nusabali

Hujan Lebat, 1 Rumah Ambles ke Sungai Yeh Panan

  • www.nusabali.com-hujan-lebat-1-rumah-ambles-ke-sungai-yeh-panan

Hujan deras sejak Senin (21/1) sore hingga Selasa (22/1) subuh, memicu longsor di enam titik di wilayah Kabupaten Tabanan.

Tujuh KK Diminta Kosongkan Rumahnya

TABANAN, NusaBali
Yang paling parah adalah satu rumah tak berpenghuni milik Rahmat di Perumahan Multi Griya Sandan Sari Blok G Nomor 42, Banjar Jadi Desa, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, ambles ke Sungai Yeh Panan pada Senin (21/1) sekitar pukul 23.00 Wita. 

Akibat kejadian tersebut sekitar 7 kepala keluarga (KK) dari 10 rumah dan pengontrak rumah lain yang berjarak 5 meter dari lokasi disterilkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan yang mengakibatkan peristiwa serupa. Meskipun demikian tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

Pantauan di lapangan, Blok G Perumahan Multi Griya Sandan Sari posisinya memang sangat dekat dengan Sungai Yeh Panan yang ada di sebelah barat. Kondisi rumah milik Rahmat yang disebut-sebut tinggal di Sesetan, Denpasar Selatan, seluruhnya ambles ke sungai di kedalaman sekitar 15 meter. Di dasar sungai hanya tampak puing bagian atap rumah yang terbuat dari baja ringan. 

Menurut warga sekitar, rumah yang ambles tersebut lebih dari setahun kosong karena kabarnya bermasalah dengan bank. Termasuk pula barang-barang milik Rahmat tidak ada di dalam rumah. 

Saat peristiwa terjadi seluruh warga yang dekat di sana sebagian besar mendengar suara gemuruh. Bahkan karena saking panik semuanya berhamburan keluar pada Senin malam itu dan mengungsi ke rumah saudara. 

Seperti yang diungkapkan oleh Bagas Alif yang menempati rumah di Blok G Nomor 43, Senin malam itu dia dan keluarganya belum tidur. Tiba-tiba saja sekitar pukul 22.30 Wita dia mendengar suara gemuruh sehingga membuat keluarganya berhamburan keluar rumah. Baru sampai depan pintu rumah, dia menyaksikan rumah yang ada di depanya atau rumah nomor 42 sudah jatuh ke sungai. “Saat itu kami panik, motor dan mobil kami keluarkan menyelamatkan yang bisa diselamatkan,” ungkapnya. 

Saking takutnya, Bagas dan keluarga tidak berani tinggal di rumahnya. Akhirnya dia menelpon keluarganya yang ada di Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, untuk menginap. “Jadi tadi malam (Senin malam) kami tidak tidur di sini, semua takut dan memilih ngungsi. Tidak hanya kami, warga yang tinggal di sekitar juga menginap di rumah keluarga,” jelas Bagas, asal Jakarta namun sudah menetap di Tabanan selama lima tahun. 

Lantaran kondisi rumah yang ditempatinya sudah tidak memungkinkan ditinggali karena tanah di bagian barat rumah telah ikut terkikis, Bagas memutuskan akan tinggal di rumah saudara di Banjar Penyalin, Kerambitan. Dan saat itu pula Bagas beserta orangtuanya mengangkut sejumlah barang untuk dibawa ke rumah saudara. “Kami akan tinggal di rumah saudara, sudah tidak mungkin tinggal di sini,” imbuhnya. 

Hal serupa disampaikan oleh Ayu Laksmi, tetangga Rahmat yang jarak rumahnya sekitar 3 meter. Sembari menangis dia menceritakan pada Senin malam itu dia mendengar suara bergemuruh. Tidak disangka rumah kosong yang ada di pojok barat ambles ke sungai. “Saya dengar suaranya sangat keras, pengontrak dan pemilik rumah yang dekat lokasi keluar berlarian,” tuturnya. 

Meskipun jarak rumahnya sekitar 5 meter dari sungai, Ayu Laksmi mengaku takut tinggal di sana. Sehingga Senin malam pun dia menginap di rumah bajangnya di Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan. “Kemungkianan saya akan tinggal lebih lama di rumah orangtua, sebelum pihak pengembang menjamin memberikan keamanan. Takut saya tinggal di sini,” ucapnya.  

Ayu Laksmi menjelaskan, rumahnya tipe 36 dengan luas 90 meter persegi dibeli seharga Rp 260 juta dari pengembang bernama I Gede Putu Suharto dengan cara nyicil sebulan Rp 2,5 juta. Dan dirinya sudah menetap di Perumahan Griya Sandan Sari selama lima tahun. “Saya berharap pengembang bertanggung jawab, minimal menyender kembali tepi sungai agar kami di sini merasa aman,” tegasnya. 

Pengembang Perumahan Multi Griya Sandan Sari I Gede Putu Suharto yang dikonfirmasi terpisah mengungkapkan, pihaknya sudah bertemu dengan konsumennya yang berada di perumahan. Pihaknya siap bertanggung jawab atas kejadian itu. “Kami berjanji akan perbaiki senderan perumahan yang pinggir sungai yang longsor. Sudah saya siapkan pekerja proyek. Segera kami kerjakan, karena kami takut longsor akan meluas ke rumah lainnya,” ungkapnya. 

Mengenai izin UKL, UPL, izin prinsip, dan IMB keluar sejak tahun 2002 lalu.  Sedangkan pengembangan perumahan mulai 2006 dengan luas lahan sekitar 4,5 hektare. “Kejadian ini kami anggap sebagai musibah. Kami akan bertanggung jawab. Sudah saya sampaikan kepada warga yang tinggal di perumahan tersebut,” tandasnya.

Sementara itu Kasi Kedaruratan BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika mengungkapkan kejadian satu rumah tak berpenghuni ambles diketahui Senin (21/1) malam saat seorang warga melaporkan ke BPBD Tabanan. Begitu dicek bersama rekan Tim Reaksi Cepat (TRC) didapati satu rumah milik Rahmat telah di ambles di sungai. “Laporannya Senin malam. Kami cek langsung satu rumah sudah di sungai,” ungkapnya. 

Trisna menjelaskan, amblesnya rumah ke sungai tersebut juga berimbas pada rumah yang lain karena posisinya dekat sungai. Seperti rumah nomor 43 yang ada penghuninya, tembok di bagian baratnya ikut tergerus. Agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan, sekitar 7 KK dari 10 rumah yang ada di Blok C sudah diminta untuk mengosongkan rumahnya. “Kami sudah minta warga untuk pindah. Termasuk tadi malam (Seninmalam) kami sudah minta untuk kosongkan karena hujan masih akan terjadi,” tandas Trisna. 

Trisna menambahkan akibat hujan pada Senin malam sebanyak 6 titik longsor dan pohon tumbang terjadi di Kabupaten Tabanan. Di wilayah Kecamatan Tabanan terjadi dua titik. Senderan rumah milik I Gusti Ngurah Alit Suriawan belakang Kantor PHDI Tabanan masuk Banjar Pasekan Belodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan. Meskipun longsor tidak terlalu parah namun perlu ditangani, karena pinggiran rumah sudah rawan jebol ke sungai. Kedua, tanah milik Desa Adat Pakraman Kota Tabanan longsor menutup setengah badan jalan di Jalan Paku Data, Gang I, Banjar Pangkung, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan. 

Kemudian di Kecamatan Pupuan terdapat dua titik longsor. Pertama, senderan rumah milik I Kadek Noviana di Banjar Anggasari Kaja, Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan. Longsor senderan dengan ketinggian 4 meter lebar 6 meter tidak terlalu parah. Kedua, tembok lapangan bola voli di Desai Sai, Kecamatan Pupuan longsor sepanjang 30 meter sehingga kerugian diperkirakan Rp 30 juta. 

Dan di Kecamatan Penebel satu titik. Tanah perumahan milik I Kadek Sutariana di Banjar Dinas Darma Kaja, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel, dengan ketinggian 10 meter longsor menimpa rumah Oka Adnyana. Dalam peristiwa itu, Pelinggih Tugu Karang Kadek Sutariana tergerus. Sementara rumah milik Oka Adnyana hanya tertimbun material di bagian tembol tidak sampai menimpa atap.  “Seluruh kejadian sudah kami tangani. Dari peristiwa itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Sedangkan terkait kerugian sedang didata,” kata Trisna. *de

Komentar