nusabali

Sempat Jatuh di Pantai, Bocah 6 Tahun Stroke

  • www.nusabali.com-sempat-jatuh-di-pantai-bocah-6-tahun-stroke

Seorang anak yatim, Ni Putu Candra Widnyani,6, asal Banjar Kubur, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, tergolek lemas karena alami stroke ringan.

GIANYAR, NusaBali
Anak pertama dari I Made Purnata dan Ni Kadek Sutini (almarhum) ini awalnya berobat ke Puskesmas, lalu dirujuk ke RS Ari Canti, Desa Mas, Kecamatan Ubud, sejak 28 Desember 2018. 

Karena kondisinya memburuk, matanya kabur dan gerakan tubuhnya tak terkontrol, Putu Candra dirujuk ke RS Sanglah. Pasien menggunakan BPJS Kesehatan mandiri untuk kelas 3. Putu Candra pun sempat dirawat di Ruang Cempaka 3 RSUP Sanglah selama tujuh hari. Namun meski belum ada perubahan, Putu Candra diminta untuk pulang.

Ditemui di rumahnya, Selasa (22/1) sore, bibi Putu candra, Ni Komang Sri mengatakan keponakannya itu telah diajak ke RS Bali Mandara. “Barusan berangkat kesana,” jelasnya. Dikisahkan Komang Sri, keponakannya ini awalnya ceria. Namun setelah sempat jatuh di pantai, ia mulai menunjukkan tingkah berbeda. “Yang jatuh pas di gigi depan. Menurut dokter ada kaitan dengan saraf, sehingga gak berani dicabut,” jelasnya. Nah, akhir Desember 2018 lalu itulah Putu Candra mulai tampak kejang dengan mata tidak bisa melihat. “Cari rujukan di Puskesmas, lalu dirawat di RS Ari Canti. Disana diwaran sekitar 4 hari lalu dirujuk ke Sanglah,” jelasnya.

Bukannya membaik, Putu Candra justru dipulangkan dari perawatan. “Di Sanglah ndak dapat infus, waktu dicek tensinya juga tinggi. Tapi aneh kok disuruh pulang,” ujarnya. Oleh karena ketidaktahuan, keluarga pun menurut. “Kemarin ada temen yang jenguk kesini, cerita kondisi langsung diunggah. Saya sendiri tidak biasa pakai medsos, tahunya tadi sudah ramai Putu mau dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.

Pihaknya pun hanya bisa berharap, keponakan yang sudah dianggap anak kandungnya itu cepat pulih dan bisa sekolah kembali. “Dia masih TK, sejak masuk rumah sakit sudah ndak mauk sekolah. Mudahan bisa sembuh,” harapnya. Selama ini, Komang Sri memang biasa merawat Putu Candra dan adiknya I Kadek Ariasa yang masih berusia 1,5 tahun. Sang ibu, Ni Kadek Sutini asal Banjar Puaya Desa Batuan, telah meninggal tahun 2017 silam karena menderita sakit Leukimia. Semenjak itu, keduanya diasuh oleh Komang Sri. Sementara ayahnya, I Made Purnata bekerja sebagai satpam di wilayah Lembeng.

Kisah pilu juga dialami Kadek Ariasa, kaki sebelah kirinya terdapat bekas luka jaritan. Menurut Komang Sri, adik dari Putu Candra ini lahir prematur pada usia kandungan 7 bulan. Selama di inkubator, mengalami luka di kaki kiri. “Usia satu tahun dioperasi, karena ada infeksi,” jelasnya. Pasca operasi itu, kaki kiri Kadek Ariasa pun berbekas. “Besar sebelah, sehingga saya sering sulit carikan sandal yang pas,” ujarnya. Meski demikian, Kadek Ariasa masih bisa berjalan normal. Bekas luka itupun katanya tidak menunjukkan pembesaran. “Segitu saja. Dia juga tidak sakit, makanya dokter nyuruh biarin saja,” jelasnya. 

Menanggapi itu, Kasubbag Humas RSUP Sanglah Dewa Ketut Kresna menyampaikan, pasien Ni Putu Candra diperbolehkan pulang atas rekomendasi dokter. Pasien tersebut rawat inap pada 31 Desember 2018 - 7 Januari 2019. Sedangkan 10 Januari 2019 pasien kontrol ke Poliklinik Rawat Jalan. Ia membantah kalau pasien tersebut dipulangpaksa. “Sudah kami telusuri. Pasien ini menggunakan JKN-KIS mandiri. Pasien pulang atas rekomendasi dokter. Tidak ada pasien dipulangkan paksa dari RS seperti berita di medsos,” ujarnya. *nvi,ind

Komentar