nusabali

Tanjung Benoa Wilayah Terdampak

  • www.nusabali.com-tanjung-benoa-wilayah-terdampak

Prakiraan terjadinya fenomena air laut pasang maksimum ini dari Sabtu (19/1) pukul 08.00 Wita hingga Rabu (23/1) pukul 08.00 Wita.

Fenomena Pasang Maksimum Air Laut di Indonesia

MANGUPURA, NusaBali
Fenomena pasang maksimum air laut yang terjadi di Indonesia saat ini juga diprakirakan bakal berdampak bagi Bali. Salah satu wilayah yang terkena dampak langsung adalah wilayah pesisir Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, kawasan tersebut akan mengalami intensitas air laut tinggi. Hal ini akan mengancam keselamatan para nelayan yang beraktivitas di seputaran lokasi terdampak.

Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, menerangkan fenomena pasang air laut kali ini terjadi di wilayah Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian Selatan, perairan Selatan Sumbawa dan Samudra Hindia Selatan Bali hingga Sumbawa. Pergerakan air pasang tersebut memicu gelombang cukup tinggi. Sehingga, para nelayan dan aktivitas di pesisir agar diperhatikan dengan baik. 

Dikatakannya, untuk Laut Sumbawa tinggi gelombang sekitar 1,25 meter hingga 3 meter. Sementara, di kawasan lainnya mencapai 4 meter. “Tinggi gelombang ini dikategorikan berbahaya. Sehingga, kami imbau para nelayan untuk tidak beraktivitas karena fenomena ini masih terjadi. Begitu pula dengan kapal penumpang agar lebih hati-hati,” tuturnya, Minggu (20/1) siang. 

Diakuinya, karena fenomena pasang maksimum air laut sangat berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, BMKG mengimbau agar nelayan yang menggunakan perahu lebih memperhatikan kecepatan angin yang mencapai 15 knot dengan rata-rata tinggi gelombang 1,23 meter. Para nelayan hendaknya mengurangi aktivitas di laut selama fenomena tersebut terjadi. 

“Untuk dampak dari fenomena ini memang meluas. Baik itu berdampak pada nelayan, berdampak pada aktivitas penyeberangan kapal pengangkut penumpang, juga berdampak pada petani garam, dan seluruh objek yang juga berada di kawasan yang terdampak seperti pesisir Tanjung Benoa,” ungkap Imam.

Imam menjelaskan, prakiraan terjadinya fenomena ini tercatat dari Sabtu (19/1) pukul 08.00 Wita hingga Rabu (23/1) pukul 08.00 Wita. Selama masa fenemona terjadi, pihaknya mengimbau agar para nelayan yang berada di pesisir Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung untuk lebih hati-hati saat beraktivitas. Pasalnya, air laut akan naik secara seketika seiring terjadinya fenomena gelombang tersebut. “Imbauan untuk nelayan di pesisir Tanjung Benoa agar hati-hati dalam beraktivitas. Menjaga kemungkinan akan naiknya air laut itu lebih baik. Karena, air laut naik seiring terjadinya intensitas gelombang di wilayah yang terdampak dari fenomena ini,” ucapnya. *dar

Komentar