nusabali

DPP Demokrat Redam Gejolak di Bali, Target Pertahankan 2 Kursi DPR RI

  • www.nusabali.com-dpp-demokrat-redam-gejolak-di-bali-target-pertahankan-2-kursi-dpr-ri

Ketua Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Pramono Edhi Wibowo meredam gejolak internal DPD Demokrat Bali yang sempat diterpa isu ‘mesin keropos’, di Kantor DPD Demokrat Bali, Jalan Ir Juanda, Niti Mandala Denpasar, Sabtu (19/1) pukul 14.00 Wita.

DENPASAR, NusaBali
Dalam briefing selama 2 jam, Pramono Edhie Wibowo yang notabene adik ipar Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), itu meminta kader Demokrat di Bali bersatu. Pramono menyatakan Demokrat bakal berbenah di Bali, supaya 2 kursi DPR RI Dapil Bali bisa dipertahankan.

Dalam pengarahan BPOKK dihadiri Ketua Majelis Daerah DPD Demokrat Bali I Gusti Bagus Alit Putra, Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta, Ketua BPOKK DPD Demokrat Bali I Ketut Ridet, Sekretaris DPD Demokrat Bali I Wayan Adnyana, Wakil Ketua DPD Demokrat I Nengah Tamba. Sementara ketua DPC yang hadir di antaranya Ketua DPC Demokrat Kabupaten Buleleng Luh Gede Herryani, Ketua DPC Demokrat Denpasar Anak Agung Asmara Putra alias Gus Cilik, Ketua DPC Demokrat Klungkung I Gede Artison Andarawata, Ketua DPC Demokrat Bangli I Komang Charles, Ketua DPC Demokrat Badung Made Sunarta.

Rapat pengarahan kemarin digelar tertutup. Media dilarang masuk ruangan rapat. Namun suara Pramono Edhie sangat jelas terdengar hingga luar ruang. Rapat digelar sejak pukul 14.00 sampai 16.08 Wita. Meskipun tertutup, beberapa kader senior Demokrat mengakui rapat tersebut cukup tegang. Pramono Edhie mendapatkan masukan-masukan. Mulai adanya isu Musdalub karena adanya survei yang muncul dan diungkap oleh kader Demokrat sendiri, sampai adanya masukan yang meminta Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta supaya lebih intensif turun ke bawah untuk konsolidasi.

Pramono Edhie pun berusaha meredam suasana tegang dengan meminta keterangan seluruh elite di Bali. Usai memberikan pengarahan, Pramono Edhie memberikan keterangan kepada awak media.

Pramono Edhie mengatakan gejolak yang beredar di media tidak ada. Semuanya biasa-biasa saja, tidak seseram di media. “Saya ditugaskan, diperintah Ketua Umum Pak SBY turun ke Bali. Sebenarnya ada apa sih? Saya bicara dengan Ketua DPD, Sekretaris DPD, Ketua DPC biasa saja. Persoalannya saya takut ini digoreng orang dalam rangka mau Pileg dan Pilpres 2019 yang justru targetnya menurunkan elektabilitas Demokrat,” ujar mantan Danjen Kopassus ini.

Digoreng seperti apa maksudnya? “Kan ada berita Demokrat ada ribut, tapi tadi di dalam (rapat Demokrat) nggak ada itu. Saya memerintahkan kepada para Ketua DPD dan Ketua DPC supaya membantun Caleg dan memenangkan calon anggota dewan. Caleg-caleg kita kerja berat, ya dibantu mereka. Mempermudah komunikasi mereka. Demikian juga misalnya menjadi Caleg DPR RI ya ajak kader di bawah bertandem, ajak turun ke bawah,” beber adik kandung Anie Yudhoyono, ini.

Pramono Edhi juga menegaskan tidak ada Musdalub maupun pergantian Ketua DPD Demokrat Bali dengan pelaksana tugas. Keputusan Plt adalah keputusan ketua umum. Masalah kekurangan seseorang pemimpin, itu hal biasa. “Saya tadi tanya, nggak ada masalah. Aku sudah tanya Ketua DPD dan Ketua DPC. Kekurangan seorang itu ya wajar, tidak semuanya sempurna, termasuk aku dan kalian (wartawan),” kata Pramono Edhie.

Soal ada prediksi Demokrat di Bali bakal kehilangan 1 kursi DPR RI di Pileg 2019, Pramono Edhie mengatakan tetap akan membenahi mesin partai.  “Caleg dan partai harus kerja bareng. Saya pun tetap harus semangat. Saya sudah sampaikan tadi. Janganlah kita tidak semangat ya... Kan yang dipilih calegnya, jangan caleg meninggalkan partai. Dan pengurus harus membantu caleg, kalau nggak ada pengurus nggak jadi calegnya. Siapa yang meloloskan?” ucap Pramono Edhie.  

Sementara Sekretaris DPD Demokrat Bali I Wayan Adnyana mewakili Ketua DPD Demokrat Bali yang pergi mengantar Ketua BPOKK Pramono Edhie kembali ke Jakarta usai pengarahan di Kantor DPD Demokrat Bali, Sabtu sore kemarin mengatakan pengurus DPD Demokrat Bali fokus dengan kerja-kerja partai. “Verifikasi, mengurus kantor, menyusun caleg. Kan itu pengurus yang melaksanakan,” kata Adnyana.

Adnyana mengakui memang ada masukan-masukan kader supaya ketua partai turun. Tetapi turun itu ada dasarnya. “Pak Ketua (Made Mudarta) kalau ada undangan turun. Bukan nggak turun. Beliau nggak nyaleg, apa dasarnya turun, orang beliau nggak nyaleg. Pak Pramono Edhie juga nggak nyaleg. Tapi kalau diundang resmi, ya turun lah,” ujar Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali, ini.

Adnyana mengatakan tetap yakin Demokrat Bali bisa mempertahankan 2 kursi DPR RI yang direbut di Pileg 2014. Adanya survei dan prediksi sah-sah saja. “Tetapi kan itu bukan membuat kita lemah dan tidak semangat, justru mendorong kerja partai,” tegas politisi asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, ini. 

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, diterpa isu Musyawarah Luar Biasa (Musdalub). Made Mudarta dituntut lengser, karena mesin partai di bawah kepemimpinannya dianggap tidak jalan.

Awalnya, isu Musdalub Demokrat Bali ini beredar di kalangan DPC Demokrat kabupaten/kota se-Bali. Namun, isu Musdalub ini terus berkembang. Bahkan, Wakil Sekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana, dengan gamblang menyatakan isu Musdalub ini bukan sekadar isapan jempol. Pasalnya, Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melakukan evaluasi dan mengamati gerakan mesin partai di daerah. 

“Ya, termasuk mesin partai di Bali dinilai pusat tidak maksimal. Ada survei yang membuktikan, sehingg muncul sinyal evaluasi terhadap kepemimpinan Partai Demokrat di Bali (Made Mudarta, Red),” tandas Supadma Rudana di Denpasar, Senin (14/1).    

Menurut Supadma, mesin partai yang mengendor di bawah kepemimpinan Mudarta bisa dievaluasi dengan pergantian nakhoda DPD Demokrat Bali. Intinya, bisa ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Demokrat Bali untuk menggantikan Mudarta.

”Kalau tidak maksimal, bisa dievaluasi dengan pengisian Pelaksana Tugas. Ini merupakan penilaian DPP Demokrat di bawah pimpinan Ketua Umum Pak SBY, bukan penilaian Supadma Rudana pribadi. Kita tahu kan ini musim Pileg/Pilpres 2019. Maka, mesin partai di daerah harus maksimal pergerakannya dengan seorang nakhoda,” tegas politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, ini.

Supadma menyebutkan, dalam survei, mesin Partai Demokrat di Bali kondisinya keropos, karena kurang inovasi. “Ini ada survei, punya alasan-alasan. Ketua Umum DPP Demokrat Pak SBY sudah mempertimbangkannya. Kalau nanti ada Plt Ketua DPD Demokrat, siapa yang akan ditunjuk, itu ketua umum punya kewenangan. Kami sebagai Korwil Bali DPP Demokrat punya tugas mengingatkan jajaran DPD Demokrat Bali,” papar Supadma yang kini duduk di Komisi X DPR RI.

Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta mengatakan, dalam rapat dengan DPP Demokrat di Jakarta beberapa waktu lalu memang ada paparan soal hasil survei dari Roda Tiga Consulting (RTC), lembaga survei pimpinan tokoh Demokrat, Andi Alfian Mallarangeng. Menurut Mudarta, survei RTC itu untuk seluruh provinsi di Indonesia. 

“Kalau Bali dinilai kurang maksimal, kami siap dijewer. Kami menilai apa yang disampaikan Pak Supadma selaku Wasekjen DPP Demokrat, tidak salah. Baguslah kalau disampaikan terbuka dan kritis, bahwa mesin partai kurang maksimal, kurang digenjot atau lemah. Ketimbang dalam survei itu mesin partai dikatakan bagus-bagus, caleg-caleg surveinya baik, menurut kami itu bumerang dan membuat tidak bangkit bekerja,” beber Mudarta saat dikonfirmasi secara terpisah. *nat  

Komentar