nusabali

Sepeda Ada yang Hilang, Kini Pendapatan Menurun

  • www.nusabali.com-sepeda-ada-yang-hilang-kini-pendapatan-menurun

Penyewaan Sepeda Gayung di Pantai Sanur

DENPASAR, NusaBali
Nasib apes sempat dialami beberapa tempat penyewaan sepeda gayung di kawasan Pantai Sanur. Salah satunya, Made Sukerni, Pemilik Titie’s Warung di Pantai Kesumasari, Banjar Semawang, Sanur, Denpasar Selatan, yang sempat kehilangan 5 unit sepedanya akibat disewa wisman tak bertanggung jawab.

Kepada NusaBali, wanita asal Desa Kemoning, Klungkung, tersebut mengaku tidak mematok syarat yang berarti pada wisman yang menyewa sepedanya. Syarat penyewaan hanya berupa nama, nomor kamar penginapan/hotel, dan nomor ponsel. Per jam hanya dikenakan Rp 20 ribu. Namun, beberapa wisatawan ‘nakal’ menyalahgunakan kepercayaan Sukerni.

“Banyak. Ada 5 sepeda hilang. Dia bilang tinggal di salah satu hotel lengkap dengan nomornya, begitu sore dicek ke sana, nggak ada. Setelah kejadian itu, sepedanya saya kasi plat Titie’s Warung biar gak hilang lagi,” ungkap Sukerni, Selasa (22/1) di warung miliknya.

Diketahui, warung dan penyewaan sepeda tersebut telah 7 tahun digeluti Sukerni. Warung miliknyalah yang pertama membuka penyewaan sepeda di kawasan itu yang kebanyakan disewa oleh turis asal Belanda dan Australia. Pada 4 tahun awal, ia mengaku sempat menyewakan hingga 75 unit dan meraup untung jutaan rupiah per hari. Namun, sejak 2 tahun belakangan ini semakin sepi lantaran banyak villa dan hotel yang menyediakan fasilitas sepeda. Alhasil, usaha sewa sepedanya hanya mampu menghasilkan Rp 200 ribu per hari dan itu pun tidak tentu.

“Kendalanya juga sekarang, villa-villa itu sudah nyiapin sepeda. Hotel, banyak lho yang nyiapin sepeda. Sekarang juga mulai sepi, mungkin karena musim hujan,” tambahnya lagi.

Di pihak lain, Claudia, pemilik penyewaan sepeda untuk turis lokal di Pantai Sanur, Jalan Hang Tuah, Denpasar Selatan, juga sempat kehilangan 2 unit sepedanya, meski hanya menyewakan untuk turis lokal. Berkaca dari pengalaman itu, ia jadi lebih waspada dan meminta KTP para penyewa sebagai jaminan.

“Pernah ada yang nggak ngembaliin 2 sepeda, makanya kita sekarang lebih waspada. Yang hilang itu sudah diikhlaskan saja,” pungkas Claudia diselingi tawa kecil.

Lain dari penyewaan sepeda milik Sukerni, Claudia hanya mematok Rp 10 ribu saja per 2 jam dari penyewa lokal. Namun, keuntungan penyewaan yang telah digelutinya sejak 2010 lebih menjanjikan, yakni dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per hari. Kebanyakan yang menyewa sepedanya adalah muda-mudi yang ingin sekadar berekreasi di pantai baik pagi maupun sore hari.

Selain pemilik penyewaan sepeda, NusaBali juga sempat meminta keterangan dari sepasang wisman asal Belanda yang tengah bersantai di salah satu warung, di Pantai Kesumasari. Jeanne dan Louis yang telah 7 kali liburan ke Bali, mengaku sempat menyewa sepeda di suatu tempat di Bali, namun sejak hotel tempatnya menginap menyediakan sepeda, mereka tidak menyewa lagi. “Ini ketujuh kalinya kami liburan di Bali. Kami suka karena orangnya ramah dan kami juga mau jenguk teman di sini. Kami tidak menyewa sepeda di sini, tapi sesekali menyewa sepeda gunung untuk sehari seharga 6 dolar,” papar Louis berbahasa Inggris. *cr41

Komentar