nusabali

Peternakan Babi Dituding Buang Limbah ke Pangkung

  • www.nusabali.com-peternakan-babi-dituding-buang-limbah-ke-pangkung

Limbah yang diolah, dulunya dijadikan pupuk untuk kebun buah naga, kini limbah dicurigai warga dibuang langsung ke pangkung.

PT ABS: Itu Air Pencucian Sisa Pekerja

SINGARAJA, NusaBali
Peternakan babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, diduga membuang limbah cair ke pangkung (sungai) dekat peternakan. Warga di sekitar lokasi peternakan, juga mengeluhkan bau dan juga suara babi yang bersumber dari dalam peternakan.

Dugaan adanya pembuangan limbah cair kotoran babi ke pangkung oleh peternakan babi, diketahui warga sekitar empat hari lalu. Warga juga mengambil sampel cairan berwarna pekat sebagai bukti. Warga juga sempat menunjukkan lokasi Pangkung tempat pembuangan limbah.

Pantauan di lokasi Minggu (27/1), peternakan babi berlokasi di Dusun Kawan, Desa Bila. Peternakan ini dikelola oleh PT Anugrah Bersama Sukses (ABS). Peternakan ini memiliki dua bangunan bersebelahan hanya dipisah oleh jalan desa. Informasinya, bangunan di lahan atas merupakan bangunan induk sebagai pusat pemeliharaan babi. Sedangkan bangunan kedua di lahan bagian bawah seberang jalan desa, dipakai pusat pengolahan limbah. Bangunan lahan bawah ini berdekatan dengan pangkung.

Saat musim panas, limbah yang sudah diolah dijual ke petani perkebunan buah naga. Namun saat musim hujan, warga tidak melihat ada pengangkutan limbah ke luar perusahaan. Nah warga menduga, limbah babi itulah yang kemudian dibuang ke Pangkung, karena tidak bisa dijual karena cair.

Jro Mangku Karda menuturkan, pangkung yang biasanya mengalirkan air buangan ketika hujan, justru dijadikan tempat pembuangan limbah. Untuk memastikan, ia pun sempat mengambil sampel limbah berupa cairan pekat sebagai bukti. “Dulu sejak mulai beroperasi memang kami tahu kalau limbah itu diambil oleh orang dari Desa Bulian untuk pupuk tanaman Buah Naga. Tetapi sekarang kami tidak melihat lagi. Saya curiga air, limbahnya itu dibuang ke pangkung,” katanya.

Selain menemukan adanya dugaan pembuangan limbah ke pangkung, warga yang berdampingan dengan lokasi perternakan juga keluhkan bau kotoran babi. Bau tersebut tercium hingga jarak 100 meter sesuai arah angin. “Waktu saya punya upacara kematian, hampir selama empat hari tidak ada bau. Tetapi begitu upacara selesai, baunya kembali menyebar. Katanya selama empat hari itu, pakai obat, sehingga baunya hilang,” kata I Wayan Marsa.

Warga lainnya juga mengungkapkan, kerap terganggu dengar suara babi di jam-jam tertentu hingga menganggu kenyamannya. Apalagi suara babi itu terdengar pada malam hari. Selain menganggu kenyamanan, warga juga khawatir peternakan itu akan menimbulkan virus JE. “Kami akan terus kumpulkan bukti-bukti. Fakta ini menunjukkan kalau perusahaan ini menganggu kenyamanan. Kami akan sampaikan bukti ini agar pihak terkait memperhatikan kenyamanan kami dengan hadirnya investasi peternakan ini,” tegas Jero Padma.

Sementara, Direktur Utama PT ABS, I Made Widiana, membantah ada pembuangan limbah ke pangkung. Dijelaskan, limbah babi sudah diolah melalui proses panjang, hingga air limbah pada bak 5, sudah dapat dipakai untuk menyiram tanaman yang berada di bangunan bagian bawah.

Sedangkan air yang mengalir ke pangkung, diperkirakan adalah air sisa pencucian dari pekerja di peternakan. Air ini mengalir di got perusahaan yang dibuang ke pangkung, bersamaan dengan turunnya hujan. “Got di sana kami buat itu untuk mengalirkan air ketika hujan dan bermuara di pangkung, dan got itu juga mengalirkan air sisa pencuci tenaga termasuk juga air dari WC di lahan bagian atas. Tidak ada limbah, karena limbah sudah kami olah, ada 5 bak pengelahan, dan bak ke 5 air sudah jernih, dan biasanya kami pakai menyiram tanaman,” jelasnya.

Terkait gangguan bau dan suara bising, Widiana mengatakan hal itu sudah ditangani. Sekarang pihkanya sedang menguji dengan melibatkan konsultan. Pengujian ini dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali dengan memakai indikator level zone. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng juga rutin melakukan uji terkait suara dan sebaran bau yang dikeluhkan warga. “Pada intinya peternakan ini mengikuti aturan pemeirntah dan masalah bau dan suara bising kami sdang lakukan penanganan dan menunggu hasil tes di instanasi berwenang,” katanya. *k19

Komentar