nusabali

Demer Berupaya Jinakkan Gus Pada Lewat Dauh Wijana

  • www.nusabali.com-demer-berupaya-jinakkan-gus-pada-lewat-dauh-wijana

Pasca Protes Atas Perlakuan Fraksi Golkar ke Gunawan

DENPASAR, NusaBali
Aksi protes angota Fraksi Golkar DPRD Bali Ida Bagus Pada Kusuma alias Gus Pada yang menuding Ketua Fraksi Golkar I Made Dauh Wijana ‘menganiaya’ Wayan Gunawan, langsung disikapi DPD I Golkar Bali. Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, perintahkan Dauh Wijana untuk menjinakkan Gus Pada.

Demer menegaskan, Gus Pada hanya salah persepsi ketika diajak berfoto bersama di Ruang Fraksi Golkar DPRD Bali, Senin (14/1) lalu. Karena itu, Demer meminta Dauh Wijana berkomunikasi dengan Gus Pada. Sebab, Dauh Wijana selaku Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali yang lebih tahu karakter anggotanya. 

“Saya sudah minta Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali Dauh Wijana komunikasi dan pendekatan dengan Gus Pada. Kan dia paham bagaimana tipikal anggotanya. Gus Pada itu kayaknya salah persepsi, sehingga harus didekati khusus,” ujar Demer kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (17/1).

Menurut Demer, dirinya juga sudah kontak dengan Gus Pada. Dalam komunikasi per telepon itu, Gus Pada menyampaikan akan bertemu Demer. Hanya saja, Demer sendiri tidak bisa bertemu, Kamis kemarin, karena ada kegiatan upacara ngaben. “Saya sudah telepon dia (Gus Pada). Dia itu keponakan saya, jadi kita segera ketemu-lah. Nggak ada masalah kok. Mungkin nanti saya juga bertemu dengan jajaran Fraksi Golkar DPRD Bali,” tegas politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali tiga kali periode ini.

Demer menegaskan, Fraksi Golkar DRD Bali saat ini solid, tidak ada terbelah seperti isu di media yang beredar selama ini. Apalagi, dari 11 anggota Fraksi Golkar DPRD Bali, 8 orang adalah tandemnya di Pileg 2019. Demer yang kini caleg incumbet DPR RI Dapil Bali untuk Pileg 2019, mengaku bertandem dengan I Wayan Rawan Atmaja (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Badung), Ida Bagus Pada Kusuma alias Gus Pada (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Badung), Ida Bagus Gede Udiyana (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Denpasar), Made Suardana (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Jembrana), I Nyoman Wirya (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Tabanan), I Nyoman Sugawa Korry (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng), Ida Gede Komang Kresna Budi (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng), dan Made Dauh Wijana (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Badung).

Dari 11 anggota Fraksi Golkar DPRD Bali, hanya 3 orang yang tidak bertandem dengan Demer. Mereka masing-masing Wayan Gunawan (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Bangli yang sempat tiga kali periode menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, sebelum dilengserkan dua pekan lalu), I Ketut Suwandhi (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Denpasar yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali), dan  Ni Putu Yuli Artini (caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Karangasem, yang notabene putri dari caleg DPR RI Dapil Bali I Wayan Geredeg).

Menurut Demer, Suwandhi tidak diajak bertandem karena selama ini yang bersangkutan sikapnya independen. “Tapi, sempat sih mau ngajak jalan, namun batal karena Pak Suwandhi posisinya agak independen. Kalau Putu Yuli Artini kan memang sudah pasti nggak. Dia kan sudah tandem dengan bapaknya, Wayan Geredeg (mantan Bupati Karangasem). Dengan Gunawan juga saya nggak bertandem,” papar Demer.

Versi Demer, Fraksi Golkar DPRD Bali saat ini solid. Di bawah kepemimpinan Dauh Wijana, diharapkan seluruh proses pembahasan regulasi di internal Fraksi Golkar DPRD Bali berjalan dengan baik. “Saya sekali lagi menegaskan Fraksi Golkar DPRD Bali solid. Agenda-agenda di DPRD Bali terkawal dengan baik, seperti pembahasan RUU tentang Provinsi Bali, Ranperda Desa Adat, dan RPJMD. Itu jelas sudah sikap kita mendukung seluruh program pemerintah,” katanya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali Dauh Wijana mengatakan Gus Pada tidak mengikuti rapat-rapat fraksi sebelumnya. Saat diajak foto bersama di Ruangan Fraksi Golkar usai sidang paripurna DPRD Bali, Senin lalu, Gus Pada datang terakhir dan pulang paling awal. “Kalau memang nggak mau foto bareng, kenapa hadir ke Ruangan Fraksi Golkar?” tanya Dauh Wijana, Kamis kemarin.

Dauh Wijana mengatakan Fraksi Golkar DPRD Bali solid. Kajadian dengan Gus Pada Kusuma bukanlah aksi nyeleneh sebagaimana ditudingkan. “Tidak ada bermaksud untuk yang lain, hanya mengambil dokumen saja saat itu,” tegas Dauh Wijana.

Lain lagi statemen Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Bali, IGK Kresna Budi yang notabene masih paman dari Gus Pada. Menurut Kresna Budi, sikap Gus Pada yang mengumbar kondisi internal fraksi ke media akan berujung peringatan keras. “Saya sayangkan Gus Pada begitu. Kami Fraksi Golkar akan peringatkan Gus Pada. Kalau ngomongin masalah kerakyatan dan program, silhkan ke media. Masalah internal fraksi ya bicara di internal saja. Tidak boleh sembarangan,” ujar Kresna Budi kepada NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin.

Gus Pada sendiri sebelumnya protes atas perlakuan terhadap Wayan Gunawan, yang digulingkan dari jabatan ketua fraksi dengan digantikan Dauh Wijana yang baru beberapa bulan duduk di Dewan. Alasannya, isu Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) untuk mencari Ketua DPD I Golkar Bali definitif sebetulnya sudah reda, namun Gunawa malah dilengserkan. Setelah pelengseran Gunawan, ada instruksi pose bersama semua anggota Fraksi Golkar DPRD Bali agar seolah-olah mereka kelihatan kompak.

“Kita Fraksi Golkar DPRD Bali sudah berusaha menahan diri dan tidak lagi memasalahkan pergantian kursi ketua ini. Tapi, kok ada lagi muncul perlakuan terhadap Pak Gunawan yang nyeleneh. Saya sempat protes hal ini dalam acara rapat internal Fraksi Golkar DPRD Bali kemarin,” ujar Gus Pada kepada NusaBali, Rabu (16/1) lalu.

Gus Pada menyebutkan, perlakuan nyeleneh itu menyangkut tindakan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, Dauh Wijana, yang meminta seluruh anggota fraksi untuk berpose bersama di Ruangan Fraksi Golkar DPRD Bali, seusai sidang paripurna Dewan, Senin siang. Konon, pose bersama itu atas perintah Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Pose bersama itu hanya untuk menunjukkan bahwa anggota Fraksi Golkar kompak.

“Kalau sudah diumumkan pergantian Ketua Fraksi Golkar di mana Pak Gunawan tak lagi menjabat, bagi saya itu sudah cukuplah. Jangan lagi pakai perintah pose bersama segala, kayak anak kecil. Ini justru ‘menganiaya’ Pak Gunawan lagi,” protes politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.

Gus Pada mengatakan, dirinya hanya hadir di Ruangan Fraksi Golkar. Dia tidak tahu kalau saat itu akan diajak pose bersama. “Awalnya disebut mau ada rapat Fraksi Golkar. Ternyata, hanya melaksanakan perintah berpose alias foto bersama supaya terlihat kompak. Ini menjebak. Kenapa harus merekayasa kayak gitu?” tanya Gus Pada. *nat

Komentar