nusabali

Sebelum Bunuh Korban, 5 Pelaku Pesta Sabu

  • www.nusabali.com-sebelum-bunuh-korban-5-pelaku-pesta-sabu

Polisi menangkap pembunuh janda beranak satu, Inah Antimurti (20). Pelaku diketahui berjumlah lima orang dan baru ditangkap empat orang.

Pembunuh dan Pembakar Mayat Ditangkap


PALEMBANG, NusaBali
Keempat pelaku ditangkap di rumah masing-masing di Muaraenim, Sumsel. Satu orang lagi masih dalam perburuan polisi. Dari total 4 pelaku, 2 di antaranya masih anak-anak. Kasubdit III AKBP Yudhi Suhariadi mengatakan sejauh ini keterangan pelaku masih berbelit-belit. Polisi berhasil menyita barang bukti mobil pikap BG-9207-NH yang digunakan untuk membawa korban. Selain itu, terlihat bekas spring bed berwarna krem.

Polisi menyebut korban sempat diperkosa pelaku sebelum dibunuh. "Motifnya karena utang. Mereka sempat pesta sabu, setelah itu korban diperkosa dan dibunuh," kata Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain saat jumpa pers di RS Bhayangkara, Rabu (23/1).

Pembunuhan itu, lanjut Zulkarnain, dilakukan di rumah kontrakan Asri (30), yang berada di jalan lintas Prabumulih-Indralaya. Bahkan Asri disebut sebagai otak pelaku pembunuhan.

"Otak pelakunya Asri, masih DPO. Jadi dia pakai sabu dan diperkosa. Setelah selesai, baru korban dibunuh karena si korban punya utang," imbuh Zulkarnain dilansir detik.

Pernyataan Zulkarnain pun diakui oleh pelaku, Abdul Malik (21). Bahkan Malik mengaku sempat memperkosa korban setelah tewas.

"Ada suara 'tolong-tolong' dan langsung dipukul pakai kayu sampai mati," kata pria pengangguran tersebut.

Setelah puas melampiaskan nafsunya, Abdul Malik diminta Asri memasukkan Inah ke karung dalam kondisi telanjang bulat. Bahkan karena tidak muat, Inah pun diikat dengan kawat.

"Itu kan nggak muat dimasukkan dalam karung, jadi kami ikat. Kalau yang bakar itu Asri sendiri sama si Fery, saya nggak ikut," imbuh Malik, yang kedua betisnya ditembak polisi.

Sebagai upahnya, mereka diberi sabu secara cuma-cuma. Bahkan Abdul Malik digratiskan sabu malam itu hanya untuk membantu mengeksekusi korban.

"Biasanya saya bayar Rp 50 ribu, khusus malam itu dikasih gratis oleh Asri. Jadi tidak diminta bayaran, tapi diminta bantu membuang mayat," katanya.

Ayah kandung Inah, Saparudin  mengatakan korban baru saja bercerai dengan suami di Desa Pedataran, Gelumbang, Muaraenim. Setelah bercerai, korban tinggal di rumah orang tua bersama anaknya yang masih berusia 2,3 tahun.

"Inah tinggal di rumah Pedataran setelah cerai sama suaminya. Jadi dia memang lagi ngurus cerai. Pembunuhnya itu juga tinggal di Gelumbang, tapi desanya saja yang beda," kata Saparudin.

Sebagai orang tua, Saparudin mengaku tidak percaya putrinya ikut berpesta sabu. Bahkan dia mengutuk perbuatan para pelaku yang tega membunuh Inah.

Jasad Inah ditemukan pada Minggu (20/1) di Desa Sungai Rambutan, Ogan Ilir. Saat ditemukan, kondisinya tidak utuh lagi dan sudah hangus terbakar di atas spring bed. Penemuan mayat tanpa identitas ini pun sempat membuat geger warga sekitar. Bahkan warga sempat melihat ada mobil pikap yang melaju kencang dari arah penemuan mayat pada Minggu dini hari.

Adapun keempat pelaku adalah FB (16), YG (16), Abdul Malik (21), dan Feriyanto (25). Seluruh pelaku merupakan warga Talang-Taling, Gelumbang, Muaraenim. Total ada 5 pelaku, 1 pelaku bernama Asri masih diburu polisi. *

Komentar