nusabali

Balawista Pantau Wisatawan 'Nekat'

  • www.nusabali.com-balawista-pantau-wisatawan-nekat

Gelombang tinggi serta tumpukan sampah yang masih berserakan di Pantai Kuta, Badung pada Rabu (23/1) pagi, membuat Balawista memperpanjang masa penutupan aktivitas mandi maupun surfing di kawasan pantai tersebut.

Pantai Kuta Masih Ditutup untuk Aktivitas Renang dan Surfing


MANGUPURA, NusaBali
Mirisnya, di tengah larangan karena cuaca yang tergolong ekstrem, ternyata masih banyak wisatawan yang nekat surfing. Walhasil, petugas Balawista langsung mengerahkan kekuatan penuh untuk memantau pergerakan para wisatawan saat berada di laut.

Koordinator Balawista Kabupaten Badung I Ketut Ipel, menerangkan cuaca ekstrem berupa angin kencang, gelombang tinggi serta hujan deras yang disertai petir pada Selasa (22/1) pagi hingga malam membuat pihaknya menutup sementara aktivitas mandi dan main surfing di Pantai Kuta. Penutupan aktivitas wisatawan itu diperpanjang lagi pada Rabu kemarin karena kondisinya masih sama. Diakui Ipel, bahwa secara teknis penutupan aktivitas berenang dan surfing dilakukan dari pukul 08.00 hingga 19.00 Wita. Pasalnya, gelombang tinggi dan angin kencang masih saja menerjang sepanjang Pantai Kuta. “Kalau secara teknis buka tutup ini melihat situasi di lapangan. Jika aman, maka kami akan buka kembali untuk wisatawan yang melakukan aktivitas di air. Kalau masih kondisi ombak besar, angin kencang dan arus kuat, maka akan kami tutup. Seperti halnya hari ini (Rabu kemarin) masih ditutup karena kondisi cuacanya masih ekstrem,” jelasnya saat ditemui di Pantai Kuta, Rabu (23/1) siang.

Selain karena faktor cuaca, penutupan aktivitas di air itu dikarenakan adanya tumpukan sampah yang nyaris merata di sepanjang pantai. Sampah berupa ranting, batang pohon, dan buah kelapa serta plastik ini berada tepat di bibir pantai. Sebaran sampah ini dikhawatiri akan melukai para wisatawan yang hendak beraktivitas di air. Sehingga, penutupan dilanjutkan pada Rabu pagi hingga sore. Sampah kiriman yang menepi itu bukan hanya melanda Pantai Kuta, tapi juga seluruh pesisir pantai Barat di Kabupaten Badung. Bahkan pada Selasa malam, kondisi air laut sempat mengalami pasang hingga menyentuh jalan raya.

“Jadi kemarin (Selasa) Pantai Kuta ini dipenuhi sampah kiriman dan gelombang tinggi, angin sangat kencang dan begitu pun arus sangat kuat. Betul-betul cuaca sejak kemarin sangat ekstrem, makanya kemarin kami tutup pantai dari aktivitas di air dan sekarang masih berlanjut,” tandas Ipel.

Dirincikannya, terkait teknis penutupan Pantai Kuta dari aktivitas laut, dengan cara memasang bendera merah dan bendera kuning menjadi satu tempat. Hal itu menandakan tidak adanya areal atau ruang untuk berenang. Pemasangan bendera merah itu ditempatkan pada titik kantong arus. Bahkan, pihaknya juga melakukan imbauan dan pemberitahuan kepada wisatawan agar tidak melanggar atau bemain surfing. Namun, meski sudah melakukan pemasangan bendera dan imbauan, masih banyak wisatawan yang nekat melanggar. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, Balawista mengerahkan kekuatan penuh untuk melakukan pemantauan di setiap pos serta pengawasan terhadap wisatasan yang nekat itu.

“Tujuan imbauan itu supaya wisatawan selalu waspada dan tidak beraktivitas di air. Tapi faktanya, masih ada saja yang melanggar. Ya, kami tetap melakukan pemantauan ekstra terhadap yang melanggar itu. Tentunya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ipel.

Terkait penanganan sampah di Pantai Kuta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, menerangkan pihaknya belum bisa melakukan penanganan secara maksimal terkait sampah kiriman di Pantai Kuta. Hal ini dikarenakan berbagai kendala cuaca yang dihadapi saat ini seperti gelombang tinggi yang menyebabkan alat berat tidak bisa mengangkut sampah. Meski begitu, petugasnya sudah turun dan melakukan pembersihan secara manual dengan stakeholder lainnya. Kendala lain adalah besarnya volume sampah kiriman yang ‘membanjiri’ sepanjang pantai yang ada di kawasan Badung.

“Saat ini kami masih melakukan pembersihan secara manual. Makanya tidak kelihatan hasil yang signifikan, masih banyak sampah yang ada di tepi pantai. Kendalanya yang paling utama pembersihan ini adalah cuaca. Selain itu, volume sampah diperkirakan mencapai 250 ton dari ujung barat sampai ujung selatan Badung,” imbuhnya.

Sementara itu, cuaca ekstrem diprakirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan atau bahkan hingga akhir Januari ini. Hal ini disampaikan oleh I Wayan Wirata selaku Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar. Dari pengamatan, kondisi cuaca masih berpotensi hujan ringan hingga sedang dengan pergerakan udara dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan 8 hingga 45 kilometer per jam. Sementara, tinggi gelombang diperkirakan perairan Utara Bali 0,5 hingga 4 meter, kemudian di perairan Selatan Bali berkisar antara 0,75 hingga 5 meter. Pun sebaliknya di Selat Bali dan Selat Lombok mencapai 0,75 hingga 5 meter. “Prakiraan cuaca ekstrem ini dalam tiga hari ke depan, dan bisa terjadi hingga akhir Januari. Untuk itu, kita imbau agar masyarakat khususnya di wilayah pesisir dan nelayan lebih hati-hati dalam beraktivitas,” tuturnya. *dar

Komentar