nusabali

Longsor di Desa Ban, 2 Tewas, 11 Terluka

  • www.nusabali.com-longsor-di-desa-ban-2-tewas-11-terluka

Seluruh korban tertimpa tebing longsor saat nonton TV bersama di rumah keluarga Nengah Suarta di Banjar Jatiluhu, Desa Ban

Kendaraan Tak Bisa Masuk, Evakuasi Korban dengan Jalan Kaki

AMLAPURA, NusaBali
Bencana tebing longsor terjadi di Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Ka-rangasem, Minggu (27/1) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Dalam bencana yang terjadi di saat hujan lebat ini, dua ibu rumah tangga tewas tertimbun, sementara 11 korban lainnya terluka.

Dua (2) ibu rumah tangga yang tewas tertimbun material longsor tebing di Desa Ban tadi malam, masing-masing Ni Ketut Puspa, 18, dan Ni Komang Mertini, 18. Kedua korban masih ada hubungan keluarga dan tinggal dalam satu pekarangan rumah yang tertimpa tebing longsor.

Menurut kesaksian I Kadek Jirna, 25, suami dari korban tewas Ni Komang Mertini, awalnya dia dan istrinya menikmati makan sore bersama anak semata wayangnya yang baru berusia 10 bulan, I Gede Napendra. Habis itu, mereka nonton TV bersama-sama di rumah kerabatnya, I Nengah Suarta, yang lokasinya masih satu pekarangan. Di pekarangan rumah ini, tinggal 3 kepala keluarga (KK), termasuk korban Ni Ketut Puspa bersama sauaminya.

Ada 13 orang yang berkumpul nonton TV di rumah keluarga Nengah Suarta sore itu, termasuk 3 anak dan 2 balita. Sekitar pukul 19.00 Wita, ketika tengah asyik nonton TV, tiba-tiba tebing setinggi 10 meter di belakang rumah (sisi utara) Nengah Suarta longsor menimpa rumah. “Kami semua tertimbun,” ungkap Kadek Jirna di RSUD Karangasem di Amlapura, Minggu malam.

Disebutkan, korban Ketut Puspa langsung tewas di tempat. Sedangkan korban Komang Mertini, istri dari Kadek Jirna, meninggal saat dilarikan ke Puskesmas Kubu I. Selain 2 ibu rumah tangga berusia masing-masing 18 tahun ini, ada 11 korban terluka dalam bencana ini. Lima di antaranya masih anak-anak dan balita, termasuk buah hati pasutri Kadek Jirna dan Komang Mertini. 

Para korban terluka itu, masing-masing I Nengah Suarta, 36, Ni Wayan Kertini, 26, Ni Ketut Resi, 54, Ni Ketut Tista, 56, I Kadek Jirna, 25, I Wayan Osek, 24, Ni Kadek Nitasari, 6 (luka di kepala), I Ketut Sukarnawa, 8 (luka di kepala), I Kadek Arik Wirawan, 2 (patah kaki kanan), I Gede Napendra, 10 bulan (luka di kepala), dan Ni Luh Ari, 10. Mereka dilarikan ke RSUD Karangasem di Amlapura untuk mendapatkan perawatan. 

Kadek Jirna menyebutkan, proses evakuasi para korban untuk mendapatkan perawatan, sangat sulit dilakukan. Masalahnya, jalur menuju lokasi longsor tebing di Banjar Jatiluhu, Desa Ban tidak bisa dijangkau kendaraan termasuk sepeda motor. Evakuasi mesti dilakukan dengan jalan kaki, di mana jalannya licin. 

“Itu sebabnya, kami cukup lama tiba di Puskesmas Kubu I, untuk selanjutnya dirujuk ke RSUD Karangasem. Istri saya bahkan meninggal saat dibawa ke Puskesmas Kubu I,” keluh Kadek Jirna. 

Menurut Kadek Jirna, jenazah istrinya, Komang Mertini, masih dititipkan di Puskesmas Kubu I. Dia pilih mengurus anak balitanya yang baru berusia 10 bulan, I Gede Napendra, yang menjalani perawatan di UGD RSUD Karangasem. Kadek Jirna yang terluka sekalian berobat di RUSD Karangasem.

Sementara itu, petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Karangasem bersama Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem di bawah Koordinator I Gusti Ngurah Eka, petugas Polsek Kubu, dan Koramil Kubu kesulitan mencapai lokasi TKP bencana, untuk mengevakuasi para korban longsor. Selain, kondisinya gelap, jalannya sempit hingga tidak bisa dilalui kendaraan. Petugas mesti jalan kaki. 

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, yang semalam memimpin langsung petugas TRC ke lokasi, mengatakan hingga tadi malam pihaknya belum bisa mengevakuasi material longsor. "Kami datang mesti jalan kaki ke lokasi. Kami hanya ingin tahu saja situasinya. Evakuasi material longsor baru akan kami lakukan besok (hari ini),” ujar IB Arimbawa saat dikonfirmasi NusaBali semalam. *k16

Komentar