nusabali

Wayan Ira Septi Kaswari Sempat 12 Jam Dirawat di RSUD Klungkung

  • www.nusabali.com-wayan-ira-septi-kaswari-sempat-12-jam-dirawat-di-rsud-klungkung

Ni Wayan Ira Septi Kaswari naik motor berboncengan dengan adik sepupunya, Ni Ketut Merta Nadi, saat kecelakaan di Desa Nongan. Sang adik sepupu selamat dari maut dalam kondisi luka berat, kini dirawat di RSUP Sanglah

Atlet Lompat Jauh Putri Andalan Bangli Tewas Lakalantas di Desa Nongan, Kecamatan Rendang

BANGLI, NusaBali
Atlet lompat jauh andalan Bangli, Ni Wayan Ira Septi Kaswari, 19, tewas mengenaskan akibat kecelakaan lalulintas di kawasan Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (20/1) pagi pukul 10.00 Wita. Sebelum meregang nyawa, atlet yang masih tercatat sebagai mahasiswi Semestar I IKIP PGRI Denpasar ini sempat selama 12 jam menjalani perawatan di RSUD Klungkung.

Saat musibah maut terjadi, korban Ni Wayan Ira Septi Kaswari pergi ke kawasan Deswa Nongan, Kecamatan Rendang untuk membeli BBM. Atlet lompat jauh asal Banjar Undisan Kaja, Desaa Undisan, Kecamatan Tembuku, Bangli ini naik motor berboncengan dengan adik sepupunya, Ni Ketut Merta Nadi, 17. Kala itu, motor ditunggangi Ketut Merta Nadi, sementara Wayan Ira Septi duduk di boncengan.

Naas, begitu memasuki lokasi TKP, motor yang ditunggangi berboncengan bertabrakan dengan sebuah mobil. Dua korban bersaudara sepupu ini pun jatuh terpental ke jalan dalam kondisi luka berat. Korban Oleh warga sekitar, korban Wayan Ira Septi dan Ketut Merta Nadi dilarikan ke Puskesmas Rendang. Tak lama berselang, kedua korban dirujuk ke RSUD Klungkung. 

Sayangnya, korban Wayan Ira Septi hanya mampu bertahan selama 12 jam. Anak sulung dari dua bersaudara keluarga pasangan I Wayan Sukadana, 45, dan Ni Wayan Seni, 43, ini akhirnya menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RSUD Klungkung di Semarapura, Minggu malam pukul 22.00 Wita. Sedangkan adik sepupunya yang selamat dari maut, Ketut Merta Nadi, dirujuk dari RSUD Klungkung ke RSUP Sanglah, Denpasar.

Hingga Senin (21/1), jenazah Wayan Ira Septi masih dititip di Instalasi Jenazah RSUD Klungkung. Rencananya, jenazah atlet lompat jauh berusia 19 tahun ini akan dikuburkan di Setra Desa Pakraman Undisan pada Anggara Paing Pujut, Selasa (22/1) malam ini. Jenazah akan langsung dibawa ke setra dari RSUD Klungkung. 

Ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Undisan Kaja, Desa Undisan, Senin (21/1), ibunda korban Wayan Ira Septi yakni Ni Wayan Seni mengisahkan, berdasarkan pemeriksaan medis, putrinya mengalami luka dalam cukup parah. Sedangkan adik sepupunya, Ketut Merta Nadi, mengalami luka berat di bagian kepala. "Mereka sempat ditangani di Puskesmas Rendang. Tapi, karena lukanya cukup parah, akhirnya dibawa ke RSUD Klungkung," cerita Wayan Seni, yang kemarin didampingi suaminya, Wayan Sukadana.

Menurut Wayan Seni, sebetulnya korban Wayan Ira Septi akan diambil tindakan operasi oleh timmedis RSUD Klungkung. “Namun, belum sempat diambil tindakan operasi, nyawa anak saya tidak terselamatkan. Kata petugas rumah sakit, anak saya mengalami luka dalam. Kalau luka luar hanya lecet di bagian kaki," sambung Wayan Sukadana, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan.

Wayan Sukadana mengaku tidak tahu persis kejadian maut yang menimpa anak sulung dan keponakannya tersebut. Yang jelas, sepeda motor yang ditunggangi berboncengan rusak berat di bagian belakang. "Saat anak saya kecelakaan, saya sedang bekerja di Pura Puseh Undisan Kaja. Ada yang menelepon bahwa anak saya kecelakaan," kenang Sukadana.

Sukadana dan keluarganya sangat sedih dengan kematian tragis anak sulungnya ini. Namun, dia berusaha tegar, meski kini tinggal anak keduanya, I Kadek Edi Kurniwan, 17, yang masih ada. Menurut Sukadana, korban Wayan Ira Septi selama ini dikenal sebagai atlet. Sejak kecil, anak itu sudah menggeluti olahraga, terutama cabang atletik dengan spesialisasi nomor lompat jauh. Almarhum aktif mengikuti berbagai kejuaraan sejak bagi SD.

"Setelah lulus SMAN 2 Bangli enam bulan lalu, anak saya ini melanjutkan ke IKIP PGRI Denpasar. Sejak kuliah, dia mulai menggeluti nomor lompat jangkit," ujar Sukadana.

Menurut ibundanya, Wayan Seni, selama 6 bulan kuliah di IKIP PGRI, almarhum Wayan Ira Septi kos di Denpasar. Biasanya, almarhum pulang ke Bangli Sabtu-Minggu dan balik ke Denpasar hari Senin. Sebelum kecelakaan maut, korban berencana balik ke Denpasar, Minggu sorem, dengan alasan banyak kegiatan di kampus. "Saya sebetulnya minta berangkat ke Denpasar hari Senin, tapi anak saya bilang sibuk hingga harus berangkat Minggu sore. Eh, anak saya keburu kecelakaan,” keluh Sukadana sembari ejadian seperti ini," tutur Wayan Seni sembari memegangi foto anaknya. 

Sementara itu, Sekretaris KONI Bangli, I Nengah Budiarsa, mengaku kehilangan atas meninggalnya Wayan Ira Septi Kaswari, atlet yang selama ini kerap diandalkan di nomor lompat jauh. Menurut Budiarsa, almarhum Wayan Ira Septi sempat bertanding membela kontingen Bangli di berbagai event.

Selain bertarung di Porseni Bali, kata Budiarsa, almarhum Wayan Ira Septi juga membela Bangli dalam Porprov Bali di Buleleng. Hanya sjaa, saat Porprov Bali terakhir di Gianyar 2 tahun lalu, Wayan Ira Septi absen karena tidak lolos seleksi. “Kami kehilangan atas meninggalnya anak bersangkutan. Kami bersama pengurus KONI rencananya akan melayat ke rumah duka,” papar Budiarsa saat dikonfirmasi terpisah di Bangli, Senin kemarin. *es

Komentar