarau juga ada hujannya. Ya, terkait imbauan, kami berharap masyarakat agar lebih memperhatikan situasi saat ini sebelum beraktivitas,” tandasnya. 

Sebelumnya diberitakan, fenomena siklon tropis riley baru terdeteksi pada Kamis (24/1) pagi di Selatan Bali. Fenomena ini menyebabkan wilayah yang ada di sekitarnya langsung terdampak termasuk kawasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Biasanya, kata Imam, fenomena ini akan berlangsung selama tiga hari dari awal terdeteksi. 

Terkait dampak dari fenomena itu, Imam menyebut yang sangat diperhatikan adalah kecepatan angin yang mencapai 40 knot dan memyebabkan gelombang tinggi di seputar perairan Bali yang mencapai 5 meter hingga 7 meter dalam kurun waktu fenomena terjadi. “Kalau untuk kecepatan angin yang memcapai 40 knot ini dikategorikan cukup ekstrem baik untuk di darat maupun di laut. Jadi, kalau kapal feri saja batasannya 20 knot, berarti nelayan ataupun aktivitas di laut perlu diperhatikan,” imbuhnya. *dar

Komentar