nusabali

Digulung Ombak, Nelayan Menghilang

  • www.nusabali.com-digulung-ombak-nelayan-menghilang

Sang kakak yang bertahan diatas jukung itu berusaha untuk menyelamatkan korban. Namun, tidak bisa karena gelombang tinggi.

MANGUPURA, NusaBali

Seorang nelayan bernama Abdul Wahid, 37, dinyatakan menghilang setelah terjatuh dari jukung (sampan) saat memancing ikan diseputar perairan Benoa, Kuta Selatan, Minggu (13/1) sekitar pukul 14.00 Wita. Penyebab jatuhnya pria asal Madura tersebut yang kini tinggal di Jalan Baypass Ngurah Rai, Gang Karangsari itu karena terhempas gelombang tinggi. Sampai saat ini, petugas gabungan dari SAR masih berupaya melakukan pencarian jenazah korban.

Plh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Made Junetra menerangkan insiden jatuh dan menghilangnya nelayan tersebut berawal ketika memancing menggunakan jukung di sekitaran perairan yang berada tepat dibelakang Benoa Square. Korban saat itu memancing bersama kakaknya bernama Hafif, 40. Namun, saat berada di koordinat 8°45'37.22"S - 115°11'55.21"T, secara tiba-tiba gelombang tinggi datang dan menghempas jukung yang ditumpangi kakak beradik ini. "Seketika, korban Abdul Wahid, jatuh dari jukung dan langsung menghilang ditengah gulungan ombak," jelasnya, Senin (14/1) siang.

Sang kakak yang bertahan diatas jukung itu berusaha untuk menyelamatkam korban. Namun, tidak bisa terkendala gelombang tinggi. Kemudian, ia langsung kembali kedaratan dan menghubungi keluarganya prihal musibah itu. Nah, darisana, pihak keluarga meneruskan laporan ke SAR untuk melakukan pencarian. "Laporan masuk sekitar satu jam lebih pasca kejadian atau pukul 15.25 Wita. Sehingga, tim langsung dikerahkan ke TKP untuk melakukan penyisiran guna mencari korban," terangnya seraya mengakui tim SAR mulai melakukan penyisiran terhitung mulai pukul 16.00 Wita.

Upaya pencarian dengan mengerahkan kekuatan awal sebanyak 6 personel dibantu pihak keluarga dengan menggunakan satu unit Rigit Inflatable Boat (RIB 02) tidak membuahkan hasil. Kemudian dilakukan koordinasi dengan personil dari KN SAR Arjuna 229 serta tim dari potensi SAR lainnya ikut dikerahkan. Namun, pencarian hingga pukul 18.00 Wita itu tidak membuahkan hasil. "Karena terkendala gelombang tinggi dan kondisi sudah gelap, pencarian dihentikan sementara dan dilanjutkan pada Senin (14/1) pagi," imbuhnya.

Pencarian yang dimulai pada Senin pagi oleh petugas gabungan dan pihak keluarga dimulai pukul 07.00 Wita, dengan mengfokuskan operasi pada 4 area pencarian yang total luasnya mencapai 2.28 NM. Selain tim Basarnas Bali, pada 4 area pencarian tersebut juga akan melibatkan SRU laut dari Sabhara Polda Bali ( 1 unit rubber boat) dan Lanal Denpasar (1 unit rubber boat, 1 unit RIB). Operasi SAR juga didukung potensi SAR dari BPBD Kota Denpasar. "Namun, sampai sore ini, belum juga menemukan titik terang terkait kondisi korban itu," urainya.

Sehari sebelum hilangnya nelayan digulung ombak ini, Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Denpasar, Imam Faturahman, menghimbau kepada para nelayan agar lebih waspada menghadapi musim penghujan saat ini. Pasalnya, intensitas hujan yang disertai petir akan lebih sering terjadi. Selain itu, gelombang tinggi juga menjadi pemicu para nelayan tidak bisa melaut. Faturahman menjelaskan, perkiraan cuaca yang berlangsung tiga hari kedepan akan menujukan terjadinya intensitas hujan ringan hingga sedang. Hujan tersebut terjadi di Bali Tengah dan Bali Timur yang disertai dengan petir. Bahkan, tiupan angin juga diperkirakan pada titik 4 - 34 Km per jam. Dengan meningkatnya intensitas itu, diperkirakan terjadi gelombang di kawasan Bali Utara sekitar 0,25 sampai 1 meter, perairan Selatan Bali berkisaran 0,75 hingga 2 meter, Selat Bali berkisaran 0,25 hingga 2 meter, pun dengan Selat Lombok diperkirakan dari 0,25 hingga 2 meter. "Untuk itu, saya menghimbau agar Nelayan dan masyarakat lebih hati-hati karena kondisi cuaca dan gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari kedepan ini," terangnya belum lama ini. *dar, po

Komentar